ILham dengan lancang memegang dagu Zira yang mitode nya adalah adik iparnya. gadis yang menggantikan Zila (sodara kembar zira) untuk menikah dengannya tanpa yang lainnya sadari.
"Bagaimana jika kita selingkuh saja... seperti nya kau lebih menarik dari pada kakak mu Zila" Kata ILham yang sudah mengetahui jika wanita di hadapannya itu adalah istrinya yang menyamar jadi Zila. ILham memang berniat kembali mengerjai istrinya yang belum sadar jika dia sudah ketahuan.
" I I itu tidak baik.. selingkuh itu dosa.. lagi pula anda sudah memiliki dua istri" kata Zira terbata Bata menolak tangan ILham yang memegang dagunya. Zira ingin sekali menonjok wajah ILham jika dia tidak mengingat ILham adalah suaminya.
Aku ingin menonjok wajah Dinginnya itu. batin Zira.
Masih bertahan ternyata dengan permainan mu.. baik lah istri ku.. mari di teruskan untuk bermain main. Batin ILham menatap Zira sambil menarik tipis sudut bibir kanannya di wajah Dinginnya yang tidak di sadari oleh Zira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
saling salah faham
Keesokkan harinya Aara dan Aggam benar benar mendatangi rumah ustadz Sulaiman. Tadinya Aara sudah menghubungi Zahra jika mereka ingin mengunjungi rumah mereka di sore hari. Aara meminta nombor Ponsel Zahra dengan Ayuna sahabat Zahra.
" Assalamualaikum.. " Salam Aara pada Zahra yang sudah menunggu kedatangan mereka.
" Waalaikumussalam.. mari masuk " kata Zahra ramah pada Aara dan Aggam. Ustadz Sulaiman juga tersenyum pada Aggam. Aggam membalas senyuman ustadz Sulaiman. Aggam memang sudah tidak cemburu lagi pada ustadz Sulaiman seperti dulu.
Sulaiman dan Zahra sebenarnya tidak tau mengapa Aggam dan Aara ingin berkunjung ke rumah mereka secara Tiba Tiba. Kalau Ayuna dan Bima sudah biasa, karena Kenan juga sering di rumah ustadz Sulaiman jika Alzam datang dari Mesir. Alzam dan Kenan memang bersahabat. Dan Aara juga tidak memberi tau kan niat mereka ingin berkunjung.
Zahra dan suaminya serta Aggam dan Aara sudah duduk di ruang tengah. Zahra juga tidak lupa menghidang kan beberapa hidangan buat tamu tamunya.
" Maaf pak ustadz, aku langsung ke intinya saja. Sebentar nya Niat kedatangan kami ke sini ingin melamar salah satu putri kembar Pak ustadz untuk putra tertua kami" Kata Aggam sopan sambil tersenyum.
Ustadz Sulaiman menyerjit" Maaf, bukannya putra tertua Anda sudah menikah" Tanya Ustadz Sulaiman.
Aggam mengangguk dan memberitahu kan jika anak nya berniat menikah lagi. Aggam juga berkata Bukan nya poligami itu di benar kan dalam Islam, jadi tidak salah kan jika Laki laki ingin menikah lagi. Tergantung Ustadz mau menerima lamaran kami atau bagaimana. Seperti itu lah kira kira perkataan Aggam pada ustadz Sulaiman.
Ustadz Sulaiman terdiam sebentar, karena dia juga tidak berani memutuskan apa apa, Jika anak tertua Aggam belum menikah ustadz Sulaiman mungkin berani menerima lamaran Aggam, tapi karena sudah menikah dia tidak berani mengambil keputusan sendiri. Bagi ustadz Sulaiman hidup di madu itu sangat tidak mudah, apa lagi dia sangat menyayangi kedua dua putri.
Menarik nafas berat." Anda ingin melamar putri ku yang mana. " Tanya Ustadz Sulaiman.
"Bagaimana jika yang tua saja.. agar tidak di langkahi" Nimbrung Aara.
Sulaiman kembali terdiam begitu pun dengan Zahra yang merasa sangat keberatan jika salah satu putri nya harus di madu. Tapi dalam masa yang sama ustadz Sulaiman dan Zahra juga berfikir jika hak mereka itu hanya menjaga dan membesarkan anak anaknya, selebihnya tergantung dari ketentuan Allah yang mengatur semuanya.
" Bagaimana jika kita tunggu sebentar.. aku juga tidak berani memutuskan nya. Sepertinya sebentar lagi mereka berdua akan tiba." Saran ustadz Sulaiman di setujui Aggam dan Aara.
Mereka pun berbincang bincang kosong sambil menunggu anak anaknya. Tidak berapa lama terdengar suara Zila dan Zira yang memberi salam.
"Eh, paman Aggam, Tante Aara" Kata Zila dan Zira bersamaan sambil menyalami mereka berempat. Aggam dan Aara tersenyum pada Zira dan Zila.
" Kalian sudah menutup Cafe " Tanya Zahra saat anak anaknya mencium punggung tangan nya.
" Ya Umma, tadi kan Umma suruh tutup Awal" jawab Zira.
" Umma, aku mau ganti pakaian dulu ya, setelah itu aku juga pamit sebentar mau keluar menemui Nana (Adik Kenan) " Kata Zila terlihat buru buru.
" Tapi ada yang ingin Abi katakan sayang.." Timpal Sulaiman pada Zila.
" Sebentar ya Abi, aku buru buru soalnya. paman, Tante, aku pamit ke atas dulu ya" Kata Zila tersenyum di balik cadarnya buru buru dan langsung berlari ke lantai atas.
hanya saja separuh separuh
itu ceritanya zila sama kenan gimana ko ada lanjutan nya
..
jadi harus pindah pindah cerita
klo RS swasta, sekarang di tingkat kecamatan udah ada. ya wlo pun gak semua kecamatan ada