Apakah masih ada cinta sejati di dunia ini?
Mengingat hidup itu tak cuma butuh modal cinta saja. Tapi juga butuh harta.
Lalu apa jadinya, jika ternyata harta justru mengalahkan rasa cinta yang telah dibangun cukup lama?
Memilih bertahan atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Beristri dua
Doni segera menghampiri wanita yang beberapa hari ini mulai mencuri hatinya.
"Maaf ya lama menunggu." ucap Doni sembari menghempaskan tubuhnya di kursi.
"Tidak apa-apa mas. Siapa yang menelepon kamu tadi mas?"
"Saudara ku, ia mau pinjam uang untuk membayar sekolah. Karena tak tega, ya sudah aku transfer saja 3 juta. Sekalian untuk biaya hidup mereka." dusta Doni dengan entengnya. Tapi berhasil membuat senyum wanita dihadapannya mengembang sempurna.
"Ternyata kamu sangat menyayangi dan peduli dengan keluarga mu ya mas." puji wanita itu lagi.
"Iya Sis, aku memang memiliki sifat tidak tegaan."
"Hati-hati lho mas, takutnya kebaikan mu bisa dimanfaatkan oleh orang-orang di dekat mu." ucap wanita yang akrab di panggil Siska itu, sambil terkekeh kecil.
Senyumnya mampu memicu adrenalin Doni. Sehingga membuat laki-laki menggenggam tangan Siska.
"Terima kasih ya sudah mau menjadi temanku." ucapnya sambil menatap wajah cantik Siska tanpa kedip.
Siska tersenyum malu sambil mengangguk. Keduanya melanjutkan makan siangnya sambil bercakap-cakap tentang banyak hal.
Dan setelah habis, mereka mengendarai mobil masing-masing menuju kantor tempat mereka bekerja.
"Hah, sudah jam setengah 2. Gawat nih kalau sampai ketahuan asisten bos, telat masuk kantor." gumam Doni ketika melihat jam pergelangan tangannya menunjuk ke tengah antara angka satu dan dua.
Bergegas ia mempercepat langkahnya menuju kantor.
"Woi, darimana saja sih? Jam segini baru balik." ucap Adi sambil menepuk bahu Doni.
Temannya itu langsung terlonjak kaget, karena baru saja menghempaskan tubuhnya di tempat duduk, dan mendapatkan tepukan yang kuat seperti itu.
"Hah! Kamu selalu saja mengagetkan ku." ucap Doni dengan bersungut-sungut kesal.
Doni kembali menyalakan komputernya dan menyelesaikan pekerjaannya. Sambil bekerja ia berbalas pesan dengan Siska. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Saatnya mereka pulang.
Doni melajukan mobilnya menuju rumahnya sendiri. Sesampainya di rumah, ia duduk sambil melepaskan sepatunya.
"Don, bagaimana ini jadinya. Pesta pernikahan di rumah ini sebentar lagi di gelar lho. Ibu ngga mau punya menantu buruk rupa dan cacat." keluh bu Mirna.
Doni menghela nafas panjang sambil berpikir. Dirinya juga malu jika harus bersanding dengan wanita berwajah buruk rupa dan cacat.
Apalagi jika harus berada di sampingnya dan mengurusnya selama satu tahun. Bisa-bisa senjatanya seperti daun yang layu.
Akhirnya ia mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan sebuah foto pada ibunya.
"Wow, cantik banget Don." puji Bu Mirna dengan mata yang membulat.
"Dia ini siapa?"
"Dia ini namanya Siska bu. Seminggu yang lalu kita kenalan. Dan tadi siang kita ketemuan. Orangnya memang beneran cantik, dan wangi."
"Terus apa hubungannya foto Siska dengan pesta pernikahan mu."
"Bagaimana Siska yang menggantikan Mala saat pesta pernikahan."
"Apa! Ibu ngga salah dengar?" Bu Mirna membulatkan matanya mendengar usulan putra semata wayangnya.
"Mana mungkin Siska mau kalau cuma dijadikan istri di atas pelaminan saja. Kalau ibu jadi Siska, jelas ku tolak mentah-mentah permintaan konyol mu itu."
"Ah ibu koneknya lambat. Seperti signal handphone di daerah pegunungan."
"Maksud mu?"
"Karena Siska cantik dan baik, sekalian aja aku jadiin istri. Sepertinya dia juga anak orang kaya. Tadi saja pakai mobil bagus waktu ketemuan."
"Hah, jadi kamu mau punya dua istri?" Bu Mirna kembali membulatkan kedua matanya. Dan Doni mengangguk sambil tersenyum jumawa.
"Memangnya kamu sanggup menafkahi dua orang istri?"
"Ibu, ibu. Semua itu mudah di atur." Doni menjentikkan ujung jari kelingkingnya.
"Aku bisa minta uang pada Mala untuk mencukupi kebutuhan kita." dengan percaya dirinya Doni berkata.
"Ah, betul itu Don." Bu Mirna mengangguk setuju.
Tiga bulan yang lalu Doni berkenalan Mala. Kebetulan Doni dan team mengikuti rapat yang diadakan di perusahaan papanya Mala.
Awal mulanya Doni sangat tertarik melihat kecantikan Mala. Dan ketika melihat Mala adalah anak direktur utama perusahaan itu, ia semakin gencar mendekati gadis itu.
Ia berharap bisa menjadi direktur utama di perusahaan papanya Mala. Mengingat Mala adalah seorang anak tunggal.
Dimana ketika kedua orang tuanya meninggal, maka otomatis seluruh harta warisan akan jatuh ke tangan anaknya. Dan pastinya suaminya juga akan kecipratan hartanya yang berlimpah ruah.
Berbagai cara ia lakukan untuk mendapatkan perhatian Mala. Dan akhirnya ia berhasil menjadi suaminya.
Baru satu Minggu menjadi suami Mala. Doni diberi oleh papanya Mala sebuah mobil untuk mengantar Mala jika ingin bepergian.
Tidak hanya itu saja, keluarga Mala yang memang jauh lebih kaya dari Doni siap untuk membayar seluruh biaya pesta pernikahan yang akan dilaksanakan di kediaman Doni.
Pesta pernikahan harus diadakan di tempat kedua belah pihak, agar para tetangga turut menjadi saksi kebahagiaan mereka.
Kala itu, papa dan mama Mala sangat senang ketika Doni melamar anaknya untuk di persunting. Karena laki-laki itu terlihat tulus mencintai anaknya yang sudah berumur 25 tahun.
. y.. benar si kata Mahes klo pun hamidun lg kan ada suami yg tanggung jawab,... 😀😀😀
alhmdulilah akhirnya, Doni dan Siska bisa bersatu, nie berkat mbak ipah jg Doni dan Siska menyatu... d tunggu hari bahagianya... 🥰🥰🥰👍👍👍
tebar terus kebaikanmu... Siska, bu Mirna dan Doni syng padamu, apalagi Allah yg menyukai hambanya selalu bersyukur... 😘😘😘😘
nie yg akhirnya d tunggu, masya Allah kamu benar 2 sudah beetaubat nasuha, dan kini kamu bahkan membiayai perobatan bu Mirna dan jg menjaganya... tetaplah istiqomah Siska... 👍👍👍😘😘😘