Joya milandra seorang gadis yang masih remaja harus menahan sakit hati karena dia tidak dicintai oleh mamanya bahkan dianggap pembawa sial.
Dia di jual oleh mamanya pada seorang pria gendut tua yang ternyata juga menjualnya pada orang lain.
Bagaimana kah kelanjutan kisah nya yuk saksikan terus dengan judul Gadis kecil milik Tuan CEO.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sry Sry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7.Air mata yang mengering.
''Tidak..''Joya berteriak lantang dia harus melawan setidak nya itulah yang ada dalam hatinya saat ini entah itu berhasil atau justru akan membuatnya kehilangan nyawa nya Joya sudah tidak peduli saat ini yang harus lakukan adalah mencoba memberontak atas sikap semena mena mamanya padanya.
Miranda menghentikan langkah nya alisnya berkerut tidak menyangka jika Joya berani berkata tidak dengan sangat keras.Begitu juga bi Minah dia tampak membuka lebar matanya mendangar penolakan Joya dalam.hatinya merasa senang sekaligus khawatir dengan keselamatan majikan muda nya ini.
''Kamu bilang apa?''Tanya Miranda dengan nada sangat dingin bahkan tidak ada ekspresi apapun di wajah nya.''Coba ulangi!!''Tambah nya.
Joya sedikit gemetar melihat tatapan mata mamanya yang sangat menakutkan tapi jika tidak sekarang maka mamanya akan terus menyiksanya belum terlambat untuk menolak mamanya.
''Joya bilang TIDAK.Ini hidup Joya sudah cukup mama memperlakukan Joya seperti binatang,bahkan binatang pun tak akan memakan anak nya sendiri tapi mama lebih buruk dari itu!''Entah mendapat keberanian dari mana Joya berani meneriaki mamanya seperti itu.
Miranda tak bergeming dia hanya diam mendengarkan apa yang akan di katakan Joya biarlah anggap saja Miranda sedang mendengar keluhan yang selama ini tidak bisa di ungkapkan Joya untuk nya.
''Sudah?''Tanya Miranda masih tanpa ekspresi apa apa.
Bi Minah meremas tangan Joya berharap gadis cantik itu tidak mengatakan apapun lagi pada mamanya yang justru akan membuat nya semakin menderita.
Joya tidak sempat berpikir atau mengatakan apa apa lagi saat Joya mendengar mamanya berkata.
''Seret dia dan jauhkan dari rumah ku!''
Mata Joya membelalak lebar sedikit pun mamanya tidak punya hati nurani.
''Jangan Nyonya kasihan Non Joya!''Ratap bi Minah memohon pada Miranda.
''Baiklah asal kau mau menukarnya dengan anakmu!''Ucap Miranda dengan tenang nya.
Bi Minah beringsut itu tidak mungkin ditatapnya Joya yang diam saat kedua tangan nya di cekal dua orang asing.
''Lepaskan tangan ku.Aku akan ikut dengan kalian tanpa memberontak!''Sebuah kalimat yang sangat aneh terdengar dari mulut Joya, tenang sangat tenang.
Kedua pria itu pun saling melempar pandangan lalu mengangguk satu sama lain dan melepaskan cekalan mereka.
Joya berbalik menatap tajam pada mamanya hal yang tidak pernah dilakukan Joya selama hidupnya tapi kali ini dia sudah membulatkan tekad nya.
Miranda menatap manik mata Joya yang kembali mengingatkan nya pada pria cinta pertama sekaligus pria yang sudah menghancurkan seluruh hidupnya.
''Setelah ini semua hutang ku padamu sudah lunas Nyonya.''Ucap Joya dengan mata yang langsung tertuju pada mata Miranda
Miranda sedikit merasa getaran aneh di hatinya saat Joya tidak memanggilnya mama padahal sudah sering Joya memanggilnya dengan sebutan serupa tapi kali ini entah kenapa rasanya sedikit sakit.
''Satu lagi Nyonya ini adalah keputusan yang kau buat sendiri jadi ingat jangan pernah menyesalinya!Saat aku sudah keluar dari rumah ini karena kau menjualku maka di masa depan jangan pernah berani menatap ku atau pun menyebutku sebagai putrimu lagi!Sekalipun kau berlutut di kaki ku maka itu tidak akan berarti apa apa.''Ucap Joya sebelum akhirnya dia melangkah kan kaki nya pergi dari rumah Miranda yang diikuti dua orang pria asing di belakang nya tidak terlihat seperti Joya yang di jual tetapi seperti seorang Nona yang di ikuti dua bodyguard.
Miranda tidak mengatakan apapun,hatinya mulai merasakan kekosongan apakah hadir nya Joya berpengaruh pada kehidupan nya selama ini atau dia hanya belum terbiasa saja.Entahlah.
Bi Minah masih menangis di tempat nya,mungkin setelah ini dia akan keluar dari pekerjaan ini karena tidak sanggup bekerja pada wanita yang tega menjual anaknya hanya karwna dendam pada pria penyjmbang benih di rahimnya.Sungguh terlalu.
Sepanjang perjalanan Joya hanya diam,bahkan tidak menangis sama sekali mungkin dia sudah menghabiskan air matanya selama ini di rumah mamanya,dia tidak tahu hidup apa yang akan dijalaninya nanti tapi apalagi hidupnya sudah mati sekarang hanya raga nya saja yang masih bisa bergerak.
Kedua pria asing itu hanya melirik sekilas Joya yang tidak bergeming tapi apa peduli mereka walau mereka merasa sedikit iba tapi ini sudah menjadi tugas mereka dan mereka mendapat imbalan untuk itu.
''Kita sudah sampai.''Ucapan salah seorang pria membuyarkan lamunan Joya yang melanglang buana.
Tanpa menunggu Joya membuka pintu dan turun dari mobil itu.Pria asing itu hanya melihat saja dan saling pandang justru hal ini membuat mereka semakin tidak tega,mereka juga mempunyai anak walau masih kecil.
''Masuklah bos sudah menunggu mu di dalam sana.''
Sama tanpa mengatakan apapun Joya melangkah dengan kaki telanjang nya dan membuka pintu sebuah rumah yang cukup besar dan bagus.
Mata nya memindai setiap sudut rumah bagus itu,lantainya sangat dingin dan bersih bahkan Joya sedikit ragu untuk menginjak nya takut jika lantai itu akan kotor nantinya.
''Sebelah sini!''Ucap salah seorang pria yang membawanya tadi,tidak ada bentakan atau pun kata kata kasar sejauh ini karena Joya sangat menurut mungkin dia merasa hidupnya sudah berakhir dan tidak ada guna nya melawan.
Dengan langkah pelan dan hati hati Joya mengikuti kedua pria itu tapi matanya tetap melihat ke sekeliling dengan pandangan takjub.
Tokkkk...Tokk....
Suara ketukan membuyarkan lamunan Joya,entah kenapa kali ini jantung nya berdegub cukup kencang karena akan bertemu orang yang sudah membeli nya.
Pintu terbuka perlahan, mata Joya mengintip sedikit ke dalam terlihat seorang pria berumur disana perut buncit nya .
''Astaga apa pria ini yang sudah membeli ku.Benar benar..Mama menjual ku pada pria yang sudah setua papaku.Tidak kah dia bisa mencari pria yang sedikit muda dan tampan?''Batin Joya yang tidak habis pikir dengan mama nya yang bahkan menjual dirinya saja dia tidak memilih yang baik bukan pria berperut buncit seperti ini.
''Dia sudah disini bos.''
''Bawa dia masuk!!''
Dengan gerakan tangan ringan Joya tahu jika dirinya di minta untuk masuk ke dalam ruangan itu.Jantung nya semakin berdebar bagaimana jika ternyata pria itu akan menjadikan nya istri simpanan atau membawa nya ke tempat bordil dan menjadikan nya wanita panggilan.
''Tidak..Tidak...''Gumam Joya pelan.
Semua orang melihat Joya yang menggelengkan kepalanya pelan merasa aneh apalagi kedua pria yang membawa nya karena sejak tadi Joya tidak mengatakan apapun.
''Dia gadis itu Tuan..''
Tomi pria berperut buncit itu menatap Joya dari bawah sampai atas.Kulit putih rambut lurus panjang sepunggung wajah yang cantik dan mata nya sangat memikat.
''Aku seperti pernah melihat mu!''Ucap Tomi tiba tiba.