Sekian lama Rion menderita karena selalu saja kerasukan setiap saat, mau itu siang atau pun malam maka setan terus saja merusak tubuh anak laki laki ini. bahkan Rion sampai berpikir untuk bunuh diri saja, sangking lelah nya dengan hidup yang selalu di rasuki setan.
Namun seorang wanita bernama Purnama berjuang keras untuk membuang setan yang ada di tubuh Rion, dia tidak sendirian karena ada adik nya juga yang membantu.
Mampu kah Purnama membuang iblis di tubuh Rion?
Atau justru Purnama malah gagal dan Rion harus meninggal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. berjalan di atas genteng
Manda mengusap perut yang terasa begitu sesak karena dia memang sudah mau melahirkan di usia kandungan yang telah genap dan mungkin hanya tinggal menghitung hari saja untuk lahiran sang buah hati, tapi mendekati hari kelahiran ini Manda bukannya justru senang tapi dia semakin khawatir karena terus saja mendengar bahwa Rion yang kerasukan ingin darah bayi.
Dalam hati Manda sudah ada berbagai macam firasat yang membuat dia semakin cemas tidak karuan, rasa ingin pulang ke rumah orang tua yang ada di kota namun orang tua juga sangat sibuk sehingga pasti kurang bisa mengurus Manda yang sebentar lagi akan segera melahirkan anak tersebut.
Tapi bila terus saja ada di sini maka hati Manda tidak bisa tenang karena dia takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada dia dan juga sang anak, mereka tinggal di pulau dan Manda yakin bahwa penghuni Pulau ini berbagai macam bentuk dan tentu saja salah satunya adalah iblis yang merasuki tubuh Rion.
Ada rasa takut mengingat bahwa dulu mungkin saja Bu Ratih ketika melahirkan Rion tentu dia tidak akan pernah kepikiran bahwa sang anak bisa menjadi seperti ini sekarang, Manda khawatir bila nanti sang anak juga mengalami nasib yang sama seperti Rion yaitu sering kerasukan oleh arwah yang tidak pernah dia ketahui.
Memang semakin mendekati hari kelahiran maka semakin banyak juga pikiran yang muncul di hati wanita muda ini karena membuat dia semakin tidak bisa mengendalikan diri dan tensi tentu saja akan naik terus bila Manda tidak pernah bisa menenangkan diri seperti ini, memang harus memiliki ketenangan bila sudah mendekati hari kelahiran.
Sudah berusaha juga agar tetap tenang karena biar bagaimana pun Manda tidak ingin bila dia terus saja berpikiran buruk dan nanti saat melahirkan justru nasib yang jauh lebih parah akan datang kepada dia, ini rasa mules sudah selalu saja timbul dan yang paling Manda takuti dia merasa ngeri bila nanti melahirkan di malam hari.
"Kenapa?" Surya mendekati Manda yang mulai terlihat gelisah.
"Perut ku rasanya sakit sekali sekarang." Manda meringis sambil mengusap perut yang buncit besar itu.
"Apa ku panggil saja sekarang ya Mak paraji biar membantu kamu?" tawar Surya kepada Manda.
"Boleh lah, aku juga sudah mulai mengeluarkan flek seperti ini jadi takut kalau mungkin saja malam ini akan segera melahirkan." Manda mengangguk setuju.
"Ya Allah kalau saja kita kembali tinggal di desa atau di kota maka tidak akan sulit seperti ini ya?" Surya mulai menyesali soal kepergian dia dari kampung.
"Sudah, aku tahu kamu masih trauma dengan kampung itu sehingga tidak mungkin bisa pulang." Manda memahami sifat sang suami.
Surya memang masih mengalami rasa trauma ketika dia mendapati kampung yang dulu dia tinggali bersama sang istri telah mengalami banyak hal mengerikan, jadi Surya dan Manda memutuskan untuk tinggal di pulau ini saja agar mendapat ketenangan dan juga tidak mendapat gangguan gaib.
Tapi ternyata di Pulau ini masih ada juga yang mengganggu dia dengan hal gaib seperti itu sehingga membuat Surya merasa bingung harus bagaimana, dulu teror yang paling membuat Surya merasa merinding adalah kuntilanak merah dan Dia memutuskan berhenti dari pekerjaan menjadi penjaga rel kereta api.
"Mas keluar dulu dan ini ada Sari yang akan menemani kamu ya." Surya memang harus segera keluar memanggil Mak paraji.
"Sari jangan jauh dari aku karena aku takut." Manda memang memiliki ketakutan yang sangat besar.
"Tenang aku akan menemani kamu di sini, kamu cepat pergi dan jangan pernah mau bila ketemu Mak paraji di tengah jalan." Sari memberi pesan kepada Surya.
"Iya, aku akan mencari Mak paraji yang di rumah dan akan segera pulang." Surya bergegas mengambil senter karena dia harus mencari dukun bayi.
"Hati hati ya, Mas!" Manda takut juga bila nanti Surya akan mendapat masalah di tengah jalan.
Sari segera menutup pintu rumah karena dia juga mulai memiliki perasaan cemas saat menemani wanita yang akan melahirkan seperti ini, cepat Sari mengambil selimut untuk menutupi bagian bawah Manda yang mulai mengeluarkan air karena mungkin saja sekarang sudah mulai pembukaan dari jalan lahir agar sang bayi bisa segera keluar.
"Mau minum dulu atau tidak?" Sari yang berusia jauh lebih tua dari Manda jelas memiliki sifat yang lebih kalem dan perhatian.
"Enggak, aku mau buang air kecil rasanya." Manda berusaha untuk bangkit dan berjalan karena sesak ingin buang air kecil.
"Ayo cepat aku temani kalau mau buang air kecil." Sari memapah Manda yang memang agak sulit untuk bangkit karena perut yang dia miliki begitu besar.
Dak, Dak.
Manda menatap Sari ketika dari atas seng rumah dia terdengar suara seperti orang yang tengah berjalan cepat, namun Sari berusaha mengabaikan hal itu karena nanti bila semakin dipikirkan justru akan semakin membuat hati mereka terasa sangat takut, padahal memang barusan dia mendengar ada suara orang yang berjalan di atas genteng rumah.
"Jangan berisik dan sebaiknya diam saja karena nanti kita juga tidak tahu apa yang sudah datang itu." Sari memberi pesan kepada Manda.
"Aku takut, Mbak." Manda memegang erat tangan Sari karena dia mulai memiliki perasaan takut yang semakin besar.
"Berdoa pada Allah agar kita selalu di lindungi dan anak yang di dalam kandungan kamu lahir dengan selamat juga." ujar Sari begitu lembut.
"Ya Allah aku takut sekali sekarang." Manda mengusap wajah yang terlihat sangat pucat.
"Cepat aku tunggu depan sini ya kalau kamu pipis." Sari menunggu di depan pintu kamar mandi karena dia juga takut ada sesuatu terjadi pada Manda.
Manda segera berjongkok untuk buang air kecil karena memang terasa begitu sesak dan juga penuh pada kandung kemih, tapi ternyata itu semua hanya karena tekanan dari sang bayi dan seolah anak yang ada di dalam perut sedang mencari jalan keluar sehingga Manda terasa ingin kencing terus.
"Banyak sekali, tapi aku terasa tidak sedang pipis." Manda segera menyiram air yang dia keluarkan barusan.
"Aduh jangan-jangan malah kamu sudah pecah ketuban ini." Sari kembali memapah Manda agar kembali rebahan di bagian ruang tamu.
"Bisa jadi karena sekarang tambah sesak saja perutku bagian bawah." angguk Manda.
Sari walau seorang janda tapi dia tidak pernah mengalami melahirkan seperti ini sehingga pengalaman untuk melahirkan tentu saja tidak ada di dalam diri janda tersebut, mereka sama-sama belum pernah melahirkan sehingga rasa bingung dan cemas sangat besar di dalam hati.
Selamat siang besti, jangan lupa like dan komennya.
bikin gemes
bisa ganggu pasien lain
heee siluman takut jarum suntik 😄😄