Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Ratna menggelengkan kepalanya, dia tidak habis pikir ada lelaki Mokondo tidak jelas seperti itu bisa membuat sahabatnya ini jatuh cinta dan bodoh sampai mau saja dimanfaatkan dan menuruti semua keinginannya.
"Syukurlah kalau kamu lepas dari lelaki seperti itu, dia tak pantas untuk menjadi suamimu, kamu terlalu baik untuk orang seperti itu".
Wina hanya bisa menghela nafas, dia tahu inilah kebodohannya karena bisa jatuh cinta dengan lelaki model Reno yang suka memanfaatkan orang.
"Ya walau terlambat setidaknya aku sudah sadar, lagian aku sudah mendapatkan kembali yang dia ambil, tunggu saja, akan kubuat dia kembali ke tempat asalnya sebenarnya" Ucap Wina dengan senyuman misterius.
Ratna tersenyum tipis, dia tahu seperti apa sahabatnya ini, jika dia sudah bertindak maka jangan berharap kau bisa lepas, dia akan menghancurkan mu sampai tak bisa bangkit.
"Tapi bagaimana dengan Wira, biar bagaimanapun Reno itu ayahnya".
" Dia sudah terbiasa tanpa ayahnya sejak kecil, Reno tak pernah ada dan memberi perhatian kepada anaknya, lagian Wira sendiri yang tidak mau bersama ayahnya".
Wajah Wina berubah sendu mengingat betapa anaknya selalu berusaha mencari perhatian ayahnya, dan akhirnya dia menyerah karena tahu semua yang dia lakukan sia-sia semata.
"Baguslah jika seperti itu, itu tidak terlalu membuatmu berat untuk berpisah apalagi memang dia lelaki yang tak pantas untuk dipertahankan".
Wina mengangguk membenarkan perkataan sahabatnya itu, dia susah sangat mantap untuk berpisah dari Reno.
"Kamu pulang saja, biar aku yang bawah mobilmu pulang supaya manusia itu tidak tahu kamu tinggal dimana, aku yakin dia pasti mengikuti mobilmu".
"Iya kamu bawah saja, aku sudah besan mobil online untuk pulang, kamu duluan aja, bentar lagi mobilnya sampai, nanti Reno curiga".
Ratna mengangguk kemudian pergi dari sana segera berjalan ke mobil sahabatnya untuk pulang sedangkan Wina masih setia berdiri melipat kedua tangannya menatap jalanan.
Dia tersenyum tipis melihat mobil Reno ternyata mengikuti mobilnya seperti perkiraannya tadi.
"Selamat tertipu tuan Reno". Sinisnya kemudian memasuki mobil online yang dia pesan karena sudah datang.
Sedangkan Reno yang tadi diusir masih bertahan di mobilnya untuk menunggu mobil istrinya keluar dan mengikutinya, dia tidak tahu saja jika yang membawa mobil itu adalah orang lain bukan istrinya.
"Aku tidak akan melepaskan kamu Wina, jika hartamu tidak bisa kumiliki maka aku tidak akan membiarkan kamu hidup". Ucapnya sambil terus mengikuti mobil Wina dari belakang.
Reno segera menyalip mobil itu kemudian menahannya, dia tidak akan tinggal diam seperti ini lagi.
"Wina buka pintunya, kita harus bicara, tidak akan kubiarkan kamu pergi begitu saja". Reno menggedor pintu kaca mobil Wina dengan keras.
Wajahnya langsung pias dan pucat begitu melihat siapa yang ada didalam mobil sang istri begitu kaca mobil diturunkan.
"Kau ini mau mencari mati yah, jangan ajak-ajak orang dong, dasar menyebalkan". Ketus Ratna melihat wajah Reno yang kini seperti disiram air dingin.
"Kenapa bisa kamu membawa mobil Wina, kemana dia, suruh dia keluar, aku ingin bicara dengannya". Ucapnya dengan tegas dengan amarah tertahan.
"Dia tidak ada disini, lagian yah, ini sudah jadi mobilku karena aku membelinya dari Wina jadi tidak ada urusannya dengan mu, pergi kamu". Ketus Ratna dengan kesal.
Walau dia sudah memprediksi hal ini tetap saja dia kesal setengah mati karena dia hampir menabrak mobil Reno tadi.
Ya Reno tadinya mengambil mobil rental karena ingin mengikuti istrinya, mobilnya sudah diambil oleh istrinya jadi untuk mengikuti dan tahu dimana tempat tinggalnya dia menyewanya
Dia mengeram kesal karena tidak berhasil mendapatkan istrinya malah perempuan yang selalu memusuhi dirinya sejak dirinya menikah dengan Wina.
"Saya tidak ada urusan dengan mu tetapi dengan Wina, berhenti ikut campur permasalahan keluarga kecilku kalau tidak, maka kau akan menyesal" Ancam Reno dnegan tegas dan penuh intimidasi.
Ratna tertawa pelan, melihat Reno sangat frustasi seperti ini membuatnya sangat senang karena sudah menyakiti sahabatnya.
"Tapi kau menghadang mobilku, Wina tidak ada disini, dia tadi sudah pulang dan membawa mobil lainnya, dia bukan kau yang tidak punya apa-apa dan hanya jadi parasit dan benalu pad sorang lain, cowok kok tidak modal banget". Umpatnya dengan senyuman sinis.
Ratna kembali menutup kaca mobil kemudian memundurkan mobilnya dan meninggalkan Reno yang berdiri kaki melihat kepergiannya.
"Makan tu lelaki tidak tahu diri". Jengkel Ratna yang kini telah melewati Reno yang masih berdiri di sisi mobil rentak itu.
Tangannya mengepal penuh amarah, dia tidak terima ada yang menghinanya seperti ini, apalagi hanya seorang bawahan yang tidak tahu diri.
"Lihat saja Ratna, kau juga akan ku lenyapkan lebih dulu sebelum Wina agar Wina tak punya orang yang bisa melindunginya". Seringai dirinya menatap tajam mobil itu dengan pelan.
Ratna yang belum jauh kini menatap Reno melalui kaca spion, dia tahu jika lelaki sialan itu akan mempersiapkan kejutan untuknya.
Wina yang kini berada di rumahnya tengah bercanda ria dengan sang anak dan juga pengasuhnya.
"Anak bunda tidak nakal kan hari ini?? ". Tanya pada sang anak saat dia membelai kepalanya.
"Tidak dong bunda, bagaimana pekerjaan bunda hari ini?? ". Tanyanya dengan antusias.
"Baik kok nak, bagaimana tadi disekolah kamu?? ".
"Semuanya aman bunda, cuma tadi ada acara khusus ayah dan anak, tapi aku katakan pada ibu guru kalau ayah tidak akan datang karena dia sedang sibuk, jadi tidak masalah".
Wina tersenyum sendu pada sang anak, dia masih kecil dan harus merasakan hal seperti ini, bukan karena tidak punya ayah tapi ayahnya memang manusia tidak tahu diri.
"Kamu tidak apa-apa dengan semua ini nak, rencananya bunda dan ayah akan berpisah, bunda khawatir kamu tidak akan menerimanya".
Wira memang teman curhat sekaligus teman berbagi masalah untuknya, anaknya memang berbeda dengan nak lain, anaknya ini cukup dewasa dalam menentukan beberapa hal dari kehidupannya sendiri.
"Itu terserah bunda, lebih baik bunda melepaskan ayah karena ayah juga tidak pernah menyayangi bunda, belum lagi nenek dan tante yang selalu mencari gara-gara dan minta uang kepada bunda, kasian bunda".
Mata Wina berkaca-kaca, anaknya ini sangat pengertian dan juga tahu dimana bisa menempatkan diri.
"Tapi bunda kepikiran kamu nak, biar bagaimanapun Ayahmu tatap orangtuamu, sesalah apapun dia, kamu tidak bisa menghapus garis takdir itu".
"Tidak apa bunda, aku sudah terbiasa tanpa ayah bersamaku sejak kecil, dia seperti tak pernah menyukai aku jadi untuk apa aku mencari perhatiannya seperti dulu??, bukankah itu buat lelah dan hanya bikin sakit hati??".
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️