Harap bijak dalam memilih bacaan.!!!
Namanya Jingga, sama seperti senja yang memiliki arti keindahan dan kebaikan yang tidak perlu di suarakan. Di pertemukan dengan seorang pria bernama Arkana, pria yang haus akan pujian dan selalu hidup dalam kepalsuan.
Pertemuan mereka seperti takdir yang telah di tentukan oleh tuhan, kehadiran Jingga berhasil merusak topeng Arkana dan mengisi hatinya yang kosong dengan penuh cinta.
Arkana sadar bahwa Jingga telah mengajarkan bahwa kebaikan dan keindahan tidak perlu diumbar. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai.
Tetap saksikan kelanjutan dari kisah Jingga & Arkana, jangan lupa jadikan favorite dan berikan lima bintang beserta dengan ulasan terbaik dari kalian. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idtx_x, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil Dari Honeymoon
Perlahan namun pasti kedua mata itu terbuka, sepasang mata yang tajam menangkap suasana kamar yang senyap dan kemudian dia menghirup aroma sedap yang membuatnya merasa lapar. Tubuhnya mulai menggeliat di atas tempat tidur hingga membuat suara tulang-tulang yang membuatnya merasa jauh lebih baik.
Dia melirik ke arah jendela yang dimana sudah siang, Arkana mencoba mengingat apa yang terjadi semalam dan dia baru sadar bahwa pakaiannya bukan pakaian yang semalam dia kenakan.
“ Kamu udah bangun mas, sarapan dulu.” Suara Jingga membuat Arkana geram dan beranjak dari tempat tidurnya.
“ Kamu yang ganti baju aku semalam.?” Tanya Arkana menarik lengan Jingga hingga membuat mata mereka saling menatap satu sama lain.
“ Iya, habisnya semalam kamu bau alkohol makanya aku ganti baju kamu.” Balas Jingga pelan.
“ Ingat ya, lain kali jangan lakuin hal ini lagi. Kamu nggak berhak buka baju aku, dan aku nggak sudi kamu melakukan itu.” Ujar Arkana sambil menunjuk Jingga dengan kesal.
“ Iya mas, aku nggak akan akan melakukannya lagi.” Balasnya pasrah.
Arkana kemudian berjalan menuju kamar mandi, Jingga hanya bisa terdiam di tempatnya. Melihat Arkana yang sangat marah hanya karena dia mengganti bajunya semalam membuat Jingga merasa tidak enak padanya.
**
Akhirnya Jingga dan Arkana kembali ke Indonesia setelah menghabiskan waktu dua minggu di Maldives, itu untuk Jingga karena dia benar-benar menghabiskan waktunya disana.
Mereka langsung menuju kediaman mereka yang baru dimana mama Widya sudah ada disana menunggu mereka, keduanya di jemput oleh supir pribadi mama Widya sehingga ketika keluar dari bandara mereka langsung pergi.
Setibanya di rumah, Jingga di sambut hangat oleh mama Widya. Dia pun langsung di ajak untuk istirahat sejenak sambil minum teh dan kue yang telah di buat oleh Bi Ijah sebelumnya.
“ Ma, Arka masuk kamar duluan ya.” Sahut Arkana namun tatapan mama Widya berhasil membuatnya ikut duduk di ruang keluarga bersama mamanya dan juga Jingga.
“ Mama cuma sebentar disini, kamu jangan kemana-mana dulu.” Sahut mama Widya tegas.
“ Nggak apa-apa ma, biar mas Arka istirahat dulu. Kasihan di perjalanan pulang tadi dia nggak bisa tidur.” Sahut Jingga.
“ Arka sudah terbiasa dengan itu, kamu jangan pikirkan dia.” Balas Mama Widya.
Jingga melirik Arkana yang menundukkan kepalanya sejak tadi, kemudian mama Widya kembali mengajaknya bicara mengenai rumah yang akan di tempatinya bersama Arkana ke depannya.
“ Jadi rumah ini sebelumnya milik mama, tapi karena Arka sudah menikah jadi mama kasih rumah ini untuk kalian berdua. Terserah kalian mau sewa pembantu atau supir, itu urusan kalian dan mama hanya ingin menyerahkan surat kepemilikan ini kepada kamu.” Mama Widya memberikan sebuah dokumen kepada Jingga.
“ Kok aku ma? Biar mas Arka aja yang pegang.” Jingga merasa tidak pantas memegangnya dan melirik Arkana yang masih menunduk diam.
“ Kamu aja yang pegang, nggak masalah kan nak.?” Sahut mama Widya berhasil membuat Arkana mengangkat wajah dan mulai menatap mereka berdua.
Dengan senyum Arkana menjawab, “ Nggak apa-apa, justru lebih bagus kalau istri yang pegang.”
“ Tuh kamu dengar sendiri kan, jadi kamu yang pegang ya surat kepemilikan rumah ini.” lanjut mama Widya akhirnya membuat Jingga menerimanya dengan pasrah.
Mama Widya pun harus pamit undur diri karena ada urusan yang harus dia selesaikan. Dia menyuruh Arkana menemaninya sampai diluar karena ada sesuatu yang ingin dia bahas.
Arkana berhasil menemani mamanya sampai ke dalam mobil, kemudian dia mendekat saat mamanya menanyakan sesuatu.
“ Mama tunggu hasilnya.” Ucap mama Widya lantas membuat Arkana kebingungan.
“ Hasil apa ma.?”
“ Ya hasil honeymoon kalian, mama mau kamu kasih cucu ke mama segera.”
“ Baik ma.”
Mama Widya pun menyuruh sang supir untuk keluar dari pelataran rumah, Arkana masih setia berdiri sampai mobil mama Widya menghilang di balik perumahan.
**
Jingga terperanjat kaget ketika Arkana memasuki kamar dengan langkah yang cepat ke arahnya, dengan kasar Arkana menarik lengan Jingga turun dari tempat tidur sehingga membuatnya jatuh karena tidak sempat berdiri degan benar.
“ Ada apa mas.?” Tanya Jingga menatap suaminya dengan heran.
“ Ini semua karena kamu, semuanya karena kamu dasar wanita tidak berguna.” Arkana menendang Jingga dengan kuat yang membuatnya syok bukan main.
“ Aku salah apa mas? Kenapa kamu sakitin aku kaya gini.?” Jingga masih penasaran dan bingung kenapa Arkana bersikap sangat kasar saat ini.
“ Kamu harus tahu ya, kalau aku nikahin kamu itu karena terpaksa. Aku nggak akan pernah sudi punya istri kaya kamu, kalau bukan karena mama aku nggak akan pernah setuju dengan pernikahan ini.” Lontar Arkana sarkas.
Arkana kemudian meninggalkan kamar itu dengan membanting pintu sebelumnya, Jingga masih disana dengan tatapan yang sangat syok. Dia mulai meringis pada lengan yang mendapat tendangan dari Arkana barusan.
Ternyata bukan sifat Arkana yang berubah, justru itulah sifat aslinya yang dimana sikap baik dan ramahnya hanya sebuah kepalsuan yang dia tunjukkan pada semua orang termasuk mama Widya.
**
Siraman air baru saja mengenai wajah Jingga yang masih pulas tertidur beberapa saat lalu, dia kaget dan langsung bangun dari tidurnya. Di hadapannya kini ada Arkana yang berdiri menatapnya dengan kesal.
“ Mau sampai kapan kamu tidur hah? Ini sudah pagi, aku mau berangkat ke rumah sakit dan kamu masih belum buat sarapan buat aku.” Ketus Arkana.
“ Maaf mas, aku segera buatin sarapannya.” Jingga langsung turun dari tempat tidur menuju dapur.
Setibanya di dapur, dia tidak tahu harus memasak apa sedangkan dirinya tidak pandai dalam memasak. Melihat ada telur dan juga roti, akhirnya dia inisiatif untuk membuat sandwitch yang lebih mudah.
Tak cukup beberapa menit akhirnya sandwitch buatan Jingga telah selesai di buat, dia juga membuatkan kopi untuk Diandra dan sisa menunggu pria itu keluar dari kamar.
Akhirnya Arkana muncul dengan balutan kemeja abu-abu dasi merah dengan celana panjang warna hitam, dia berjalan ke arah meja makan dimana Jingga sudah menunggunya berdiri disana.
“ Apa ini.?”
“ Sandwitch.”
“ Aku tahu, tapi aku nggak suka makanan ini.”
“ Maaf ya mas, aku belum bisa memasak jadi Cuma bisa buat ini.”
“ Belajar dong, kamu itu seorang istri jadi harus serba bisa.”
“ Iya mas, aku akan belajar.”
“ Bikin nafsu makanku hilang aja.”
“ Mas, gimana kalau kita pekerjakan pembantu aja dulu supaya ada yang masak buat kamu sambil nunggu aku bisa masak.” Usul Jingga.
“ Nggak, buang-buang uang. Kamu aja yang kerjain semua, jangan manja.” Arkana kemudian beranjak dari tempatnya meninggalkan ruang makan tanpa menyentuh sarapan yang telah di buat oleh Jingga.
jd bingung dibuatnya🤔🤔
Next, ditunggu kelanjutannya.