Duda Kepentok Janda

Farzan mengantar Sandra hingga perusahaan, hanya saja tidak sampai masuk ke dalam dan berhenti di depan pintu masuk area gedung.

“Jadi kamu kerja di sini?” tanya Farzan. Dia tahu jika itu adalah tempat Joya bekerja dulu, tapi tidak tahu jika Joya masih bekerja sampai sekarang. Serta tahu jika tempat itu adalah perusahaan yang mengontrak Grisel sebagai model.

“Ya, aku sudah lama bekerja di sini,” jawab Sandra yang bersiap keluar dari mobil. “Saya permisi, terima kasih bantuan dan tumpangannya,” ucap Sandra kemudian, lalu membuka pintu mobil dan keluar.

“Tidak perlu sungkan,” balas Farzan.

Sandra menutup pintu mobil, kemudian mengangguk tanda memberi hormat sebelum kemudian berjalan menuju gedung. Farzan sendiri melajukan mobil meninggalkan area itu menuju perusahaan miliknya. Namun, satu hal yang dilupakan Farzan, pria itu lupa bertanya siapa nama wanita itu.

“San!” Seseorang terdengar memanggil Sandra, membuat wanita itu menghentikan langkah saat baru saja sampai di depan pintu lobi.

Sandra menoleh ke arah sumber suara, hingga melihat Gilang yang berjalan menghampirinya.

“Pak!” sapa Sandra begitu melihat pria itu.

“Kamu tidak bawa mobil?” tanya Gilang begitu berdiri di hadapan Sandra. Gilang ternyata melihat Sandra yang turun dari mobil Farzan, serta ingin tahu siapa yang mengantar wanita itu. Bagaimanapun Gilang masih memiliki tanggung jawab untuk menjaga serta memastikan kehidupan yang layak untuk Sandra dan Chila.

“Mobil saya mogok, tapi untung ada yang memberi tumpangan untuk mengantar Chila ke sekolah lantas mengantar saya ke sini,” jawab Sandra.

Sandra mengajak Gilang masuk bersama seraya berbincang, tidak akan enak dilihat orang jika mereka bicara di depan lobi.

“Kenapa tidak menghubungiku jika mobilnya mogok?” tanya Gilang.

“Tadi sempat ingin menghubungi untuk minta tolong antarin Chila, hanya saja pria itu datang membantu lalu memberi tumpangan. Jadi saya urung menghubungi Anda,” jawab Sandra. Ia menekan tombol lift, sebelum kemudian masuk bersama Gilang begitu pintu lift terbuka.

“Pria?” Gilang mengerutkan dahi.

Sandra melihat rasa penasaran di wajah Gilang, hingga kemudian ingat jika belum menceritakan soal kejadian malam saat dirinya ditodong dua pria.

“Aku lupa cerita,” ucap Sandra.

Sandra pun akhirnya bercerita soal malam itu dan ditolong oleh Farzan, sebelum kemudian bertemu lagi dan pria itu membantunya lagi.

Gilang terkejut mendengar cerita Sandra, tak menyangka jika wanita itu hampir mengalami hal buruk seperti itu.

“Kenapa kamu tidak bercerita sejak awal?” tanya Gilang.

Sandra tertawa, lantas menjawab, “Saya lupa, lagi pula semua sudah terselesaikan.”

Gilang menghela napas panjang, jika terjadi sesuatu dengan Sandra atau Chila, maka dirinya akan sangat berdosa kepada almarhum suami wanita itu.

“Lalu, apa kamu tahu siapa pria yang menolongmu itu? Aku ingin berterima kasih padanya karena sudah banyak membantumu,” ujar Gilang kemudian.

Sandra baru tersadar jika lupa menanyakan dan tidak tahu nama pria yang menolongnya. “Saya tidak tahu.”

Gilang menghela napas lagi, lantas tersenyum kecil. “Ya sudah.”

**

Di sisi lain. Grisel masih berada di kamar dan sedang berhias diri. Ia sedang kesal karena pagi ini Farzan kembali mengabaikan panggilannya, bahkan tidak membaca satu pun pesan yang dikirimnya sejak kemarin.

“Dia benar-benar mengabaikanku! Lihat saja! Akan aku adukan ke orangtuanya, agar mereka menegur dan dia tidak seenaknya saja memperlakukanku!” geram Grisel.

Dia menyapukan kuas blush on ke pipi, tatapan tertuju pada bayangan yang terpantul di cermin, memuja wajah cantiknya sendiri, karena hal itulah yang bisa membuatnya puas.

Saat wanita itu sedang sibuk mempercantik diri, ponsel yang berada di atas meja rias berdering. Grisel mengambil dan langsung menjawab panggilan masuk itu.

“Halo!” Grisel menyalakan pengeras suara, lantas meletakkan ponsel kembali ke meja, sebelum kemudian tangannya sibuk dengan alat-alat make-up.

“Sel, aku punya info penting untukmu.” Suara seorang wanita terdengar dari seberang panggilan.

“Info apa? Kalau gosip soal ada model baru yang masuk, aku tidak tertarik untuk menyimak,” ucap Grisel dengan nada sombong.

“Bukan, ini bukan soal model, tapi soal suamimu.”

Grisel langsung membulatkan bola mata lebar saat mendengar suaminya disebut.

“Ada apa dengan suamiku?” tanya Grisel dengan suara lantang.

“Aku melihat dia mengantar seorang wanita ke perusahaan yang mengontrak dirimu. Apa dia berselingkuh dengan salah satu karyawan di sana?”

Grisel semakin membulatkan bola mata, kepalanya terasa mendidih dengan jantung yang memompa begitu cepat seolah ingin meledak. Kini wanita itu berpikir jika Farzan benar-benar berselingkuh, serta semakin yakin jika suaminya itu kembali pada Joya.

“Kurang ajar!” teriak Grisel, bahkan mendorong semua barang yang ada di meja hingga jatuh berserakan di lantai. “Lihat saja, Joy! Tidak akan aku biarkan kamu mendapatkan kembali Farzan, kamu tidak boleh bahagia!” geram Grisel.