NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Kak!

Nikahi Aku, Kak!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Teen Angst
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.

"Nikahi Aku, Kak!"

"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."

Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Jadilah wanita yang kuat dan tangguh agar bisa memimpin perusahaan peninggalan ayahmu, Arin," ujar Nathan tanpa sengaja menyinggung tentang keluarga Arin yang telah tiada.

"Kak, aku tidak ingin semua itu. Perusahaan atau apapun itu, kalau saja semua itu bisa ditukar dengan keluarga ku, aku akan lebih memilih keluarga ku kembali." Arin mengalihkan pandangannya ke atas, memandangi kelap-kelip bintang yang bertaburan di langit malam itu. Membayangkan seolah mereka adalah keluarganya yang telah tiada, mereka bisa berkumpul bersama dan terlihat hangat tidak sepertinya yang sendirian seorang diri.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengingatkan mu pada mereka. Jangan sedih masih ada kami disini, ada mommy yang selalu lebih membelamu dan lebih sayang padamu, ada Daddy yang selalu pasang badan jika terjadi sesuatu padamu dan perusahaan, mereka sudah menganggap mu seperti putri mereka sendiri. Dan ada aku kakakmu, meskipun kamu merepotkan tapi aku lebih suka melihat mu meminta bantuan ku dari pada kau melakukan sesuatu sendiri." Lagi, Nathan mengusap puncak kepala Arin dan mengacak rambutnya sedikit. "Jangan sedih lagi. Masuklah sudah malam, di luar terlalu dingin untukmu," ujar Nathan kemudian.

"Kak ... bisakah kau tidak menganggap ku adik." Pernyataan itu terlontar begitu saja dari mulut Arin.

Nathan mengerutkan keningnya, "Maksudmu? Apa aku harus menganggap mu pasangan ku?" Nathan terkekeh.

Apanya yang lucu dengan hal itu, bukankah wajar jika seorang laki-laki dewasa dan perempuan menjadi pasangan dan lagi tidak ada hubungan darah apapun yang menghalangi.

"Nikahi aku, Kak!" seru Arin dengan mata berkaca-kaca. "Bisakan? Jangan jadikan aku adikmu tapi jadikan aku pasanganmu."

Membuat Nathan terkejut sesaat tapi kemudian dia kembali tertawa geli. "Apa kau kira ini bulan April dan kau bisa mebgerjaiku dengan April mop," cicit Nathan sambil memegangi perutnya yang kram akibat tertawa.

"Aku serius kak. Tidak bisakah kakak menikah dengan ku," ujar Arin tegas.

"Kau masih terlalu kecil untuk memikirkan tentang pernikahan. Lebih baik kau belajar yang benar dan jadilah wanita yang tangguh agar bisa memimpin perusahaan."

"Tidak kak, aku tidak tertarik dengan itu semua. Ambillah semuanya untuk kakak, ditangan kak Nathan pasti perusahaan itu akan berjalan dengan baik dan aku tidak mau jadi adikmu, aku sudah dewasa dan mau jadi pasangan mu." Setelah berkata demikian dengan sedikit kesal, Arin pergi dari sana meninggalkan Nathan yang masih terdiam di tempatnya.

Apa katanya tadi, tidak mau jadi adik, lalu jadi pasangan. "Kenapa dengan gadis itu," gumam Nathan. Tidak taukah dia kalau baru saja Arin menyatakan perasaannya lagi padanya tapi sayang Nathan masih bersikap sama seperti dulu.

Esok paginya. Hari ini dan seterusnya rencananya Arin mau membawa mobil sendiri ke kampus dan kemanapun ia pergi agar tidak menyusahkan Nathan ataupun orang lain. Dia bangun lebih pagi dan akan berangkat sebelum Nathan turun ke lantai bawah.

Arin jalan mengendap-endap melewati kamar Nathan. Menuruni tangga dengan hati-hati jangan sampai mengeluarkan suara sekecil apapun karena ia ingat dari dulu pendengaran pria itu sangat tajam.

"Akhirnya aman," gumam Arin saat kakinya berhasil menapak di lantai bawah.

"Kau mau kemana sayang, pagi-pagi sekali sudah rapi. Duduklah, kita tunggu uncle Mike dan Nathan turun," ujar Febby yang baru saja selesai menyiapkan sarapan.

"Ehh tidak aunty, aku mau langsung berangkat. Aku ada kuliah pagi." Arin bergegas mau pergi sebelum Nathan turun, dia masih malu sekaligus kesal karena semalam.

"Tunggu nak, kau belum sarapan."

Arin berbalik lagi dan meminum segelas susu dan mengambil sepotong sandwich. "Ini saja aunty, nanti aku makan di kampus saja. Assalamu'alaikum ...," ujar Arin sambil berlalu setelah sebelumnya mencium tangan Febby.

"Hati-hati nak," teriak Febby. 'Ada apa dengan anak itu, apa Nathan membuat masalah lagi. Bukannya Daddy sudah memperingati nya semalam.'

Tak lama Mike dan Nathan sudah duduk di meja makan tanpa kehadiran Arin tentunya.

"Dimana Arin? Kenapa dia belum turun?" tanya Mike.

Febby diam saja sambil mengambilkan makanan untuk suaminya.

"Kenapa kau diam saja Nat, cepat panggil Arin untuk sarapan," titah Mike pada putranya.

"Baiklah Dad," malas Nathan. "Dalam gadis merepotkan," gerutu Nathan. Baru saja dia mendorong sedikit kursinya untuk bangun tapi Febby mencegahnya.

"Arin sudah pergi tadi pagi-pagi sekali," ujar Febby.

"Kenapa dia pergi pagi-pagi sekali mom, apa dia sudah sarapan?" tanya Nathan.

"Katanya mau sarapan di kampus. Sepertinya ada yang aneh dengannya pagi ini? Apa kalian ada masalah, bukannya Daddy sudah menyuruhmu untuk bersikap lebih baik pada Arin. Lalu apa yang kau lakukan padanya?" Febby menatap putranya penuh tanda tanya.

"Tidak ada mom, tidak ada masalah. Semalam aku juga sudah memberikannya oleh-oleh yang aku beli untuknya."

"Benarkah? Apa yang kau beli untuk Arin, nak?" Febby antusias ingin tau benda seperti apa yang diberikan Nathan pada Arin.

"Hanya sebuah kalung mom, aku tidak tau dia suka apa jadi saat melihat kalung itu rasanya sangat cocok dengannya."

Febby dan Mike saling pandang lalu tersenyum penuh arti. Tidak menyangka kalau putra mereka cukup romantis juga ternyata.

"Aku berangkat Mom, Assalamu'alaikum," pamit Nathan pada mommy nya.

"Aku juga berangkat sekarang sayang. Assalamu'alaikum." Mike mengecup kening istrinya sebelum pergi.

"Wa'alaikumsalam, kalian hati-hati. Pulanglah sebelum makan malam," ujar Febby.

"Baik mom, siap sayang," jawab Nathan dan Mike bersamaan.

Mereka pun berangkat menggunakan mobil sendiri-sendiri karena memang tujuan mereka bebeda. Nathan ke perusahaannya sendiri dan Mike juga.

'Sedikit lagi, anak itu pasti bisa berubah sikapnya pada Arin,' ujar Febby dalam hatinya.

Sementara di kampus.

Arin yang memang tidak mempunyai banyak teman hanya menghabiskan waktu dengan duduk di kelas sambil membaca buku karena akan ada kuis dari dosen nanti. Bukan karena tidak ada yang mau berteman dengan Arin tapi dia sendiri yang tidak mudah dekat dengan orang lain. Dengan teman sekelas Arin hanya menyapa sesaat jika bertemu. Lalu apa tidak ada laki-laki yang menyukai Arin, tentu saja cukup banyak. Hanya saja Arin yang cukup pendiam dan pemalu membuat mereka kesulitan untuk mendekati gadis itu.

Hanya satu orang yang terlihat dengan Arin setelah Nathan lulus kuliah. Dia adalah seorang yang selalu menemani dan menghibur Arin, meski umurnya lebih muda dari Arin tapi dia selalu bisa membuat Arin tersenyum dan tertawa dengan tingkahnya yang aneh.

Seperti saat ini. Di tangannya sudah ada dua buah susu fermentasi kesukaan Arin dengan rasa strawberry.

"Hai Kak, ini untukmu." Dia menyerahkan yogurt itu pada Arin.

"Terimakasih, kamu memang paling tau apa yang aku suka." Arin memang punya kebiasaan unik saat sebelum mulai jam kuliah. Yogurt itu bagi Arin seperti kopi yang akan membuatnya segar dan tidak mengantuk juga membuat Arin akan lebih fokus mendengarnya penjelasan dosen.

"Tentu saja kak Arin ku yang cantik dan menggemaskan," godanya dengan mengusap lembut kepala Arin seperti yang biasa Nathan lakukan.

"Hai ... berhenti bertindak seperti itu, bagaimanapun aku lebih tua darimu. Seharusnya aku yang melakukan itu padamu." Arin tidak mau kalah, dia mengacak rambut temannya itu.

1
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ya thor
Safa Almira
yey
Edah J
terimakasih atas karyanya yang sangat bagus 👍👍 semoga makin sukses terus😉
Edah J
ikut senang melihat kalian bahagia 😉🤗😘
Edah J
semoga kamu bahagia Dinda bukan hanya Arin saja yaa🤗
Edah J
duhh yg lagi kasmaran🥰🥰🥰huhuyyy
Edah J
he..he..he...si posesif on😁✌️
Edah J
yeyyy....Arin dilamar 👏🤗😘🥰
Edah J
cerita yg okk👍👍👍
Edah J
Dinda jd detektif dulu😉
Edah J
Itu ulah si boss Rezza😁😁😁
Edah J
wihhh berbunga"hati neng Abanggg😁😁😁
Edah J
Arin dan Dinda punya kesedihan yg sama ditinggal orang tua walau dgn cara yg berbeda😭
Edah J
hahayyy... Rezza nihh 😁😁😁
Edah J
sedih bangett 😭😭🤧
Edah J
semoga kebahagiaan segera menghampirimu Dinda😉
Edah J
Rin jangan memancing kasian Nathan nya😁
Edah J
pada akhirnya yg dibawah yg mengalah🙁dan itu jg terjadi di dunia nyata🙁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!