Rahmeta putri Gadis yang selalu tampak ceria, dibalik keceriaannya tersimpan ketangguhan dan kepedihan secara bersamaan.
menyukai seorang pria yang pernah menjadi dosennya , ditolak sekian kalinya hingga memutuskan menyerah kemudian takdir membawanya kembali kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Aku sudah berusaha lupa, tapi kenapa takdir semakin menjeratku dalam pelukannya?"
Ahmad Faruq syahreza, hidupnya menjadi aneh dan kacau ketika gadis itu mulai menganggu ketenangan harinya, tapi siapa sangka kehadiran gadis itu ternyata membawa warna bagi kaku nya hidup Reza.
" menjauhlah dariku,aku ini dosenmu."
" oke pak, saya akan selalu berada didekat bapak."
Apakah Meta tetap mencintai pria itu meski ia telah ditolak kesekian kalinya? bagaimana meta menjalani kemelut hidupnya?
Bagaimana cara Reza menghadapi gadis dengan mood labil itu? Bagaimana pula pria patah hati itu mengenali isi hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanza-azzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7. Si Cantik berhati malaikat.
Meta berdiri perlahan usai menghubungi ibu nya di kampung, kaki nya menyusuri jalan ke arah gedung fakultas nya. Masih terngiang di kepala nya semua nasehat dan petuah yang dilontarkan sang ibu, gadis itu melamun sembari menyusuri jalan tanpa memandang kiri kanan tak di sadari sebuah mobil melaju begitu kencang ke arah Meta.
BRUKKK
"aduh." ucap Meta yang telah terduduk di jalan raya, ia meringis menahan perih di siku dan lututnya. Untung saja sang pemilik mobil melakukan rem mendadak.
"Astaga, maaf ya aku gak sengaja." Seorang wanita dengan stelan kantor datang menghampiri Meta.
" gak masalah mbak, saya baik-baik saja kok."
" ayo saya bantu obati." tawar wanita yang menabrak Meta.
" gak usah mbak, saya cuma terluka sedikit."
" udah ikut saja, nanti kalau dibiarkan bisa infeksi."
Meta pun akhirnya hanya menurut untuk di obati.
'mbak ini cantik dengan kulit putih dan tubuh yang tinggi, begitu anggun dan stylish banget. Beda banget sama aku.' pikir meta
" hallo, nama kamu siapa?" tanya sang wanita dengan lembut
"ah apa mbak?" tanya Meta yang tiba-tiba tersadar dari lamunannya
"namaku?" ulang sang wanita
" aku Rahmeta Putri mbak, mahasiswi fakultas komunikasi. panggil saja Meta."
" ok aku akan panggil putri atau adik kecil saja, bagaimana?"
" terserah mbak saja." ucap Meta tersenyum
" ok putri, panggil saja aku Bella." ternyata ia bernama Bella dengan ramah Bella menjabat erat jemari putri erat. Saling melontarkan senyum satu sama lain.
"putri, aku pergi dulu maaf ya kalau kamu jadi terluka karena kecerobohanku. Kalau ada apa-apa hubungi aku disini saja." Bella menyodorkan selembar kartu nama.
" aku udah baikan kok mbak, kalau begitu aku juga pamit ya." Meta menerima kartu nama dari Bella.
" bye bye adik kecilku." lambai Bella dari kejauhan sembari melajukan mobilnya
" iya mbak."
'wanita yang sempurna ' ucap Meta dalam hati.
*************
Reza mengemasi semua dokumennya yang bertebaran di atas meja, jam telah masuk waktu siang dan hari ini ia ada janji bersama sang kekasih hati.
Dengan semangat ia mengemasi dokumen, tak lama berselang seorang wanita cantik memasuki ruangan Reza dengan senyap. Memeluk Reza yang tengah sibuk dengan perkakasnya.
" siang sayang, jadi nemenin ke mall sebentar."
'Bella' pikir Reza sembari tersenyum dan membalikkan tubuhnya kearah Bella.
"jadi donk sayang." ia mengeratkan pelukannya dan mencium lembut kepala Bella.
"sayang kamu tau gak?" Tanya Bella dan melepaskan pelukan mereka
"apa"
"tadi aku hampir nabrak salah satu mahasiswi kamu."
"terus kamu baik-baik aja kan?" Tanya Reza khawatir, Bella pun mengangguk dan mulai bercerita tentang gadis yang ia tabrak. Tentang betapa manisnya sang gadis tersebut dan tentang niatnya ingin menganggap Meta adik karena ia terlahir tunggal tanpa adik ataupun kakak.
"namanya kalau gak salah Rahmeta Putri."
'what, bukankah itu gadis aneh itu? tapi bukan kayaknya, Bella bilang kan dia manis dan santun' pikir Reza
"sayang kenapa?" tanya Bella
"Ayo." Reza menggeleng dan mengandeng Bella keluar ruangan.
Sementara di kelas, Niko datang dengan nafas tersengal-sengal menghampiri Meta.
" meting, pak Reza bawa ceweknya." ucap Niko ngos-ngosan.
"bohong kamu."
" serius aku nih, masa aku bohong sama kau." ujarnya dengan logat Batak yang kental, tanpa pikir panjang pria bertubuh gemuk itu menarik tangan Meta dan memaksa ikut bersama nya. Sesampai di parkiran Meta begitu shock, jantungnya seperti berdetak begitu cepat dan perlahan remuk tak tersisa.
"mbakkk Bella." lirih Meta menahan sesuatu di mata nya
Entah dapat keberanian dari mana Meta berlari menghampiri sepasang insan yang tengah kasmaran tersebut.
"hai mbak." sapanya ramah
"adik kecil." jawab Bella antusias memeluk Meta erat.
"hai bapak." cengir Meta kearah Reza, yang melihat mereka dengan raut shock dan kesal.
"sayang ini putri yang aku ceritakan tadi, manis bukan." ucap Bella usai melepaskan pelukan mereka.
'cih, kau tidak tau saja sayang, seberapa menyebalkan gadis ini' pikir Reza
"adik kecil, ini kekasih ku yang paling tampan."
"wah jadi bapak kekasih nya mbak Bella, wah bapak beruntung sekali mendapatkan mbak Bella, dan mbak kau rugi mendapatkan pria yang berhati beku kayak dia."
Bella tertawa mendengar lontaran ucapan Meta.
"jaga mulutmu."
"kenapa? bapak marah ya tapi saya benarkan mbak." Ucap Meta seakan ingin membuat Reza kesal.
"Jangan mendekati kekasih ku, nanti dia bisa gila seperti mu." ketus Reza
" gak bisa sayang, dia mulai sekarang jadi adikku." ucap Bella menatap lembut Meta.
sementara Meta hanya tersenyum
"adik kecil tolong masukkan nomormu, jika ada waktu kakak ingin mengajakmu makan berdua." pinta Bella menyodorkan ponselnya.
dengan berat hati Meta memasukkan nomornya
" jangan ngintip pak, saya tidak mau bapak mengetahui nomor saya lalu mengganggu saya." gurau Meta yang tanpa sadar semakin membuat Reza kesal.
" Pede sekali kamu." balas Reza menyeret lengan Bella.
"sampai jumpa sayang." pamit Bella ramah pada Meta
"kau gak cemburu ya met?" Tanya Niko yang sedari tadi hanya diam seperti patung di belakang Meta, Meta hanya melewati Niko tanpa sepatah kata pun.
' Duhai hati bukankah dulu ku katakan kita hanya berniat menganggu pak Reza saja lantas mengapa kau berkhianat padaku.' ucap Meta dalam hati
Ia seperti terluka melihat Reza bersama Bella, melihat bagaimana Reza tersenyum pada wanita itu semakin membuat aneh perasaan nya , ia bingung ada apa dengan hati nya, ia memang sering merayu dan menganggu Reza tapi hanya sebatas iseng tapi mengapa hati nya mengatakan bahwa ia mencintai Reza dan Bella perempuan itu terlihat begitu tulus diawal pertemuan mereka, pancaran mata nya yang penuh cinta dan ketulusan dari sana lah Meta tau bahwa wanita itu memiliki hati seperti malaikat, sangat cocok dengan wajahnya.
"apa yang harus aku lakukan?" lirih Meta sendu
**************
terima kasih telah meluangkan waktu untuk singgah di cerita sederhana ala saya, tinggalkan vote, like and comment.
Tip juga ya😉