NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan / Chicklit
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Tempat pertama yang Angga datangi adalah penjual martabak. Namun, Ana tidak terlihat di sana. Ia kemudian berkeliling kompleks, matanya awas memperhatikan sekitar dan jalan yang ia lalui, sosok Ana masih belum tampak.

Akhirnya ia berhenti di sisi jalan lalu mengambil ponselnya. Ia menelepon Ana, dering pertama tidak diangkat, Angga sudah gelisah. Dering ke dua dan ke tiga masih tidak ada jawaban, perasaannya semakin cemas. Hingga akhirnya dering ke empat terdengar suara Ana menyapa telinganya.

“Halo, An. Syukurlah lo angkat. Di mana posisi lo sekarang?” tanya Angga langsung.

“Ada apa, Ga?” tanya Ana.

“Lo, di mana sekarang? Bunda nyariin. Katanya ada tugas. Kenapa keluar malam-malam gini? Di mana lo sekarang?” suara Angga sedikit emosi. Bukan marah, tetapi lebih karena cemas dan takut terjadi sesuatu pada Ana.

“Ini gue lagi ngerjain tugas sama teman. Nanti gue telepon Bunda. Lo tenang aja, gue baik-baik aja, kok. Gue lagi di rumah teman, nih. Udah, ya. Gue tutup teleponnya nggak enak.” Ana tidak ingin mengatakan dia di rumah sakit.

“Kapan pulang? Ini udah malam!” tanya Angga.

“Nggak tahu, seberesnya aja,” jawab Ana.

“Ga, udah dulu ....”

“Gue jemput aja, minta alamatnya atau lo share location, Gue ke sana sekarang!” Angga berkata dengan tegas menandakan ia tak ingin dibantah.

“Ngapain? Gue bisa pulang sendiri. Kalau nggak ada teman gue yang nganter. Gue nggak mau ngerepotin lo!” Ana tentu saja menolak. Tidak mungkin ia memberi tahu posisinya kini berada.

“An, gue jemput. Bunda yang suruh! Di mana lo sekarang?” tanya Angga.

Tiba-tiba terdengar suara sirene ambulance kemudian suara ramai orang berbicara panik juga ada suara seorang wanita menangis. Angga mengernyit.

“An, lo sebenarnya di mana sekarang?” tanya Angga lagi.

Ana panik ia tidak menyangka jika akan ada ambulans datang lalu keluarga pasien yang histeris melihat keluarganya. Ana berpikir ia harus beralasan apa?

“Hah, itu gue lagi di rumah teman.”

“Kok, ada suara ambulans segala. Terus ada yang nangis, lo lagi di rumah sakit?” tanya Angga. Ia yakin Ana ada di rumah sakit. Rasa cemasnya semakin besar, ia takut terjadi sesuatu pada gadis itu sehingga harus dibawa ke rumah sakit.

“Nggak, gue di rumah teman. Itu suara film.”

“Misi, Mbak. Apa pihak keluarga sudah dihubungi?” tanya seseorang di sana lalu tiba-tiba sambungan telepon terputus.

“Halo, An. Halo, Ana!”

Angga mematikan ponselnya. Ia yakin sesuatu telah terjadi. Angga segera menyalakan motornya lalu melaju kencang membelah jalanan. Ia akan pergi ke rumah sakit untuk mencari Ana, entah rumah sakit mana? Ia akan telusuri seluruh rumah sakit bila perlu.

Rumah sakit pertama yang dekat wilayah kompleks, tidak ada nama Ana di sana. Ia ke IGD juga tidak ada pasien wanita yang baru datang.

Angga kembali menyusuri jalan menuju rumah sakit berikutnya. Sudah dua rumah sakit tidak ada keberadaan Ana. Di rumah sakit ke tiga, ia langsung ke IGD. Napasnya terengah, tetapi ia merasa lega karena ia melihat Ana di sana duduk di depan ruang IGD.

Angga menghampiri Ana lalu memeluknya. Semua terjadi begitu cepat dan spontan. Ana sangat terkejut ada lelaki kurang ajar yang tiba-tiba memeluknya. Ia memberontak ingin melepaskan pelukan itu.

“Lepas! Kurang ajar, lo, ya!” teriak Ana marah.

“Ini gue, An. Alhamdulillah lo baik-baik aja,” ucap Angga dengan suara bergetar.

Ana terdiam terkejut mendengar suara yang ia kenali. Ia baru sadar ada wangi parfum yang biasa Angga pakai. “Angga?” Ana melepaskan pelukan itu.

“Kenapa, lo nggak bilang kalau lo di rumah sakit? Apa yang terjadi. Ada yang luka, nggak?” tanya Angga seraya meneliti tubuh Ana sambil memutar tubuh Ana untuk melihat lebih jelas.

“Gue nggak apa-apa, Ga. Lo, tahu dari mana gue di di sini?” sebab tak ada yang tahu ia ke rumah sakit. Lantas dari mana Angga tahu?

“Gue keliling nyari ke setiap rumah sakit. Lo benaran nggak apa-apa?” Angga masih ragu. Jika Ana baik-baik saja lalu kenapa Ana di rumah sakit?

Belum Ana menjawab datang seorang wanita paruh baya menghampiri. “Ana, bagaimana Galang? Di mana dia, Sayang?” orang tua Galang datang.

Seharusnya Ana merasa lega, tetapi kini ia justru cemas dan gelisah. Diliriknya Angga sekilas lalu Ana menatap ibunya Galang. “Galang di dalam, Tante. Ayo, Ana antar ketemu dokternya dulu.”

Ana lalu pergi bersama wanita paruh baya tersebut. Meninggalkan Angga sendiri termenung menyaksikan kepergian Ana. “Siapa Galang?” tanya Angga pada diri sendiri.

***

Setelah orang tua Galang datang, akhirnya Galang dipindahkan ke ruang rawat kamar VIP di lantai 3. Lelaki itu masih belum sadar. Ana kemudian pamit pada mereka dan besok akan datang lagi.

Ana berjalan melewati lorong rumah sakit. Ia menaiki lift untuk turun ke lantai satu. Ana kembali melewati IGD, ia takut Angga menunggu dirinya. Benar saja begitu sampai Ana melihat Angga duduk di depan ruang tunggu.

Ana melangkah menghampiri Angga. “Ga, kenapa masih di sini?” tanya Ana.

“Lo pikir, gue bakal biarin lo pulang sendiri malam-malam gini naik motor?” Angga terlihat kesal. Kenapa juga hal seperti itu harus dipertanyakan.

“Ye, sewot! Gue juga biasa pulang sendiri malam-malam gini. Kalau ada kuliah malam gue pulang sendiri. Ngomongnya biasa aja, dong! Nggak usah ngegas gitu!” Ana terpancing emosi. Ia merasa lelah. Apalagi jika ingat Angga yang membatalkan janjinya.

“Jangan dibiasain, bahaya! Selama gue di sini, biar gue yang anter jemput lo kuliah,” ucap Angga dengan suara yang lebih lembut kali ini.

“Nggak usah janji-janji, takutnya nanti nggak bisa ditepati. Gue bisa kok sendiri, nggak usah repot-repot. Gue sekarang udah dewasa, mandiri nggak kayak dulu yang manja dan suka ngerepotin lo.” Ana sedikit menyindir Angga.

Angga merasa tersentil. Ia merasa tak enak karena telah membatalkan janjinya pada Ana.

“An, maafin gue. Tadi gue udah mau berangkat, tapi terus ada tamu. Gue nggak mungkin suruh dia pulang. Gue janji besok kita pergi. Sekarang kita pulang, yuk. Udah malam, Bunda sama Ayah pasti khawatir.”

“Nggak usah janji! Gimana besok aja!” ketus Ana. Ia lalu melangkah pergi menuju parkiran motor. Angga mengikuti dari belakang.

Angga sebenarnya ingin menanyakan tentang Galang dan kenapa Ana berada di rumah sakit? Namun, sepertinya waktunya belum tepat.

Ana menyalakan motornya, begitu juga Angga. Motor mereka tidak berdampingan, ada beberapa motor di antara motor Ana dan Angga. Setelah Ana melajukan motornya, Angga pun melesat mengekori motor Ana. Ia mengawal Ana dari belakang.

Angga akui Ana sekarang berbeda dengan Ana yang dulu. Lebih galak dan juga mandiri. Ana yang dulu tidak pernah ketus padanya. Waktu telah mengubah Ana atau ia yang tak paham tentang Ana.

...----------------...

1
Realrf
Jangan denial dong angga. lu tuh emang suka ama Anna. pun sebaliknya. duh gemes /Hey//Hey/
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
EuRo: terima kasih, kak. ikuti terus sampai tamat ya. 🥰🥰❤️
total 1 replies
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!