Seorang pemuda yang berusaha membalaskan dendam atas kematian kedua orang tua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fathir Aliyudin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekte Gunung Jati
sambil menunggu pesanan mereka datang, Li Feng dan yang lain nya berbincang bincang ringan, sementara pandangan Xin Mei tidak lepas dari wajah Li Feng, sejak Li Feng turun dari kamar nya, mata Xin Mei tidak pernah lepas dari nya.
sementara Li Feng hanya cuek saja, dia tidak menanggapi sama sekali, karena tujuan Li Feng saat ini adalah menemukan para pembunuh yang membunuh kedua orang tua nya, dan juga menemukan klan Li yang berada di wilayah timur Kekaisaran.
setelah cukup lama mereka menunggu, akhirnya pesanan mereka pun datang, dan langsung saja mereka makan sarapan mereka dengan berbincang bincang ringan.
"Feng'er, kamu masih sangat muda, tapi kamu sangat berbakat, bagaimana jika kamu bergabung dengan sekte gunung jati?" ucap tetua Jitsu yang masih mengunyah makanan nya.
Li Feng menggeleng kepala nya lalu berkata, "maafkan aku tetua, aku tidak ingin terikat dengan sekte atau dengan yang lain nya, karena aku memiliki banyak tujuan, sehingga aku tidak bisa menetap di suatu tempat" jawab Li Feng.
"kamu bisa pergi kemana saja yang kamu mau meski bergabung dengan sekte kami, apa lagi dengan kekuatan yang kamu miliki saat ini, kamu bisa menjadi murid elit sekte, dan keistimewaan murid elit sekte adalah bebas pergi kemana saja yang di inginkan"
"asalkan harus menyelesaikan misi sekte terlebih dahulu, dan segera kembali ke sekte jika sekte membutuhkan tenaga nya" ucap lanjut tetua Jitsu yang masih mencoba membujuk Li Feng.
"sekali lagi aku minta maaf tetua, tapi aku benar benar tidak bisa, karena aku mempunyai banyak tujuan, dan aku juga harus menyelesaikan tugas dari leluhur ku, jika tetua mengundang ku mampir sebentar di sekte, aku dengan senang hati mengikuti tetua" balas Li Feng yang tetap menolak ajakan tetua Jitsu, tapi masih tetap ramah.
tetua Jitsu sudah tidak bisa berkata apa apa lagi, dan dia juga tidak ingin terus memaksa Li Feng, akhirnya tetua Jitsu memahami maksud Li Feng dan mengalihkan pembicaraan mereka.
setelah mereka selesai sarapan dan membayar pesanan, Li Feng dan yang lain nya meninggalkan penginapan lalu melanjutkan perjalanan mereka ke sekte gunung jati.
selama perjalanan mereka tidak menemukan hambatan apa pun, sehingga mereka sampai di sekte keesokan hari nya, dan waktu sudah hampir malam.
setelah sampai di sekte, tetua Jitsu mengantarkan Li Feng di kamar tamu, lalu tetua Jitsu juga pergi ke kamar nya.
di dalam kamar Li Feng.
saat ini Li Feng membuka pakaian nya dan pergi membersihkan diri, kemudian dia membaringkan tubuhnya di atas kasur dan tertidur.
keesokan harinya, Li Feng terbangun dan kembali membersihkan diri, setelah membersihkan diri dan memakai pakaian yang baru, Li Feng berencana keluar dari kamar nya dan mencari tetua Jitsu.
tapi sebelum pintu kamar nya terbuka, sudah ada ketukan pintu dari luar, lalu Li Feng membuka pintu kamar, dan tampak seorang gadis cantik yang berada di depan pintu, gadis cantik itu tidak lain adalah Xin Mei.
"salam tuan muda Li, tetua Jitsu sudah menunggu tuan di aula pertemuan" ucap Xin Mei menyampaikan tujuan nya.
"terima kasih nona Mei, tolong antarkan aku ke aula pertemuan!!" balas Li Feng ramah
lalu keduanya pergi ke aula pertemuan, sepanjang jalan tidak ada obrolan dari kedua nya, sebab Xin Mei masih merasa malu pada Li Feng, sementara Li Feng cuek cuek saja, sebab dia ingin segera pergi dari sekte dan melanjutkan perjalanan nya.
beberapa saat kemudian, Li Feng dan Xin Mei sampai di aula pertemuan, lalu Xin Mei mempersilahkan Li Feng masuk kedalam, sementara dirinya kembali ke kamar nya.
setelah masuk ke aula pertemuan, Li Feng berjalan di tengah tengah aula pertemuan, lalu dia membungkukkan badan nya lalu memberi hormat pada Patriak sekte dan para tetua.
"salam patriak, salam para tetua" ucap Li Feng sambil menangkupkan tangan nya.
"salam tuan Li, terima kasih sudah mau berkunjung disekte kecil ku ini" ucap Patriak sekte yang bernama Lao Tze.
"terima kasih karena Patriak sudah mengizinkan aku bermalam disini, dan sekaligus aku berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ku" balas Li Feng.
"tunggu sebentar tuan muda Li, aku sudah mendengar cerita dari tetua Jitsu dan tetua Meng, tapi aku masih sedikit tidak percaya, bagaimana jika kita bertukar satu dua jurus tuan Li?" balas Patriak.
"maafkan aku Patriak, aku hanya pemuda biasa yang tidak terlalu memahami ilmu beladiri, jika pun tetua Jitsu dan tetua Meng lihat aku meninju pemimpin kelompok bertopeng hanya lah keberuntungan ku saja, tapi jika patriak ingin mengajari ku dalam beberapa jurus, mohon bimbingannya" jawab Li Feng.
"terima kasih tuan Li, jangan sungkan pada ku di pertarungan nanti" ucap Patriak sekte atau Lao Tze senang.
lalu mereka semua pergi ke lapangan latihan murid murid sekte gunung jati, sebab disitu ada arena yang biasa di gunakan murid luar untuk menantang murid dalam, murid dalam menantang murid inti, dan murid inti menantang murid elite.
beberapa saat kemudian, mereka semua sampai di arena pertarungan, dan disana ada banyak murid murid yang berlatih, para murid yang melihat Patriak dan tetua sekte mereka pun jadi penasaran.
"ada apa saudara? kenapa Patriak dan para tetua ke arena pertarungan? apa ada yang mau bertarung?" tanya salah satu murid pada murid lain nya.
"aku juga tidak tahu saudara, tapi sepertinya begitu, kita lihat saja siapa yang akan bertarung" jawab murid yang lain.
setelah sampai di arena, Li Feng dan Lao Tze naik keatas, lalu tetua Meng yang merupakan master formasi, dia membuat formasi dan mengurung arena pertempuran, agar efek ledakan nya tidak sampai keluar.
"mari kita mulai tuan Li" ucap Lao Tze.
"baik Patriak" balas Li Feng, lalu kedua nya melepaskan pukulan masing masing.
Booooomm Booooomm Booooomm..
terjadi ledakan disaat pukulan kedua nya beradu dan mendorong mereka mundur beberapa langkah ke belakang.
para tetua dan murid murid sekte cukup terkejut melihat Lao Tze terpukul mundur, sebab kekuatan Lao Tze berada di pendekar dewa tahap menengah.
mereka tidak tahu saja jika Li Feng hanya menggunakan 50% kekuatan nya disaat dia melepaskan pukulan, andai saja Li Feng mengeluarkan semua kekuatan nya, sudah pasti Lao Tze sudah menjadi kabut darah.
Booooomm Booooomm Booooomm..
ledakan kembali terjadi diatas arena, Li Feng dan Lao Tze terus bertukar serangan, hanya dalam waktu beberapa menit saja, sudah ratusan jurus yang mereka keluarkan.
tapi meski begitu, kedua nya tampak menikmati pertarungan itu, "tuan Li sangat hebat, aku tahu tuan Li belum mengeluarkan kekuatan yang sebenarnya" ucap Lao Tze yang terus menyerang dan menghindari serangan Li Feng.
"Patriak terlalu memuji, aku tidak sehebat yang Patriak katakan" balas Li Feng merendah sambil terus melepaskan serangan dan menghindari serangan Lao Tze.
setelah cukup lama mereka bertukar serangan, Li Feng membuat gerakan tangan lalu tercipta tapak tangan yang cukup besar, lalu Li Feng mengalirkan Qi nya sebanyak 60% ke tapak itu dan melesat cepat ke arah Lao Tze.
Booooomm...
ledakan besar terjadi disaat tapak itu beradu dengan tinju baja dari Lao Tze dan melemparkan Lao Tze hingga menabrak dinding pelindung dan membuat dinding pelindung itu retak.
mata semua orang melotot tidak percaya, mereka semua menahan nafas ketika melihat Lao Tze terlempar menabrak dinding dan tidak bisa bangun cukup lama.
tetua Jitsu pun langsung naik ke arena pertarungan dan membangunkan Lao Tze, untuk sejenak tidak ada yang bersuara sama sekali, bahkan nafas mereka pun dapat di dengar dengan jelas.
setelah cukup lama terdiam, mereka semua tersadar dari keterkejutan mereka dan para tetua segera berhamburan memapah Lao Tze turun dari arena pertarungan.
Li Feng sendiri tidak menyangka jika kekuatan serangan nya sangat kuat seperti itu, dia juga buru buru melihat Lao Tze yang sudah di angkat para tetua.
sementara itu, para murid wanita sangat tertarik dengan Li Feng, terutama Xin Mei yang sedari tadi juga menyaksikan pertarungan itu.
tapi Li Feng tidak menghiraukan mereka semua dan mengikuti para tetua yang membawa Lao Tze ke kamar untuk membaringkan tubuhnya.
setelah sampai di kamar Lao Tze, Lao Tze dibaringkan di kasur nya, lalu semua tetua keluar dari kamar, tapi sebelum itu, salah satu tetua yang merupakan Alkemis sekte sudah memasukkan pil ke dalam mulut Lao Tze.
"maafkan aku tetua sekalian, aku tidak menyangka jika serangan ku akan melukai Patriak" ucap tulus Li Feng dan merasa bersalah pada mereka semua.
"tidak masalah tuan Li, setiap pertarungan sudah pasti ada yang terluka, dan itu adalah hal yang wajar, jadi tuan Li tidak perlu merasa bersalah seperti itu" balas salah satu tetua yang merupakan tetua agung Guang.
"yang dikatakan tetua agung memang benar, tuan Li tidak bersalah dalam hal ini, jadi tuan Li tidak perlu meminta maaf" timpal tetua Gang.
"sebaiknya tuan muda Li beristrahat saja, biarkan kami yang menjaga Patriak" ucap tetua Jitsu.
"terima kasih tetua semua, aku undur diri kembali ke kamar" balas Li Feng dengan menangkupkan tangan nya, lalu dia keluar dan kembali ke kamar nya.
Keesokan harinya.
kondisi Lao Tze sudah baikan, berkat pil yang diberikan Alkemis sekte, kondisi Lao Tze sudah hampir sepenuhnya sembuh.
dan saat ini mereka semua sudah berada di aula pertemuan, Li Feng pun berada disana, karena Li Feng ingin berpamitan melanjutkan perjalanan nya.
"maafkan aku Patriak, seharusnya aku tidak menyerang Patriak dengan sedemikian rupa dan membuat Patriak terluka" ucap Li Feng meminta maaf pada Lao Tze.
"apa yang tuan muda Li katakan? aku terluka karena aku lemah, setiap pertarungan sudah pasti ada yang kalah dan menang, jadi tuan Li tidak perlu meminta maaf pada ku" balas Lao Tze sambil tersenyum.
"terima kasih Patriak, aku juga ingin pamit pergi dari sini dan melanjutkan perjalanan ku, karena aku masih memiliki urusan diluar" ucap lanjut Li Feng.
"jika tuan muda Li mempunyai waktu, berujung lah kembali, gerbang sekte gunung jati selalu terbuka untuk tuan Li" balas Lao Tze.
"terima kasih Patriak" balas Li Feng, lalu dia menangkupkan tangan nya dan keluar dari aula pertemuan.
setelah Li Feng keluar dari aula pertemuan, para tetua dan Lao Tze membicarakan tentang Li Feng, mereka semua memuji Kekuatan Li Feng, Lao Tze juga mengingatkan pada mereka agar membangun hubungan baik dengan Li Feng.
para tetua semua setuju dengan ap yang katakan Lao Tze, sebab dengan membangun hubungan baik dengan Li Feng, maka sekte gunung jati mempunyai dukungan yang kuat.
*****
Tinggalkan Like dan komentar nya ya kak!!
Dikasih Hadiah dan Vote juga lebih bagus.
Terima Kasih...