NOVEL INI MERUPAKAN SEKUEL
"MENJADI YANG KEDUA"
TAPI FLLL BISA JUGA DIBACA LANGSUNG KOK .
SEMOGA KALIAN SUKA 🙏🤗
OH YA BAGI SESAMA AUTHOR YANG INGIN PROMOSI NOVEL KALIAN, SILAHKAN DI NOVEL-NOVEL EMILY NGAK ADA LARANGAN 🤗 SENENG SEKALI RASANYA BISA SALING BANTU 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEPUTUSAN
Keesokan harinya..
"Dad, aku sudah memutuskan tentang pembicaraan kita semalam", ucap Axel sesaat selesai sarapan pagi bersama kedua orangtuanya.
Mendengar perkataan putranya, Brian yang sedang mengelap ujung bibirnya menaruh serbet diatas meja. Ia yakin putranya itu akan mengambil keputusan yang tepat. "Katakanlah dad ingin mendengar jawaban mu", ujar Brian sambil menatap Axel.
Sementara Almira yang duduk di sebelah suaminya menatap putranya dengan tatapan lembut dan teduh seperti biasanya. Tapi, di balik itu semua perasaan kuatir menguasai dirinya. Sejujurnya Almira sangat menginginkan anaknya itu menetap di Jakarta.
"Aku memutuskan untuk tinggal di Jakarta, mengurus perusahaan di kantor pusat", jawab Axel dengan tegas dan penuh keyakinan.
Seketika Almira mengembuskan napas panjang. Jawaban itu lah yang ingin didengarnya.
"Daddy tahu kau akan mengambil keputusan yang tepat. Bukan untuk perusahaan saja, terutama untuk mommy mu yang sangat mengharapkan kau berada di sini. Bukankah begitu sayang?", tanya Brian pada Almira sambil menggenggam jemari tangan istrinya itu.
"Iya, keputusan seperti itu lah yang ingin aku dengar", ucap Almira. "Sekarang perasaan ku tenang karena kedua putra ku berada didekat ku", ucap Almira lagi dengan senyuman bahagia tak henti dari wajah cantiknya.
"Tapi aku memutuskan untuk tinggal di apartemen ku, hari ini aku akan ke apartemen".
Senyuman Almira lenyap seketika, mendengar perkataan Axel barusan. "Kenapa begitu sayang, adik mu beberapa tahun yang lalu memutuskan tinggal di apartemen. Sekarang kau juga begitu. Mommy sangat kesepian", ucap Almira nampak sedih.
"Aku dan Garffin tidak kemana-mana mom, tiap saat kami tetap mengunjungi mommy dan daddy, jadi mom tidak usah bersedih".
"Axel benar sayang, yang penting kedua putra kita ada di Jakarta. Jika mereka sibuk kita bisa mengunjungi mereka atau sebaliknya mereka yang mengunjungi kita", ucap Brian dengan bijak.
Mendengar ucapan suaminya, senyuman terukir lagi di wajah Almira. "Iya, kau benar sayang".
*
"Setelah sarapan papa ingin mendengar jawaban mu, sayang", ucap Kevin dengan tegas.
Hughh.. Arianna menghembuskan nafasnya dengan berat. "Iya pa".
Saat ini Arianna sedang menikmati sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. Sementara semalam Brianna pulang ke apartemennya. Gadis itu setahun yang lalu memilih untuk tinggal di apartemen.
Arianna menghabiskan makanannya dengan tidak bersemangat. Semalaman ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Penyebabnya, memikirkan tawaran papanya tinggal di Jakarta memimpin perusahaan Abraham groups atau kembali ke New York tapi menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya.
Arianna yakin laki-laki yang menjadi pilihan orang tuanya pastilah Axel, pria menyebalkan yang selalu membuat Arianna sebal. Bahkan mendengar namanya saja darahnya langsung naik ke ubun-ubun kepalanya.
Tapi masalah sesungguhnya bukan itu saja, yang membuat Arianna kesal karena ia sangat ceroboh mengambil tas laki-laki yang di tabraknya di bandara kemarin. Hingga mengharuskan ia mencari identitas laki-laki itu. Arianna sudah meminta Hendra asisten papanya memeriksa CCTV bandara. Hingga pagi ini Hendra belum juga mengabari Arianna. Membuat Arianna semakin cemas memikirkan berkas-berkas dalam handbag miliknya itu berisikan dokumen penting.
*
"Sekarang katakan apa keputusan mu, papa dan mama ingin mendengarnya sekarang", ucap Kevin dengan nada sangat tegas pada putrinya.
Bukan hal yang aneh pria paruh baya itu mendidik putri-putrinya dengan keras, tak lain karena Kevin dan Naura hanya memiliki Arianna dan Brianna yang akan menjadi penggantinya memimpin perusahaan besar sekaliber Abraham groups.
Jika Arianna dan Brianna berjiwa lemah maka dapat di pastikan perusahaan yang didirikan oleh kakek dan ayah mereka akan habis terlindas oleh perusahaan-perusahaan pesaing. Bukan hal baru jika di dunia bisnis pasti memiliki pesaing dalam sektor apapun.
"Aku sudah memutuskan aku akan menetap di Jakarta dan memimpin perusahaan", ucap Arianna dengan tegas.
Mendengar jawaban Arianna, terlihat sang mama tersenyum. "Mama senang mendengarnya nak", ucapnya dengan suara terdengar sangat lembut.
Sementara Kevin tersenyum puas. "Good girl...jawaban itulah yang ingin papa dengar Arianna. Tidak lama lagi papa akan memperkenalkan mu kepada semua rekan bisnis papa, sebelum papa mengangkat mu menjadi chief executive officer”, ucap Kevin tersenyum puas.
"Ada hal lainnya juga yang ingin aku sampaikan. Aku memutuskan untuk tinggal di apartemen ku sendiri".
Perkataan Arianna membuat raut wajah sang mama berubah sendu. "Kenapa begitu nak, mansion ini terlalu besar untuk mama dan papa jika kau memilih tinggal di apartemen seperti Brianna, mama kembali akan kesepian", ujar Naura.
"Tidak apa-apa sayang, toh putri kita tetap tinggal di Jakarta. Kau harus mengerti juga Arianna terbiasa hidup mandiri", ujar Kevin dengan bijak.
"Untuk kali ini papa benar, aku sependapat dengan papa", seru Arianna.
"Jadi selama ini kau tidak sependapat dengan papa, sayang?".
"Papa suka memaksakan kehendak", ketus Arianna.
"Itu semua untuk kebaikan kau dan adik mu, sayang. Yang papa miliki hanya kau dan Brianna. Jadi maafkan papa jika mendidik kalian berdua dengan keras", ucap Kevin.
Arianna menghambur kedalam dekapannya Kevin, "Aku tahu semuanya karena aku dan Brianna lah penerus papa", balas Arianna sambil mencium penuh sayang wajah papanya. Begitupun dengan Naura "Aku sangat sayang pada mama dan papa", ucapnya pelan.
...***...
KARYA EMILY LAINNYA :
SERPIHAN HATI ELLENA
MENJADI YANG KEDUA
PENGANTIN PENGGANTI
AIR MATA SCARLETT
