NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

POV author

Budi tak kehabisan ide, selain meminta uang tutup mulut, ia pun meminta pak Ridwan untuk memberinya pekerjaan lagi, sehingga ia tak harus pusing memikirkan kehidupannya untuk ke depan. untuk hari ini, ia hanya fokus menuntaskan masalahnya yaitu Yulia.

seusai bertemu dengan pak Ridwan, Budi kembali mencari bukti kebohongan Yulia, kali ini soal penyakit yang dideritanya, jika memang benar Yulia sakit, mungkin Budi akan sedikit mentolerir. ya merasakan pasti sulit berada di posisi Yulia, yang sudah dibayangi kematian. meskipun ajal merupakan hak prerogatif sang pencipta, namun dari penyakit yang diderita Yulia saat ini, meyakinkan bahwa umurnya memang tak akan lama.

Budi masih ingat betul salah satu klinik yang ia datangi bersama Yulia, di klinik ini pertama kalinya ia mendapat kabar soal penyakit Yulia. namun, saat tiba di parkiran ia melihat seseorang yang hampir mirip dengan dokter waktu itu, namun kali ini dengan penampilan yang berbeda.

"mas!"Budi menepuk bahu lelaki yang memakai kaos oblong berlogo partai. laki-laki itu lantas mendongak.

"kenapa mas?"tanyanya balik. laki-laki itu kembali berkotak dengan lembaran uang yang tengah ia hitung, tanpa menyadari kalau Budi sedang mengamatinya.

"Kamu mau saya laporkan ke polisi hah?"

laki-laki itu tersentak dan mendengar menatap Budi."mas bicara sama saya?"

"iya, siapa lagi di sini yang manusia cuma kita berdua"

"ada masalah apa ya mas?"

"saya bisa memenjarakan kamu dengan kasus penipuan"

"penipuan? maksudnya apa? saya nggak ngerti?"

"pura-pura jadi dokter, dan memberi analisa palsu itu sudah termasuk pidana!"

laki-laki itu membuka mulutnya lebar-lebar, iya ingat dengan kejadian sekitar 1 bulan yang lalu. tanpa pikir panjang ia pun bangkit hendak melarikan diri, namun Budi sudah mewaspadainya sejak awal. jadi saat laki-laki melangkah, Budi menangkis sakitnya hingga jatuh terjerembab.

"maaf mas, jangan laporin saya ke polisi. saya cuma kerja. anak istri saya nanti makan apa kalau saya di penjara. ampun mas, saya terpaksa"ucap laki-laki itu ketakutan.

sejenak, Budi merasa melihat dirinya saat masa silam. dulu yang pun memiliki ketakutan yang sama saat dihadapi sebuah masalah. Budi pulang terus berjongkok dan membantu laki-laki yang berprofesi tukang parkiran itu bangkit.

"lain kali jangan memberi anak dan istrimu dari hasil pekerjaan yang haram. menipu mencuri,memfitnah, itu hal-hal yang dilarang agama"

"iya mas ampun"

"sudah, bangun. jadi waktu itu kamu hanya berpura-pura? lalu, siapa yang menyuruh melakukan itu"

"saya nggak tahu namanya, yang jelas wanita yang menyuruh saya yang pura-pura sakit itu. kebetulan di klinik lagi nggak ada dokter jaga. jadi, saya dan beberapa perawat mau diajak kerjasama"

lagi-lagi Yulia, jadi semua keonaran ini adalah ulahnya. hilang sudah rasa ibadah dalam diri Budi, yang tersisa saat ini hanyalah amarah yang menggelegak.

setelah yakin dengan semua bukti yang didapatkan, Budi langsung bergegas mendatangi kantor Yulia. saat itu, iya tak mendapat Julia berada, menurut beberapa pekerjaannya wilayah Tengah berbaring sakit, namun budek sudah tak sabar ingin bertemu dengan wanita itu. ia pun meminjam salah satu ponsel pekerja William untuk digunakan untuk menghubungi bosnya.

"iya NES, ada apa?"suara Yulia terdengar dari seberang telepon. dari suaranya Budi bisa memastikan bahwa wanita ini baik-baik saja.

"halo Yulia"

"mmm... Budi, kamu Budi? kenapa bisa telepon pakai nomor pegawaiku?"

"itu tak penting Yul, aku mau bicara sesuatu sangat penting, bisa kita bertemu?"

"Bi-bisa, tentu bisa. tapi, sebelumnya soal apa dulu ya?"

"ini soal kita berdua. aku tak bisa membicarakannya lewat sambungan telepon. lebih tepatnya aku ingin segera bertemu denganmu"

hanya mendengar ucapan itu saja, hati Yulia langsung berbunga-bunga. iya yakin perjuangan yang untuk mendapatkan hati Budi tak sia-sia, buktinya laki-laki ini memintanya untuk bertemu berdua. namun, Yuli harus menjaga egonya, iya ingat laki-laki itu yang kini mengejarnya.

"Yul? bisa kan?"

"mm... aku sebenarnya pengen ketemu. tapi, tahu sendiri kondisiku lagi nggak fit..."

"kalau begitu, biar aku yang ke tempat kamu sekarang juga!"

"ada apa sih, Budi. kayaknya nggak biasa aja kamu pengen ketemu aku?"

"ayolah Yulia... aku ke rumah kamu sekarang ya? kalaupun kamu nggak ngasih alamat, jangan kaget jika nanti aku ada di depan pintu rumah kamu"

sambungan telepon terputus, Surya langsung bersorak ke girangan. dia melompat menari bahkan sesekali bertiup sangking bahagianya. Yulia yakin bahwa Budi pasti akan menemuinya, untuk itu ya harus menyiapkan penampilan yang terbaik. tapi, iya akan tetap menjalankan skenarionya. meskipun sakit, tapi harus membuat penampilannya lebih menggoda.

satu jam kemudian, Yulia memilih gaun tidur berbahan satin berwarna putih tulang yang cukup tipis dan menerawang. ia menyembunyikan kawan itu dengan mengenakan outer berwarna serupa. Yulia sengaja tak mau males make up, karena wajahnya memang sudah terlihat cantik, hanya saja ia membubuhkan lip balm berwarna pecah di bibirnya. sehingga Yulia terlihat cantik dan natural.

beli pintu rumah berbunyi, pembantu rumah terlihat tergopoh-gopo untuk membuka pintu. lebaran jantungnya terasa berpacu lebih cepat, belum bertemu saja kedua pipinya sudah merona.

"Bu-maaf. ada yang mau bertemu.…"

Yulia langsung berlari kecil ke arah ruang tamu, padahal pembantunya belum selesai berbicara, namun ia sudah buru-buru pergi

"hai,Bud..."

seketika Yulia langsung menghentakkan kakeknya kesal, ternyata yang menyambangi rumahnya bukan Budi melainkan sang kakak Kevin.

"keterlaluan, mau sampai kapan kamu mengakhiri skenario ni ha? untuk apa kamu menemui Dina? kamu tahu gara-gara kecerobohanmu, wanita itu mendatangi rumahku saat ada Sarah!"sentak Kevin caranya membanting asbak yang ada di atas meja tamu. seketika, asbak yang terbuat dari tanah liat itu hancur saat berbenturan dengan lantai. saking terkejutnya Yulia hampir saja melompat.

"tahan bang"

"dengar Yulia, aku sudah tak peduli dengan uang yang kau janjikan. kalau sampai terjadi sesuatu dengan rumah tanggaku. seperti yang kau bilang, urusan ini tak mengenal saudara. aku bisa membongkar aibmu kepada Budi. kalau sampai dia mengetahui semua kebohonganmu, apalagi tahu bahwa kamu yang mencelakai anaknya. aku pikir dia pasti akan membencimu"

"diam!"Yulia berteriak histeris, wajahnya sudah berubah pucat bias. iya kembali merasakan kecemasan, hingga membuat tubuhnya gemetaran.

"hentikan Yulia, sebelum kita semua celaka. perbuatanmu sudah terlalu jauh"

"tidak, sebelum aku mendapatkan Budi."

"tapi perbuatanmu bisa mengusik rumah tanggaku, Yulia! lihat saja kalau itu terjadi"

"apa ha? silakan saja lakukan sesukamu. jika kamu bocorkan semua itu kepada Budi. nasibmu akan mendekam di penjara. kau lupa bang, selama kau mencari eksekutorku. kita satu sama kan? bagaimana rasanya jika sarang melahirkan saat kau dipenjara"

"dasar b******* kak Yulia......"

"hahaha.... Untung saja mood ku sedang baik. sebentar lagi skenario ini akan selesai. kau tak usah takut bang, karena Budi sudah berada di genggamanku. pulanglah, akan aku transfer 50% dari perjanjian kita"

suara tawa Yulia semakin pecah, sedangkan dari balik pintu, Budi yang sedari tadi mendengar perbincangan antara Yulia dan Kevin, membuat darahnya bertambah mendidih.

"Yulia... kamu sakit jiwa"

dosisnya seraya beranjak pergi. Budi mengurungkan langkahnya, saat ini ya iya hanya ingin segera bertemu dengan istrinya, karena Dina pun tak urung menjadi sasaran dari kelicikan Yulia.

...****************...

setibanya di rumah, bukan Dina yang ia temui melainkan seorang wanita hamil yang sedang duduk di teras rumah. tentu Budi terkejut karena wanita itu sangat asing baginya.

"selamat sore, kamu yang namanya Budi?"

"iya saya sendiri, ada yang bisa saya bantu"

tubuh wanita itu gemetaran, kedua netranya sudah berkaca-kaca. hal itu membuat Budi kebingungan.

"ini"ia memberikan ponselnya kepada Budi.

"apa?"

"bukti, kalau istrimu berselingkuh dengan suamiku"

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!