"Dasar maling rasakan ini..!" Bugs..Bugs..Brakkk.. Jenar memukul maling itu dengan membabi buta. Setelah dirasa tidak ada pergerakan dari maling itu Jenar membuka mata.
"Whaaattt..! kenapa malingnya pakai jas rapi begini, jangan.. jangan dia tamu di restoran lagi, aduh bagaimana ini, lebih baik aku kabur saja"
Mahesa Jenar seorang gadis yang enerjik, penuh semangat, kecil, mungil dan sederhana yang bekerja sebagai asisten chef di sebuah restoran milik keluarga Akihiko.
Adam Athan Akihiko seorang pengusaha muda sekaligus pewaris tunggal Akihiko corporation yang banyak disukai gadis - gadis muda. Patah hati karena ditinggal kekasihnya Jesica yang seorang designer muda.
Karena suatu insiden harus memaksa mereka untuk selalu bertemu dan membuat suatu perjanjian. Apakah Jenar sanggup menghadapi Adam yang pemilih dalam hal makanan...
Hai perkenalkan aku Neen@
Ini adalah novel pertamaku, mudah - mudahan kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maling
Siapa itu masuk ke dapur. Jangan - jangan maling. Aduh gimana ini batin Jenar. Dengan cemas ia berpikir keras. Oh itu disana ada gagang sapu sudah aku bawa saja buat senjata putusnya. Dengan langkah pelan ia masuk ke dapur. Tangannya gemetar, berulang kali ia menarik napas panjang, tenang.. tenang Jenar itu kecoa bukan maling. Ia berusaha mengalihkan pikirannya.
Jenar bernapas panjang berusaha menenangkan perasaan takutnya sebelum melakukan aksinya. Dia memejamkan mata dengan sekuat tenaga diayunkan tongkat itu membabi buta memukul kepala dan tengkuk pria itu. Dipukulnya berulang kali bugh..bugh..bugh..!
Setelah dirasa cukup dia memicingkan mata mengintip apakah lawannya sudah KO. Dan yes..! dia sudah terkapar tak berdaya di lantai.
Tapi tunggu dulu kenapa maling memakai setelan jas mahal, sepatu kulit yang mengkilat dan juga berkulit putih bersih. Jangan - jangan aku salah sasaran atau mungkin dia tamu restoran yang salah masuk pikirnya mulai panik.
"Aduh gimana ini, aku bisa dipenjara kalau ketahuan." ucapnya sambil mondar mandir. "Ya tuhan, tolong aku. Mana aku belum nikah lagi, belum membahagiakan ibu. Nggak.. Nggak.. Aku nggak mau masuk penjara."
Jenar meletakkan kepalanya didada pria itu merasakan apakah jantungnya masih berdetak "Hah masih." ucap Jenar kemudian meletakkan telunjuknya ke hidung mancung pria itu "Heh syukurlah masih bernapas." Jenar bernapas lega.
"Tapi gimana ini dia pingsan apa aku guyur saja pake air, biasanya di film - film kalau pingsan guyur pake air." gumamnya, ia segera berdiri mengambil air dalam wadah dan langsung mengguyurnya ke muka pria tadi. Byuurr..
"Kok belum sadar ya? apa yang salah? Atau aku tinggal saja nanti juga diketemukan satpam penjaga kalau pas keliling, apalagi dia cuma pingsan." Jenar memutuskan untuk meninggalkan pria itu, ia segera bangkit mengambil tasnya dan keluar dari dapur menuju parkiran.
"Mbak Jenar masih disini?" sapa satpam penjaga malam.
"Eh pak satpam, iya nih pak tadi dari kamar mandi perutnya sakit." jawab Jenar gugup
"Mari pak saya pulang dulu sudah malam." lanjutnya.
"Iya mbak, hati - hati dijalan."
Setengah berlari Jenar menuju sepedanya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.
"Mudah - mudahan pria tadi tidak apa - apa." doa Jenar.
🍁🍁🍁🍁
"Aduh kepalaku." perlahan Adam berusaha untuk duduk. Ia merasa pusing.
"Sialan siapa tadi yang telah memukulku, kalau sampai ketahuan aku akan menghajarnya tanpa ampun!"
Sambil sempoyongan dan tertatih - tatih Adam masuk kembali ke kantornya. Dia merogoh saku jas nya untuk mengambil handphone. "What the hells HP ku kenapa remuk begini!" teriaknya sambil mengacak - acak rambut nya karena emosi.
"Syiittt! Sial!" dengan geram Adam membanting Handphone nya. "Awas kalau ketemu!"
Segera ia menuju pos satpam di depan.
"Satpam! Satpam! Satpam!" panggil Adam sambil melambaikan tangan
"Ya tuan Adam!" dengan tergopoh - gopoh satpam tadi berlari ke arah Adam.
"Teleponkan sopir saya!"
"Baik tuan, tapi kenapa baju tuan basah dan berantakan begini?" tanya satpam tadi
"Sudah diam jangan banyak tanya!" bentak Adam. "Lakukan saja perintahku. Cepat telepon sopir!
Satpam tadi segera menghubungi mang Udin. Tak lama kemudian mang Udin datang.
"Tuan apa yang terjadi?" mang Udin turun dan membuka pintu mobil.
Tanpa menjawab pertanyaan mang Udin, Adam segera masuk ke dalam mobil. "Ke rumah sakit mang."
"Baik tuan."
"Mang Udin Pinjam HP nya sebentar."
Tanpa banyak bertanya mang Udin menyerahkan Handphonenya ke Adam.
"Halo, Shawn belikan HP yang baru untukku." tanpa menunggu lawan bicara menjawab, Adam langsung mematikan Handphone dan menyerahkan kembali ke mang Udin.
Mobil Rolls Royce keluaran terbaru berwarna hitam itu melaju menembus malam menuju rumah sakit. Di dalam Adam memejamkan mata sebentar karena kepalanya begitu pusing akibat pukulan tadi.
"Sudah sampai tuan." ucap mang Udin membangunkan Adam. Sambil membuka pintu "Apa perlu saya papah tuan?" mang Udin menawarkan bantuan.
"Tidak usah, mang Udin tunggu saja aku cuman sebentar."
Itulah Adam selalu berusaha kuat, tegar dan tidak membutuhkan orang lain. Dengan sikapnya yang seperti itu banyak yang beranggapan dia angkuh dan sombong. Padahal jika sudah mengenalnya, orang pasti akan berpendapat lain. Karena sejatinya dia orang yang baik dan penyanyang.
Mang Udin segera memakirkan mobilnya dan menunggu Adam keluar. Sementara itu didalam rumah sakit terjadi kehebohan diantara para perawat. Siapa yang tidak mau memeriksa pria tampan yang sering muncul di majalah dan media sosial sebagai pengusaha muda yang berprestasi. Syukurlah tak lama kemudian dokter Reyhan yang merupakan dokter keluarga Akihiko datang.
"Kamu kenapa bro?"
"Sudah tidak usah banyak bicara, cepet periksa kondisiku."
"Tenang bro, relaks.. santai aja." dokter Reyhan dan Adam berteman sudah lama. Dokter Reyhan menjadi dokter di keluarganya, karena papanya Adam pernah terkena serangan jantung. Usia mereka beda sepuluh tahun.
"Mana yang sakit?"
"Kepalaku."
Dokter Reyhan mengernyitkan dahinya "Tumben kepala mu sakit?"
"Habis dipukul orang." jawab Adam singkat.
"Apa! yang bener?!" tanya dokter Reyhan tidak percaya. "Pasti pria itu sangat kuat."
"Dia bukan pria tapi seorang wanita."
"Hahahahhhhh." dokter Reyhan tertawa terbahak - bahak. "Juara taekwondo dan Kendo bisa kena pukul seorang wanita." ucap dokter Reyhan sambil terus tertawa. Kau.. Kau berbuat tidak senonoh padanya?"
Adam melirik tidak suka. Tatapannya yang tajam membuat Reyhan harus menghentikan tawanya.
"Oke..oke aku berhenti." ucap Reyhan.
"Darimana kamu tahu kalau itu seorang perempuan?"
"Dari rambut panjangnya dan jeritannya ketika memukulku." jawab Adam dengan nada geram. "Sayang sekali aku belum sempat melihat wajahnya."
"Hahahahhhh.." Reyhan kembali terbahak - bahak.
"Sampai kapan kau akan tertawa seperti itu atau mau aku pindahan kau menjadi dokter di Pedalaman." ancam Adam.
Seketika tawa dokter Reyhan berhenti " Oke..oke." ucap Reyhan sambil mengangkat kedua tangannya. "Kita mulai pemeriksaan CT scan dan Rontgennya ya." lanjutnya
Setelah menunggu selama setengah jam hasilnya keluar.
"Gimana?" tanya Adam
"Hmm, masih aman bro. cuman luka sedikit dan memar. Nanti cukup dikompres dan ini aku kasih resep buat penghilang sakit kepalanya. Terus terang aku penasaran dengan wanita itu, perlu aku acungkan jempol atas keberaniannya." lanjut Reyhan sambil tersenyum.
"Sudah diam, mana resepnya?"
"Nih." Reyhan menyerahkan resep. "Makanya menikah biar ada yang urus."
"Kau dan mamaku sama saja."
"Mau menunggu sampai berapa lama lagi bro. Kau sudah cukup umur dan siap secara finansial. Jangan menunggu dia lagi, dia itu sama sekali tidak mencintaimu."
"Kau tidak tau apa - apa, biar ini menjadi urusanku. Aku hanya ingin mendengar itu dari mulutnya kalau ia sudah tidak mencintaiku." jawab Adam dengan ketus.
"Oke.. oke aku tidak akan membahas masalah ini lagi. Pulang dan istirahatlah, jangan lupa minum obatnya?"
"Aku permisi." pamit Adam.
Adam menyusuri lorong rumah sakit yang mulai sepi karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Pikirannya kembali terbang jauh kemasa lampau mengenang dan mengingat satu nama yaitu "Jesica" dimana dia sekarang. Sudah dua tahun ini dia mencari keberadaannya. Apakah benar dia lari dengan pria lain. Tapi Jesica bukan perempuan murahan seperti itu. Dia harus bertemu langsung dan minta penjelasan dari mulut Jesica sendiri. Tapi apakah perasaan cinta untuk Jesica masih ada atau hanya rasa penasaran akan jawaban yang tak kunjung Adam temukan.
Setelah menerima obat Adam segera menuju ke mang Udin. Mang Udin yang melihat Adam segera menghentikan kegiatannya dan bergegas membukakan pintu mobil.
"Silahkan tuan."
"Mang Udin belum makan malam?" tanya Adam karena tadi melihat mang Udin duduk sambil membuka kotak makan.
"Sebenarnya saya sudah makan tuan. Tadi kebetulan yang sewa sebelah rumah masak, terus saya dikasih nasi goreng ini. Masakannya enak tuan, istri saya saja sampai kalah."
"O ya." jawab Adam tidak percaya
"Iya bener tuan saya tidak bohong, ini tuan liat." ucap mang Udin meyakinkan sambil membuka kotak makanannya. Aroma masakan nasi goreng yang lezat langsung tercium dan menggelitik hidung Adam. Sejenak ia tampak menelan ludah dan kruukk..kruukk bunyi perut Adam tidak mau diajak kompromi.
"Sudah ini tuan muda makan saja, saya mah masih kenyang."
Dengan ragu - ragu Adam menerima kotak makan pemberian mang Udin. Nasi goreng ini terlihat biasa tapi kenapa aromanya begitu luar biasa menggoda. Dengan pelan Adam menyuapkan nasi goreng itu ke dalam mulutnya.
Hmm... Nasi goreng ini benar - benar enak batin Adam. Apalagi telur mata sapi ini begitu lembut.
"Gimana tuan? enak kan?" tanya mang Udin membuyarkan lamunan Adam.
"Iyaa." jawab Adam singkat sambil terus memakan nasi goreng itu hingga habis tanpa sisa.
"Apa mang Udin sering dapat makanan dari tetangga mang Udin?"
"Iya tuan muda, sekarang istri saya kalau pagi tidak pernah masak. Masakannya itu sederhana tapi enak rasanya." lanjut mang Udin sambil terus mengemudikan mobil membelah malam kota Jakarta.
Mobil Rolls Royce itu berhenti di kawasan elite kota Jakarta, di depan gerbang tinggi , patung singa di kedua sisinya. Seorang satpam segera menekan tombol agar gerbang itu terbuka. Tampak sebuah rumah mewah bergaya eropa dengan halaman luas, taman, kolam hingga air mancur dan pohon - pohon yang tertata rapi. Mobil berhenti didepan pintu utama. Mang udin segera membuka pintu mobil.
"Terimakasih mang, selamat malam."
"Selamat malam tuan muda, selamat beristirahat."
Adam segera memasuki rumah dan bersiap menaiki tangga yang terbuat dari batu marmer menuju kamarnya.
"Adam.." panggil sebuah suara
"Mama.." ucap Adam sambil menoleh ke arah suara. "Kenapa belum tidur?" Adam berbalik mendekati mama sambil mencium kedua pipinya dengan lembut.
"Ada yang mau mama bicarakan?"
"Apalagi sih ma.." jawab Adam dengan nada malas sepertinya dia tahu arah pembicaraan mamanya.
"Mau sampai kapan kamu begini terus. Ingat umurmu sudah 28 tahun kamu harus melanjutkan hidup. Lupakan masa lalu, cobalah untuk membuka hatimu nak."
"Maksud mama?" Adam mengerutkan keningnya. Dia lalu duduk di sebelah mama.
"Kamu sudah dewasa Adam, lupakan perempuan itu, lupakan jesica, dia bukan perempuan baik - baik."
"Mama jangan memandang rendah Jesica, pasti ada alasannya kenapa dia meninggalkanku"
"Tidak perlu alasan Adam dia itu hanya ingin hartamu saja."
"Ma please... " Adam memohon.
"Adam malas berdebat dan tidak mau kalau akhirnya menyakiti mama." Adam segera bangkit. "Adam pamit mau istirahat." ucap Adam sambil berjalan meninggalkan mama.
Mama menghela napas panjang, pasti akhirnya seperti ini pikir mama. Tiap kali Adam diajak bicara selalu berakhir dengan pertengkaran. Mama sebenarnya ingin agar Adam membuka lembaran baru dalam hal percintaan. Agar ia bisa melupakan Jesica seorang perempuan cantik yang perrnah mengisi hari - hari Adam selama satu tahun. Tapi karena terlalu mencintai jesica, Adam belum bisa melupakan sosoknya. Segala upaya telah mama lakukan dari banyak mengenalkan dia dengan anak - anak temannya. Tapi masih belum bisa menggerakkan hati Adam. Mama ingin melihat kembali Adam yang selalu tersenyum, ia akan menerima siapa saja yang bisa kembali mengisi kebahagiaan Adam. Semoga saja segera.
🍁🍁🍁🍁