Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Mayang tidak pernah habis berfikir apa maksud adam menghubungi nya. Selama kurang lebih enam tahun mereka tidak pernah berkomunikasi. Dan sekarang Adam menghubungi nya hanya untuk bilang bahwa dirinya kangen, entah apa yang ada dipikiran Adam. Sedangkan Mayang sudah tidak mau mengambil pusing. Baginya Adam hanya lah masa lalu nya.
Dari pada memikirkan hal-hal yang tidak penting. Mayang lebih memfokuskan diri dengan usaha yang sedang di jalanin nya serta tumbuh kembang anak kesayangan nya hafiz. Hal itu yang lebih penting buat Mayang.
***
Sudah cukup lama Mayang tidak mengunjungi buktinya karena kesibukan nya mengurus hafiz dan juga membuka usaha baru nya. Sejak mbo Jum dan bi ummai memilih pulang kampung. Mayang tidak mencari asisten rumah tangga.
Keinginan Mayang untuk mengurus buah hati nya dan rumah membuat Mayang engan untuk mencari pengganti ART yang baru.
"Hafiz, nanti kamu pulang jam berapa sayang?"tanya Mayang.
"Jam dua belas lewat bunda, kenapa?"
"Bunda hari ini mau kebutik. Hafiz mau ikut atau tinggal nak?"tanya Mayang sambil menatap putranya dengan lembut.
"Hafiz, ikut ya Bun? Bolehkan?"dengan harap hafiz memintanya ikut.
"Boleh sayang nanti bunda jemput ya?"
"Beneran bunda?"
"Iya sayang. Nanti hafiz tunggu saja di sekolah. Bunda pasti jemput hafiz."
"Asyiiiiiik. Makasih bunda. Kalau begitu hafiz berangkat sekolah dulu ya Bun".
"Hati-hati di jalan ya nak"
"Siap bunda, assalamualaikum" hafiz mencium tangan Mayang dengan takzim
"Wa'alaikum salam" jawab Mayang sambil melihat hafiz berjalan keluar rumah
Setelah hafiz berangkat sekolah, Mayang mulai membersihkan rumah. Toko kue nya tetap dibuka olehnya. Biar bu Hani dan bu Siska yang menjaganya. Toh semua nya sudah di kerjakan nya.
Setelah merapikan semuanya Mayang berjalan menuju toko yang berada di depan halaman rumah nya.
Cklek..
"Bu Hani, Bu Siska. Mayang mau minta tolong jaga in rumah ya? Mayang hari ini mau keluar rumah sama hafiz. Tidak lama kok". Ucap Mayang.
"Iya Bu Mayang. Ibu Mayang tenang saja."jawab Bu Hani yang sedang menjaga meja kasir.
"Terima kasih ya Bu, Mayang siap-siap dulu."pamit Mayang setelah mengemukakan permintaan nya.
Mayang berbalik kearah rumahnya menuju kamar pribadinya. Dan mulai membersihkan dan mengenakan pakaian casual yang biasa Mayang kenakan. Mayang tidak terlalu menyukai dress kecuali di waktu-waktu tertentu.
Mayang memoleskan wajahnya dengan makeup yang natural. Lalu menyisir rambutnya yang panjang dan mengikatnya dengan karet gelang. Setelah rapi Mayang menuju ruang kerjanya dan membuka laptopnya lalu membaca semua email-email yang masuk dari butik yang di kirimkan oleh Anita dan Sofi.
Mayang mengambil hp nya lalu menghubungi Sofi dan memberitahukannya bahwa Mayang akan ke butik.
"Hallo Sofi" ucap Mayang saat Sofi menerima panggilan nya
"Hallo Mayang, apa kabar? Lagi dimana Lo? Gimana keadaan Lo? Kapan Lo ke butik. Udah lama banget Lo enggak main ke butik. Mentang-mentang kesibukan Lo sebagai ibu rumah tangga dan pengusaha kue. Jadi Lo lupa butik Lo." Ucap Sofi tanpa memberi jeda kepada Mayang untuk menjawab semua pertanyaan nya.
"Woi.. woi... Pelan-pelan Bu. Satu-satu gue jawab. Kabar gue baik. Gue sekarang lagi di rumah. Keadaan gue baik-baik aja. Gue rencana nya hari ini mau ke butik tapi tunggu hafiz pulang sekolah. Lo tahu sendiri kan kesibukan gue. Gue belum bisa tinggalin hafiz sendirian. Walaupun bisa gue enggak tega tinggalin hafiz lama-lama, Sofi."jawab Mayang menjawab semua pertanyaan Sofi
"Seriusly Lo mau ke butik hari ini sama anak Lo."tanya Sofi yang tidak menyangka kalau mayang akan ke butik bersama anaknya.
"Serius Sofi. Ngapain juga gue bohong"gemas Mayang
"Ok.... Gue kabarin Anita. Anita hari ini lagi berada di luar nemuin client. Gue rasa Anita bakalan heboh tahu Lo kemari."ujar Sofi dengan senang.
"Ya udah Sofi, gue harus jemput hafiz dulu. Siap-siapin banyak makanan, minuman dan cemilan buat jagoan gue"
"Siap cintaku. Gue tunggu dikau."
Tut...
Setelah menghubungi Sofi. Mayang memasukkan telepon genggam ke dalam tas selempang yang akan Mayang bawa. Mayang merapikan semua berkas-berkas laporan nya dan mematikan laptop. Lalu memasukan nya ke dalam tas kerja nya.
Mayang langsung bergegas turun bawah menuju pelataran mobilnya sambil membawa tas selempang di bahu serta tas kerjanya yang di tenteng serta kunci mobil yang berada di genggaman nya.
Mayang membuka pintu mobil, menaruh tas kerja nya di kursi belakang lalu masukan kunci mobilnya, dan menutup pintu mobil, serta menyalakan mesin mobilnya.
Mayang mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang menuju sekolah hafiz. Sesampainya di sekolah hafiz. Mayang mematikan mesin mobil dan menunggu buah hatinya di dalam mobil sambil melihat kearah gerbang sekolah.
Sepuluh menit menunggu, banyak anak-anak yang berhamburan keluar dari gerbang sekolah. Dilihatnya hafiz di pinggir jalan dekat gerbang sekolahnya. Mayang menyalakan mobilnya dan perlahan berjalan menuju tempat hafiz sedang berdiri. Mayang buka jendela mobil serta memanggil buah hatinya. "Hafiz.. hafiz..." Terima Mayang dari dalam mobil.
Hafiz yang mendengar suara sang bunda langsung menengok ke dalam mobil. Lalu membuka pintu dan duduk di samping Mayang. Tak lupa mencium tangan Mayang.
Dilihatnya sang anak sudah duduk dengan nyaman Mayang mulai memacu kendaraannya dan berjalan menuju butik. Perjalanan siang itu lumayan sangat padat. Kemacetan dimana-mana.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena macet. Mayang memakirkan mobilnya didepan butik. Dan berjalan bersama hafiz ke dalam butik.
"Huwaaaaaaa... Mayang" teriak Sofi dengan heboh saat melihat Mayang membuka pintu. Lalu berlari menuju Mayang dan memeluknya.
Semua orang yang berada didalamnya memandangi Sofi dengan wajah anehnya.
"Huuust... Dilihatin orang banyak Sofi." Ujar Mayang dengan malu karena tingkah laku Sofi. Dan memeluk Sofi balik. Sambil cipika-cipiki.
"Biarin aja, gue kangen banget sama Lo may. Eeeh.... Tunggu ini anak Lo yang ganteng itukan, hafiz. Yang dulu waktu dia masih bayi pernah Lo bawa kesini sebelum Lo pindah rumah."tanya Sofi sambil melihat ke arah hafiz. Hafiz tersenyum lalu mencium tangan Sofi.
"Iya Sofi ini hafiz, yang masih bayi pernah gue bawa kemari. Oh ya Nita mana?"tanya Mayang karena tidak melihat batang hidung sahabatnya yang sama-sama heboh.
"Anita lagi di jalan, tadi gue suruh beli makanan, minuman dan cemilan. Anak Lo sopan banget. Mirip sama ayahnya." Jawab Sofi
"Yuk kita ke atas ngobrol-ngobrol nya."ajak Sofi
Mayang dan hafiz berjalan menuju lantai dua sambil mengikuti Sofi yang berjalan di depan nya. Sesampainya di ruang kerja mereka Sofi langsung menyuruh Mayang duduk di sofa yang ada di dalam ruangan. Dan meminta salah satu karyawan nya menyediakan minuman buat Mayang dan Sofi.
Sofi pun langsung membombardir Mayang dengan segala macam pertanyaan. Mayang hanya bisa menghela nafas dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan Sofi. Hafiz hanya bisa tersenyum melihat tingkah Sofi yang aneh menurut hafiz.