NovelToon NovelToon
HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU

HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Patahhati
Popularitas:21M
Nilai: 4.9
Nama Author: rini sya

Arumi lengah, dia menganggap pernikahan yang dia bangun selama tujuh tahun ini baik baik saja, dia menganggap bahwa dia telah berhasil memenangkan hati suaminya, sikap dan tanggung jawab Yudha selama inilah yang membuatnya berfikir demikian.

Arumi tersadar ketika Yudha menemukan tambatan hati yang menurutnya mampu membuat hidupnya kembali bergairah.

Akankah Arumi mengijinkan suaminya mendua atau dia akan memilih berpisah, sungguh keduanya sama sama menghancurkan hatinya, terlebih untuk buah hati mereka!.

Mampukah Arumi mengiklaskan perjalanan hidup dan cintanya?

Mari kita ikuti kisah cinta mbak Arumi dalam HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU, yang penasaran dengan pertemuan awal mereka bisa baca kisahnya di IMPIAN DEKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka Arumi

Yudha meninggalkan kamar putranya sesaat setelah mendapatkan apa yang dia mau yaitu izin tertulis dari istri pertamanya.

****

Arumi kembali menangis menumpahkan segala sesak yang ada di dadanya. Sayangnya tanpa Yudha dan Arumi sadari ada sepasang telinga yang mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

Saat Arumi memukul penuh emosi dadanya sembari menagis, pemilik telinga itu tiba-tiba bangun dan memeluk bundanya. Serta berusaha menghentikan aksi bundaya menyakiti dirinya sendiri.

"Sudah Bunda jangan pukul lagi. Abang nggak mau Bunda jadi sakit," ucap Ditya, seolah dia paham dan mengerti apa yang Arumi rasakan. Dia pun beranjak dari pembaringan. Lalu, berdiri persis di depan Arumi dan memegang pipi tirus itu.

"Bunda jangan sedih ada Abang yang akan selalu jaga Bunda dan adek. Abang nggak akan ninggalin kalian seperti abi. Abang akan selalu ada buat Bunda ya. Sudah jangan nangis lagi, " ucap Ditya. Ucapan itu sungguh lugu, tapi mampu membuat hati siapapun yang mendengarnya akan bergetar bangga namun juga menyayat hati.

Arumi memeluk tubuh kecil putranya,"Bunda salah apa bang?" tanya Arumi.

"Bunda nggan salah apa apa, Bun. Bunda ibu yang baik buat abang sama adek. Kalau abi nggak mau jaga Bunda, biar Abang yang jaga bunda," jawab Ditya sambil kembali memeluk bundanya. Terlihat tangan munggil itu menepuk-nepuk pundak wanita yang terluka jiwanya ini. Berusaha menenangkan wanita yang telah melahirkannya.

"Bunda gagal jadi istri yang baik, Bang," ucap Arumi di sela-sela tangisnya. Meski belum begitu paham apa itu istri tapi Ditya paham bahwa saat ini bundanya terluka.

Raditya anak yang tanggap dia pun keluar kamar untuk mengambilkan bundanya minum. Namun, saat membuka pintu matanya melihat abinya hendak pergi. Ditya hanya diam dia tak ingin menyapa atau pun bertanya.

Yudha yang melihat sang putra hanya termenung melihatnya, pun bertanya.

"Abang kok belum bobo, Abang mau ngapain?" tanya Yudha basa basi.

Ternyata Ditya mewarisi sifat bundanya yang selalu pandai menjaga perasaan orang lain. "Bunda minta minum Bi. Abi mau ke mana kok bawa-bawa tas?" tanya Ditya pura-pura tak tahu jika sang abi hendak pergi dari rumah.

"Abi ada kerjaan diluar kota Sayang. Jagain bunda sama adek ya," ucap Yudha Berbohong. Ditya tahu jika abinya tidak jujur, hanya menganguk dan menerima uluran tangan pria ini, lalu menciumnya seperti biasa.

Ditya hanya menatap kosong ke arah punggung Yudha, hingga punggung itu tak terlihat lagi.

Yudha bukan hanya menyakiti istrinya tapi juga meninggalkan segores luka untuk anak yang tak tahu apa apa ini. Untuk anak yang masih membutuhkan kasih sayangnya, sungguh sangat egois pria ini.

Ditya masuk ke kamarnya lagi dan memberikan segelas air yang dia bawa dari dapur tadi.

"Makasih, Bang," ucap Arumi.

"Sama-sama, Bunda." Ditya tersenyum.

"Ya udah alAbang tidur gi, ini udah larut sayang." Arumi membalas senyuman sang putra.

"Bun tadi Abang ketemu abi di depan. Abi benaran pergi ninggalin kita Bun. Abi bawa bawa tas," ucap Ditya sambil memegang tangan bundanya seolah memberikan kekuatan untuk wanita rapuh ini.

"Nggak pa-pa Bang Biarkan abi cari kebahagiaanya. Bunda sekarang nggak takut abi pergi. Kan bunda punya Abang sama adek," jawab Aruni berusaha menutupi luka yang ada di batinya.

"Iya Bun, Abang akan selalu jagain Bunda," jawab Ditya.

Arumi pun memeluk lagi putra kebanggaanya. Menahan tangis. Setidaknya masih ada Ditya, salah satu kekuatan Arumi untuk bertahan.

"Apakah Abang mau bantu Bunda?" tanya Arumi pada putra kesayanganya.

Ditya mengangguk.

"Abang jangan bilang-bilang kalau Bunda sama abi lagi nggak baikan. Ini rahasia kita ya, Bang!" pinta Arumi.

"Iya Bun. Abang akan jaga rahasia ini Abang janji," jawab Ditya lugu, sambil memberikan kelingking kecilnya pada wanita ayu ini.

Arumi pun menyambut uluran kelingking kecil itu dengan senyum manisnya.

"Bobo yuk Bun!" ajak Ditya.

"Ayuk,"

Ditya pun merebahkan tubuhnya di sisi adeknya.

"Dedek taruh disini bun dekat, Abang," pinta Ditya.

Ya Allah terimakasih engkau telah menyisihkan aku orang orang yang menyayangiku batin Arumi.

"Baiklah," jawab Arumi. Dia pun menyiapkan tempat tidur untuk bayinya dibantu oleh putranya tentunya.

"Adek udah dikasih nama belum ya bun?"

"Belum, abi bilang tadi..?" Arumi tak melanjutkan kata-katanya. Sebab ia belum menemukan bahasa yang pas untuk disampaikan pada Ditya.

"Iya Abang udah denger, boleh nggak Bun kalau Abang yang kasih nama?"

Ya Allah apa ini, putraku ikut mendengarkan pembicaraan yang menyakitkan tadi, berarti dia pun terluka saat ini Tuhan. Arumi menatap memeles pada Ditya.

Orang tua macam apa aku yang hanya bisa memberikan luka pada putraku, Arumi kembali meneteskan air matanya.

"Boleh ," jawab Arumi. Berusaha memberikan penghargaan untuk sang putra.

"Kita kasih nama dia Mawar Ayu aja Bun. Biar dia selalu cantik kayak bunga-bunga Bunda yang ada di taman," ucap Ditya lugu Arumi pun tersenyum dan mengangguk tanda menyetujui usul putranya.

"Boleh. Adek mulai hari ini nama adek Mawar Ayu ya. Abang yang kasih adek nama. Makasih ya sama abang, makasih," ucap Arumi.

Ditya pun tersenyum sambil mencolek hidung kecil adeknya.

Arumi menyaksikam sediri betapa putranya sangat mencintai dia dan Mawar. Bahkan terlihat Ditya memeluk bayi mungil itu. Seolah ingin mengatakan bahwa ia akan selalu melindungi gadis kecil ini.

Apa lagi yang hendak kamu ingkari Arumi. Luka hatimu telah dibalut halus oleh anak-anakmu. Iklaskanlah semua akan baik-baik saja. Percayalah semua akan kembali pada tempatnya. Jika dia jodohmu maka dia akan kembali jika tidak, berarti Tuhan punya rencana lain untuk ini, batin Arumi lagi.

Bersambung...

1
Surtia Ningsih
sumpah amburadul
Surtia Ningsih
perasaan c Yuda bukan nya udah liat c robet kok baru sekarang sok akrab nya,,thor inget" atuh alurnya biar nyambung
ismaCun80
Luar biasa
Moreno
dia cuma gak tegaan ke cewek semlohay. kalau sama istri sendiri mah tega dan arogan
Moreno
ejiyee.. yg cinta mati. Lihat mantan sakit langsung mau dijagain. 😄
Maizaton Othman
suami bodoh sebab tak reti nak berterus terang,miss communication,isteri bodoh sbb cemburu buta
Soraya
Yudha waktu arumi mau lahiran anak nya sendiri gak peduli giliran bukan darah dagingnya mlh peduli
Iis Sumarni
Luar biasa
Khusnul Khotimah
lelaki yg goblok ya g ketulungan
Khusnul Khotimah
KLO sdh nyampek menikah apalagi kelon mah ogah,,,,,jijik bgt
Soraya
mampir thor
Anonymous
Istri ko selalu disebut ratu drama..... jelas2 yg bikin deama suaminya.... hebatnya memaafkan lg..... ga tau diri bgt ya si suami..... sdh nyakitin hati istrinya.... dibilang drama
Mice Zaimarni
Luar biasa
Cicih Winengsih
Lumayan
Cicih Winengsih
Biasa
Yeti Karniati
Luar biasa
Noerlina
Kecewa
Noerlina
Buruk
Desi Hariani
gak seruuu,,,kalok ujung² nya balikann..sakit bgt tauu,kalok di ingat perbuatan si yudha
Angelica James
samarinda 🫶🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!