“Semua saudara Oliver lelaki. Aku tak percaya jika gadis manis itu dititipkan pada pria.” — Arline Franklin
“Aku juga lelaki. Kau pikir aku ini wanita?!” — Arthur Franklin
Arthur Franklin. Pria dingin dan misterius itu sangat mencintai 3 hal dalam hidupnya. Pekerjaan, wanita dan alkohol. Sayangnya, Arline yang merupakan kakak kandungnya menitipkan anak tirinya, Hailey Owen kepada Arthur, si pria pecinta wanita.
Akankah gadis manis itu tetap aman saat berada di bawah pengawasan dan penjagaan Arthur? Atau … Hailey malah menjadi mangsa, seperti wanita lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penguasa Itu Menyenangkan
..."Ternyata menjadi penguasa lebih menyenangkan." — Arthur Franklin...
Usai ditantang oleh gadis kecil itu, seketika akal sehat Arthur lenyap dan menghilang.
Pria 31 tahun itu mendorong tubuh Hailey sampai jatuh ke atas sofa. Ia menatap liar ke arah gadis yang berada di bawah kungkungannya saat ini.
Tanpa jeda, Arthur langsung menyambar bibir Hailey dengan rakus. Ia mengeluarkan semua jurus berciuman yang ia miliki sebagai senior dalam membuat wanita menjadi tak berdaya dan pasrah.
Sesaat, Hailey terbelalak karena tak menyangka ciuman pria itu membuat sekujur tubuhnya bergetar karena ada aliran listrik yang menyengat. Namun perlahan ... ia menjadi pasrah dan memejamkan mata. Menikmati setiap ciuman panas yang pria itu mainkan padanya. Hailey sampai kewalahan akibat ciuman rakus Arthur.
Gadis itu mendorong tubuh Arthur ke atas. Nafasnya terengah-engah karena kekurangan oksigen. "Uncle ... sebent— ... hmphhh!"
Arthur tak memberikan gadis itu kesempatan bicara. Ia kembali menggila. Namun kegilaannya kali ini berbeda dengan saat ia bercinta bersama wanita sebelum-sebelumnya.
Arthur Franklin. Pria dengan rekor meniduri wanita itu merasa sangat bersemangat saat melumpuhkan Hailey. Pasalnya, selama ini wanita yang pernah bercinta dengannya terlalu berpengalaman. Sampai-sampai ia tak lagi memiliki adrenalin karena terus menerus menerima servis spesial dari para wanita itu. Namun kini? Saat ia bersama Hailey, dia lah yang memegang kendali penuh atas kenikmatan yang akan gadis itu terima.
"Ck! Ternyata menjadi penguasa lebih menyenangkan," batin Arthur bersemangat.
Cukup lama keduanya berciuman, sampai-sampai bibir Hailey bengkak karena ulah Arthur. Kini, perlahan tangan besar pria itu menyusup masuk ke dalam kaos coklat gadis itu.
Hailey tersentak kaget. Seketika ia menyadari bulunya merinding. Bukan karena takut. Tapi ia bergidik karena merasakan besar dan kokohnya tangan pria itu menyentuh kulitnya. Perlahan namun pasti, tangan itu menjalar ke atas. Lalu berhenti tepat di atas salah satu dadanya.
Pemanasan tersebut berlangsung dengan sangat lama. Entah karena Arthur sengaja membuat Hailey terbiasa, atau memang karena pria itu sangat menikmati manisnya tubuh gadis itu.
"Uncle!" Hailey menahan lengan pria itu. Seketika ia tersentak kaget saat tangan itu menjalar masuk ke bawah.
"No," Hailey menatap Arthur sambil menggelengkan kepalanya. "Aku ... aku belum siap."
Arthur tak peduli. Bukankah tadi sudah ia peringatkan bahwa ia tak suka sesuatu yang setengah-setengah? Tak ada kata berhenti di tengah jalan dalam kamus kehidupannya.
Pria itu tak mengindahkan permohonan Hailey. Tangannya menjalar masuk sambil bibirnya kini membentuk beberapa tanda cinta di leher Hailey.
"Akh! Uncle!" Hailey kembali menahan tangan Arthur. Kali ini gadis itu menarik keluar tangan Arthur dari celananya. Kemudian ia mendorong tubuh Arthur yang sedang berada di atasnya.
Dengan kesadaran penuh, Hailey bangkit dari tidurnya. Pakaian dan rambutnya berantakan karena menjadi mangsa Arthur sesaat tadi.
"Hailey. Bukankah sudah kuperingatkan sebelumnya!" geram Arthur kesal. Ia paling tak suka berhenti di tengah jalan. Terlebih lagi nafsunya sedang berada di atas awan, tiba-tiba saja Hailey meminta berhenti?!
"Sorry, Uncle ...." Hailey menyambar tasnya, kemudian gadis itu langsung berlari keluar dari apartemen Arthur.
Arthur ditinggal sendiri dalam keadaan nafsu yang sedang di ubun-ubun. Ia menyambar kaleng soda di atas meja kaca, kemudian dicengkeramnya kaleng tersebut sampai remuk. Lalu di lemparnya kaleng tersebut dengan sekuat tenaga.
"Arghhhh!" Geram Arthur dengan sangat kesal.
Nafas pria itu masih memburu dengan juniornya yang sudah terlihat sangat bengkak di balik celana. Tapi apalah daya, karena saat ini sarang juniornya itu pergi meninggalkannya.
Sementara Hailey, saat di dalam lift, gadis itu menggigit keras bibirnya. Ia meremas jemari tangannya karena rasa frustasi yang menghantui dirinya. Ia terus mengutuki dirinya karena sempat hanyut dan terbuai akan kenikmatan yang pria itu berikan padanya.
"Tenang Hailey. Tenang. Kau terbuai nikmat karena pria itu sudah berpengalaman. Bukan karena kau nyaman dengannya."
"Kau tidak selingkuh, Hailey! Ya ... kau tidak ... hahhh!!!"
Hailey memukul-mukul jidatnya karena menyesali perbuatannya yang gila itu. Benar ia malu jika teman-temannya tahu bahwa ia masih perawan. Tapi, ia merasa sangat bersalah pada Adam, sosok yang sangat ia cintai itu.
"Sebaiknya aku jujur saja pada Adam," tekad Hailey meyakinkan dirinya.
...🌸...
"Besok aku akan ke apartemenmu," ucap Hailey lembut kepada Adam.
^^^"Sorry, Baby. Tapi besok aku harus makan malam bersama keluargaku."^^^
"Owh. Begitu ya," ucap Hailey kecewa.
Padahal besok adalah hari ulangtahun pria itu. Ia sudah membeli pakaian dalam yang cantik untuk ia gunakan saat bersama Adam. Tapi sayangnya, janji tersebut harus gagal dan tertunda.
"Bagaimana kalau lusa?"
^^^"Boleh. Aku akan mengabarimu lagi."^^^
"Okay. Aku mencintaimu, Adam."
^^^"Aku juga mencintaimu, Hailey."^^^
Panggilan pun berakhir. Hailey memejamkan matanya untuk tidur, karena malam sudah mulai larut. Namun, bayangan wajah Arthur mendadak muncul. Membuat Hailey membuka paksa matanya.
"Berhenti memikirkannya!" geram Hailey menghela nafas kesal.
Gadis itu kembali memejamkan matanya.
Kembali terlintas ciuman panas antara ia dan Arthur kemaren. Membuat ia tak bisa tidur dan entah kenapa jantungnya berdetak dengan sangat kencang.
Hailey meraih ponselnya dari atas nakas, ia melirik ponselnya. Tiba-tiba saja ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah menyimpan kontak pria ular itu.
"Baguslah. Setidaknya aku tak perlu lagi berkomunikasi dengannya," lirih Hailey pelan.
...🌸...
Keesokan harinya, di sore hari, Hailey bersiap-siap untuk keluar. Ia berniat membeli cake dan datang ke apartemen Adam. Yah sekedar memberikan cake, lalu pulang. Entah kenapa ia mendadak kangen sekali dengan kekasihnya itu.
Saat berada di sebrang apartemen Adam dengan paperbag yang berisikan kue ulang tahun untuk kekasih tercinta, tiba-tiba saja ia melihat beberapa orang yang merupakan temannya dan Adam.
Hailey mengerutkan keningnya. "Andrew? Jason? Katty? Liam? Merry?"
"Ke mana mereka?" lirih Hailey sambil menunggu lampu zebra cross berubah warna hijau.
Tak lama kemudian lampu penyebrangan jalan kaki berubah hijau.
Gadis yang saat itu mengenakan mantel putih, ia pun berjalan di atas garis-garis putih di atas jalanan. Sehingga tibalah ia di lift.
Tak membutuhkan waktu yang lama, Hailey sudah berada di depan unit apartemen Adam. Gadis itu tahu berapa pin apartemen Adam. Ia pun menekan angka yang ada smart lock door.
Pintu terbuka.
"Happy birthday, Honey! I love you!"
Merry. Gadis berambut emas yang merupakan teman dekatnya di kelas, kini sedang mengucapkan selamat kepada Adam, kekasihnya. Lalu kedua orang itu berciuman tepat di depan matanya. Bahkan di depan Andrew, Liam, Jason dan Katty. Di mana empat orang itu juga merupakan teman-temannya.
"Woaaaa! It's your day, Adam!"
"Happy birthday!"
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung .......
😀😀😀❤❤❤❤
buaya dikadalin..
❤❤❤❤❤❤❤
daripada dutusuk dari belakang...
dan kenapa Arthur yang cuek bisa penarasan dengan Hailey krna itu tentang kau Hailey...perempuan yg sebenarnya Arthur cintai