NovelToon NovelToon
Cintaku Bukan Kamu

Cintaku Bukan Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Arij Irma

Aira harus menelan pil pahit, ketika Andra kekasih yang selama ini dicintai dengan tulus memilih untuk mengakhiri hubungan mereka, karena terhalang restu oleh orang tua karena perbedaan keyakinan.
padahal Aira sedang mengandung anak dari kekasihnya.
apakah Aira akan mampu bertahan dengan segala ujian yang dihadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arij Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6

Hari ini tepat dimana Aira akan pergi menuju kehidupan baru. Aira sedang mengemasi beberapa pakaiannya. Aira tidak membawa banyak pakaian karena dia berfikir nanti bisa membeli baju baru disana, daripada membawa banyak pakaian yang tidak akan terpakai juga bila perut Aira sudah terlihat.

pada kehamilan Aira yang ke empat bulan ini, perutnya tidak terlihat. Masih rata tapi yang membedakan hanya badannya lebih berisi dari sebelumnya.

Aira hanya membawa beberapa baju dan surat-surat penting saja, terutama ijazah. Mungkin nanti setelah melahirkan Aira bisa mencari pekerjaan disana. Tidak hanya menunggu kiriman dari orang tua, walaupun orang tua bersedia mengirimkan uang.

Sebelum terbang ke pulau seberang Aira dan bapak akan mampir dulu ke jakarta. Ya anggaplah sebagai liburan bukan melarikan diri dari kenyataan.

Aira berkemas dibangunin oleh mamak, mamak sangat sedih memikirkan nanti Aira jauh disana, tanpa orang tua, ya walaupun tidak sendiri. Tinggal dengan saudara tapi tetap saja sebagai orang tua masih tetap khawatir.

Mamak berpesan, "Aira Ndok, anakku, mengko neng kono ati-ati ya, sehat-sehat, nak kepengen opo-opo ngomong ambek Om, ojo meneng wae, nurut ambek Om lan Bulek (Aira anakku sayang, nanti disana hati-hati, jaga kesehatan, kalau pengen apa-apa minta sama Om, jangan diam saja, nurut apa kata Om sama Bulek )," sendu sekali mamak menasehati Aira, tangannya sambil melipat baju baju Aira yang tidak jadi dimasukkan ke koper.

"Njeh Mak, dongakke anakmu ngen kuat ( iya Mak, doakan anakmu biar kuat)."

"Aira sebenarnya tidak ingin jauh dari Bapak Namak dan adik-adik, tapi kalau disini terus Aira tidak sanggup Mak, aku takut Mak tidak bisa bertahan, lama-lama nanti aku bisa stres Mak," Isak Aira sesekali menghapus air matanya yang tetap saja keluar terus menerus, padahal Aira sudah menahan agar tidak menangis.

"Wes yo Ndok, rak sah nangis terus, mengko malah bengkak mripate kyok panda( sudah ya sayang, tidak usah menangis terus, nanti bisa bengkak matanya kayak panda)," Kelakar Mamak agar Aira berhenti menangis.

"Ojo lali ngibadahe yo Nduk, njalok ngapuro karo Gusti Allah, supoyo digawe gampang dalane ( jangan lupa ibadah ya sayang, minta pengampunan kepada Gusti Allah, supaya dibuat mudah jalan kedepannya)," lanjut Mamak sambil mengusap-usap kepala Aira dengan sayang.

"Iya Mak," Aira menjawab disertai anggukan bahwa Aira mengerti.

...****************...

Senja mulai terlihat, pemandangan jingga mulai terlihat menandakan matahari akan terbenam dan digantikan oleh bintang bintang bertaburan di kegelapan malam. Tepat jam 7 malam jemputan Aira datang. Aira akan diantarkan oleh Pakdhe Harto menggunakan mobil pribadi. Tak banyak yang mengantarkan Aira. Bapak, Pakdhe Harto dan anak sulung Pakdhe Harto saja yang akan mengantarkan ke Jakarta. Dari Jakarta nanti akan singgah sebentar di tempat anak kedua Pakdhe Harto, baru nanti akan terbang seminggu kemudian.

"Assalamualaikum...", ucap salam Mas Beni.

"Waalaikumsalam... " jawab Mereka serempak.

"Masuk Ben, duduk dulu, sebentar Paklek siap siap dulu", ucapnya.

Beni masuk dan duduk dengan tenang, sebelum itu, Beni mengecup tangan Pakleknya,

"Iya Paklek, gak usah buru-buru, santai aja," jawab Beni.

"Loh Ben, ndi Bapakmu?, Bapakmu gak melu ngeterke?, kok mung kuwe tok seng mrene(loh Ben, mana Bapak kamu?, Bapak kamu tidak ikut mengantarkan?, kok kamu saja yang datang?)," tanya Mamak yang tiba-tiba datang sambil membawakan minuman untuk tamunya, karena tadi Mamak mendengar ucapan salam dari kamar Aira.

"Datang Bulek, abapak masih di depan, lagi parkir mobil."

"ooo...tak kirain mung Kuwe tok mau Ben ( ooo... Aku kira tadi cuma kamu saja Ben)," sambil berbicara mamak meletakkan cangkir minuman didekat Beni.

"ki Ben, diombe sek wedange, sambi nunggu Paklekmu karo Aira siap-siap sek ( ini Ben, diminum dulu tehnya, sambil menunggu Paklek dan Aira siap-siap)."

Sedangkan dikamar Aira sudah bersiap siap. Hanya tinggal berangkat saja. Karena Aira tidak membawa barang banyak. satu koper sedang dan tas selempang saja

Bapak mengetuk pintu kamar Aira,

"Tok tok tok, Nduk Pakdhe udah datang, yuk keluar, kamu udah siap belum?"

Mendengar ketukan dan suara Bapaknya, Aira bangkit dari kasur, memakai tas selempangnya, kemudian menarik koper kedepan pintu.

"Ceklek... Aira membuka pintunya.

"Sudah Pak, Aira sudah siap, ayo pak," Dia melangkah dan melewati Bapak sambil menarik koper dengan pelan.

"Ada yang ketinggalan gak Nduk."

Aira berhenti sejenak dan berfikir, "tidak ada Pak semua udah dibawa."

Bapak menghela nafas,

"huffttt,,, ya udah ayo Nduk," sambung Bapak, sambil berbalik dan menutup pintu kamar Aira.

"ceklek"

Aira berjalan lebih dahulu, kemudian Bapak menyusul dibelakangnya, berjalan sambil menatap punggung Aira dengan sendu.

Diruang tamu ternyata Pakdhe Harto sudah datang. Dia duduk dengan tenang sambil menunggu. Sesekali menyesap teh yang disajikan oleh Mamak. Pakdhe tak banyak bicara, tapi sorot matanya yang melemah dan satu menandakan kalau pakdhe sedang sedih, harus mengantarkan keponakannya pergi jauh.

"Malam Pakdhe, Mas Beni," salam Aira sambil mencium tangan Pakdhe dan putranya.

"Pakdhe sampun dangu, nyuwon sewu Pakdhe Aira kelamaan ( Pakdhe sudah lama, Aira minta maaf Pakdhe, kalau lama)."

"Gak Nduk, gak suwe kok, lagi wae teko kok Pakdhe ( tidak Nduk, tidak lama kok, baru saja datang )," dengan suara pelan dan senyum Pakdhe menjawab.

"Aira mana barang bawaan mu, sini Mas taruh bagasi," sela Beni yang tidak ingin melihat Bapaknya banyak tanya kepada Aira, takut Aira tidak nyaman.

"Ini Mas, hanya satu koper saja kok, gak banyak," pelan pelan Aira mendorong kopernya ke arah Beni.

"ini saja, gak ada yang lain," dahi Beni mengkerut karena bingung hanya koper kecil saja barang bawaannya, tapi tetap menerima.

"Iya Mas, nanti Aira beli saja pakaian disana, Aira gak mau bawa banyak barang, ribet," sesantai itu Aira menjawab.

"oh ok," tanpa bantahan lagi Beni menarik koper yang sudah didepannya, membawa menuju bagasi mobil.

Brakk..... bagasi mobil yang sudah tertutup.

"ya udah ayo kedepan, segera berangkat nanti keburu tengah malam," berdirilah Pakdhe dan menyuruh agar semua mengikuti keluar dan bersiap siap berangkat.

Sebelum berangkat Aira berpamitan kepada Mamak dan kedua Adiknya. Mereka berpelukan dengan erat. Mereka masih tidak rela ditinggalkan Kakak Mereka. kenapa keluarga besar tidak ikut mengantarkan kepergian Aira. Aira yang meminta agar tidak banyak yang mengantar Aira. Aira tidak ingin nanti tidak jadi pergi karena melihat kesedihan Mereka. Aira cukup meminta doakan saja dari rumah masing masing agar selamat sampai tujuan.

Aira menghampiri satu persatu keluarganya. dari Mamak, Dina dan Adiknya Damar yang paling tak bisa berhenti menangis dari tadi.

Aira memeluk erat Mamaknya, dengan menangis,

"hhiiksss... hiikkksss...hhiiimksss... Aira pa--mit ya Mak, doa--kan Aira selamat sampai tujuan, Ma--mak Ja--ngan nangis lagi, nanti Aira tidak ja---di pergi," walau terbata bata Aira berusaha berbicara dengan mamak.

"iya Ndok, Mamak doakan Aira dan semuanya selamat sampai tujuan, hikkss... Hiikss... hiiksss..." ikutlah Mamak menangis juga, suara yang sudah tersamar dengan suara tangisnya, mengusap usap dengan sayang punggung Aira.

Aira masih memeluk erat tubuh Mamaknya, tak ingin melepaskan. Aira lemas terus menangis di pelukan mamak. Melihat kakaknya tak ingin melepaskan pelukannya, kedua adiknya ikut memeluk tubuh keduanya. Mereka ikut menangis. Mereka tidak bisa berkata kata, hanya bisa menangis sambil berpelukan. lama kelamaan Bapak yang tidak bisa menahan rasa sedihnya ikut memeluk Istri dan Anak-anaknya. Mereka berlima berpelukan.

Malah semakin membuat tangis mereka semakin pecah saja.

"hiikkkssss... hiikkssss...hiikksss... hiikskss"

"Mbak Aira jangan pergi, jangan tinggalin Dina, hhiikksssa... hhiikksss... Hiikkssss..."

"Dina ikut mbak," sedih sekali rasanya Dina ditinggal kakaknya. Karena Aira lah tempat curhat Dina selama ini.

"Danar juga ikut," aela Damar dengan mengusapkan kepalanya ke tubuh kakaknya.

Pakdhe dan anaknya ikut meneteskan air matanya.

Beni mematung dan terdiam melihat keluarga Pakleknya menangis. Dia menundukkan kepalanya sambil mengusap air matanya. Dia terus terusan berusaha agar tidak mengeluarkan suaranya.

Sedangkan Pakdhe mendongakkan kepalanya keatas, supaya air matanya tidak terlalu banyak keluar. Dia tidak ingin matanya bengkak karena menangis. Bisa berbahaya nanti kalau dijalan raya, karena nanti pakdhe yang akan menjadi sopir.

karena tidak tahan dengan keadaan ini, mereka masuk kedalam mobil. Mereka menunggu dan memantau dari salam mobil. sekiranya jika terjadi apa apa langsung bisa tancap gas.

Keluarga Aira akhirnya menyudahi acara tangisan itu. Dengan berat hati Aira mereka melepaskan pelukan satu persatu.

Aira melepaskan pelukan mamaknya. Berpamitan mencium punggung tangan mamaknya dengan hikmah dan lama. meminta doa restu dan ridho dari Mamaknya.

Aira berbalik, pergi menuju mobil Pakdhe yang sudah menunggu. Di dalam mobil Aira melambaikan tangannya kepada Mamak dan kedua Adiknya. Melambaikan tangannya sampai tidak terlihat. keluarga yang dirumah pun ikut melambaikan tangannya melihat sampai mobil yang dikendarai Aira menghilang dari pelupuk mata mereka.

Untungnya saat drama perpisahan tadi, tidak ada tetangga yang melihat. karena pasti akan kepo dan banyak tanya. Mamak malas sekali meladeni tetangga yang banyak tanya.

Mobil Aira sudah tidak terlihat, dengan segera mereka masuk kedalam rumah.

.

.

.

Bersambung........

Nah kan ada drama nangis lagi.

1
Chipmunks
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
Gaara
Seru banget, gak bisa berhenti baca😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!