mhn maaf sebelumnya jika banyak typo soalnya author baru.
"hey....lihatlah zara ayahnya ada 2,ibunya juga 2" kata imran."waaah....enaknya punya ibu 2..." kata aya."wkwkwk....." seru teman teman yang lain.mereka tidak tau seberapa hancur hatiku saat itu dan mereka tidak pernah sadar telah melukai hati dan mental seorang anak perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilifafaxi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
inilah kisahku bab 35
Waktu berlalu begitu cepat setelah lebaran beberapa hari mas hendra pun pamit kembali ke kota untuk bekerja dan meninggalkan aku di kampungku
Setelah dia berada di kota dia pun jarang menelpon ku, jarang memberi kabar, sikapnya tetep acuh padaku.
tapi aku sama sekali tidak peduli andai dia kemakan omongan orangtuanya, kalau mau pisah ya pisah aja aku sama sekali tidak keberatan.
Hidupku bahagia di kampung, meskipun nggak pegang uang banyak tapi pikiran tenang, nggak pernah denger kata kata kasar, atau memojokkan atau menyindir nyindir. Apapun yang aku inginkan nenek serta ibuku akan mengusahakan meskipun tidak ada suami di sampingku.
Dirumah sekarang tiap hari rame karna kakak ku dipindah tugas kan ke jawa dan tiap hari pulang jadi temen temennya banyak, ada juga adekku yang perempuan juga sekarang kuliah di kota kabupaten, jadi aku nggak ngerasa kesepian.
" heemmm....dari pagi kok nenek bau jamu ya....masak kamu mau melahirkan yo nduk....heemm..ini lo bau nya nggak ilang ilang " kata nenek sambil mencari cari asal bau jamu
" ah nenek ini ada ada saja hahaha....mana ada nek..." jawabku sambil ngakak karna bagi ku yang kaum muda ini tidak mempercayai mitos seperti itu.
malam hari nya aku menonton tv sambil bercerita ngakak sama adek dan teman teman kakak ku di teras rumah bercanda dengan lepas tanpa memikirkan beban apapun lalu mulai larut aku pun bergegas tidur sekamar dengan adikku karna aku nggak bisa tidur sendirian.
Jam 12.00 tengah malam aku terbangun perutku mulas
" nek....nenek....antarkan zara ee" nek perut zara sakit...." aku menghampiri kamar nenek di sebelah
" hemm...iya nduk ada apa...? " nenek sambil setengah sadar menjawabku
" anterin ke belakang ee' zara takut sendirian nek...perut zara mules..." aku mengulang kata kataku sama nenek
" loh nduk jangan jangan kamu mau melahirkan yo...." jangan masuk ke kamar mandi takutnya nanti brojol di kamar mandi nduk..." nenek was was....
" ih nenek apaan sih nek....zara ini kebelet ee kok...ayo antar....buruan nek...ini udah diujung..." aku merengek sambil menahan mulas di perut
" yaudah hati hati lo ya...nenek di depan kamar mandi nduk pelan pelan " nenek was was dan siaga
Setelah beberapa saat aku keluar dan merasa lega nenek pun kaget mukanya seperti bertanya.
" ah nenek ini di bilangin juga...zara itu mules pengen ee nek....hahaha...lucu nenek ini ah..." aku meledek nenek lalu kembali tidur.
Dua jam kemudian aku kembali membangunkan nenek karna perutku kembali mulas
" nek...nenek...perut zara sakit nek....." lalu nenek bergegas bangun
" kamu itu mau melahirkan ra...." udah di kamar mandinya aja ya jangan masuk ke clos** " jangan ditutup pintunya...." nenek kawatir dan was was...dan ternyata memang udah nggak keluar apa apa, tapi perutku tegang sakit ilang....sakit, ilang....lalu adekku ku bangunin untuk memanggil ibu yang rumahnya di sebelah
" kamu mau melahirkan nduk...." tanya ibu sambil menguap krna memang waktu masih jam 2 pagi. Semua orang tidak bisa tidur menjaga ku, sampai nenek kakaknya nenek ku pun juga ikutan terjaga sampai jam 5 pagi lalu aku di antar ke bidan.
jam 4 sebelum subuh tadi aku sudah menelpon mas hendra namun tidak ada jawaban, lalu aku meninggalkan pesan bahwa aku mau berangkat ke bidan untuk melahirkan.
di sepanjang jalan aku menahan tangis dadaku terasa sesak kenapa mas hendra tidak juga menelpon kembali sebegitu tuli nya kah telinganya sehingga tidak mendengar ada telp puluhan kali.
Namun aku hanya mampu menahan sesak sendiri adekku yang membonceng di depan merasakan kediamanku dia hanya bisa mengajak ku bercanda untuk mengalihkan perhatianku
" mbak nanti mau ku belikan es campur ta...enak seger loh..." adekku meledek karna di kampung kami tidak ada yang jual es campur
( di part atas udah dijelasin ya cerita ini terjadi sekitar tahun 90 an sampe 2007 )
" kamu itu wati awas ya...nanti....aaauh....." aku ngedumel perutku kembali kencang dan nyeri
" hahaha...makanya....nggak usah ngedumel...hahaha...." adekku selalu meledek kapanpun ada kesempatan
" mbak....mbak...itu lo mas hendra kok udah di depan bidan....." aku spontan melihat ke arah depan penasaran
" hahahaha.........hahaha....." lagian mana mungkin kali mbak...orang mbak zara aja barusan telp jam 4 masak jam segini udah nyampe sini hahaha...." wati memang berhasil mengalihkan ketegangan ku yang pikiranku terus tertuju kepada mas hendra bertanya tanya kenapa sesulit ini menghubunginya....
Setelah kita sampai di bidan lalu di periksa dan ternyata masih pembukaan satu, aku mengajak adek ku untuk berjalan jalan e sekitar rumah bersalin
" mas mu itu kebangetan ya wati....hik....hik...tega banget sama mbak ya......bisa bisanya tidak menelpon kembali..." tidak dapat dipungkiri pikiranku terus memikirkan apakah mas hendra tidak iba kepada ku yang mau melahirkan ini...aku ini istrinya lo....
" ponselnya di taruh kali mbak, jadi nggak tau ada telp masuk " wati menenangkan aku
Perutku mulasnya sudah semakin sering, aku terus berolah raga ringan jongkok berdiri jalan dan wati terus membututi ku " hahahaha.....apaan sih kamu wati...." aku jadi tertawa astaga....
" hahaha......nanti kalau jatuh kan bahaya mbak...nanti aku lagi yang di salahin....yakaaan..." dalihnya
" heleh...kau kira aku ini pincang sampai jalan aja harus jatuh...aku ini hanya mau melahirkan watiiii....bukan aya*....heran deh....." omel ku lalu setelah matahari terlihat ibu sudah selesai masak pun menyusul dan membawakan sarapan untuk ku dan wati. Hebat bukan kami ke bidan mau melahirkan yang seharusnya di temani suami, atau orangtua ini malah aku berdua doang sama adekku
Aku yang udah nggak bisa makan dipaksa sama ibu untuk makan karna melahirkan membutuhkan tenaga biar kuat kata ibu, padahal aku terus memikirkan suamiku yang nggak kunjung datang.
" huuu....huuuu....ibu.....saaakiiit...." aku nangis sambil jongkok di hadapan ibuku....hatiku sangat sakit merasakan kepedihan ini....
" wati kamu panggilin bu bidan ini kakak mu sepertinya udah mau melahirkan " ibu panik sambil mengajakku berdiri
" hahahaha..... astaghfirullah....." aku tertawa konyol dan miris padahal hatiku yang sakit mengharapkan suamiku yang tidak kunjung datang
" jangan wati nanti saja " jawabku sambil tertawa...padahal dada ini sesak sekali namun dasar keluargaku ini memang konyol jadi nggak jadi sedih astaga...
Jam 10 pagi mas hendra datang langsung menuju ke rumah bersalin namun perasaan canggung menyelimuti dia yang hanya diam saja waktu ku tanya kenapa jam segini baru datang, dia menjawab dengan ketus. Aku terdiam
Perawat datang memeriksa kondisiku yang ternyata masih pembukaan tiga jad mereka dengan santai bilang
" sabar ya bu masih pembukaan 3, di bawa jalan jalan aja ya...biar lancar nanti persalinan nya..." sambil tersenyum dan pergi keluar
...****************...
Akhirnya mengambil keputusan yg bagus
Semangat terus!