NovelToon NovelToon
Pernikahan Kilat Zevanya

Pernikahan Kilat Zevanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Zevanya memiliki paras yang cantik turunan dari ibunya. Namun, hal tersebut membuat sang kekasih begitu terobsesi padanya hingga ingin memilikinya seutuhnya tanpa ikatan sakral. Terlebih status ibunya yang seorang kupu-kupu malam, membuat pria itu tanpa sungkan pada Zevanya. Tidak ingin mengikuti jejak ibunya, Zevanya melarikan diri dari sang kekasih. Namun, naasnya malah membawa gadis itu ke dalam pernikahan kilat bersama pria yang tidak dikenalnya.

Bagaimana kisah pernikahan Zevanya? Lalu, bagaimana dengan mantan kekasih yang masih terobsesi padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

SELAMAT MEMBACA

Gedung besar dengan kesibukan yang paling mencolok menjadi tempat yang di datangi Wira dan Zevanya. Keduanya berjalan masuk dengan tangan Zevanya yang digenggam oleh suaminya.

"Ini mall kan? Kita ngapain ke sini, Mas?" Zevanya menoleh pada suaminya. Ini pertama kalinya ia menginjak kaki di tempat seperti ini.

"Kita cari gaun buat kamu, temani mas, ya, ke acara pesta relasi kantor." Steven memberitahu untuk menghadir acara pesta itu yang sebenarnya Wira malas, tetapi jika tak datang tentu akan berdampak buruk pada kerja sama mereka.

"Tapi, aku nggak pernah ke acara-acara seperti itu, Mas. Aku takut malu-maluin Mas nanti," bukan tanpa sebab Zevanya merasa seperti itu, karena waktu terbanyaknya dihabiskan di jalanan. Tidak pernah terlibat dengan kalangan atas yang katanya memiliki standar tinggi, attitude yang baik, dan segala tetek-bengeknya.

Wira tertawa akan kekhawatiran istrinya, "Nggak usah mikirin itu, yang penting kita setoran muka, habis itu pulang." balasnya ringan.

Mata Wira melihat jajaran butik mewah yang memajang koleksi terbaru mereka di balik kaca bening. Begitu sampai di depan butik dengan desain interior elegan berwarna krem dan emas, ia pun menarik pelan tangan istrinya.

“Kita coba di sini?” tanyanya sambil menatap Zevanya yang tampak ragu-ragu.

Zevanya mengangguk pelan. Mereka pun melangkah masuk, disambut oleh seorang pegawai butik yang ramah. Dapat di lihat, rak-rak kayu dihiasi dengan gaun-gaun pesta yang berkilauan di bawah pencahayaan lembut. Beberapa mannequin berdiri anggun, mengenakan gaun panjang yang elegan dengan detail bordiran yang indah.

"Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?" sapaan ramah dari pegawai butik disambut anggukan oleh Wira dan Zevanya.

"Saya butuh gaun pesta untuk istri saya," jawab Wira, pegawai butik itu tersenyum lalu mengangguk dan segera mengajak mereka ke bagian koleksi terbaru. Zevanya menatap kagum gaun-gaun yang terpajang, semuanya tanpa indah dan elegan. Tangannya tanpa sadar menyentuh lembut kain-kain halus yang tergantung rapi, sementara Wira yang berdiri di belakangnya, memperhatikan dengan senyum tipis.

"Bagaimana dengan yang ini, Bu?" pegawai menunjukkan gaun berwarna emerald green dengan potongan yang anggun. Zevanya mengangkat alis, sedikit ragu. Ia menoleh pada suaminya yang ternyata sedang sibuk menerima telepon. "Ini sangat cocok dengan tubuh Anda yang ramping." Pegawai wanita itu meyakinkan.

"Mmmm, baiklah. Saya akan mencobanya," Zevanya menuju ruang ganti untuk mencoba gaun tersebut.

Wira menolah setelah teleponnya berakhir, melihat istrinya yang berjalan menuju ruang ganti. Ia pun memutuskan untuk duduk di sofa butik, memainkan ponsel sembari menunggu istrinya selesai.

Tak beberapa lama kemudian seseorang mendekat, Wira mengangkat wajah. Melihat ujung gaun yang menutupi mata kaki sampai wajah istrinya dengan rambut yang tergerai.

Wira berdesir, mengigit bibir. "Nggak cocok!" satu kalimat langsung keluar dari mulutnya. Gaunnya memang panjang, tetapi bagian atasnya sangat membentuk pinggang ramping, belum lagi belahan leher berbentuk V memperlihatkan garis dada istrinya. Ia tidak ingin laki-laki lain menikmati pemandangan itu, cukup dirinya seorang!

"Tapi ini bagus, Pak. Sangat cocok dengan istrinya—" Wira langsung menyela.

"Tidak, saya tidak suka. Ganti!" katanya mutlak.

Gaun kedua juga ditolak karena belahan memperlihatkan pahan mulus istrinya. Begitu pula dengan gaun ketiga dan keempat, yang semuanya juga ditolak oleh Wira. Sampai Zevanya dan pegawai butik kelelahan mengganti dan memilih gaun lain.

"Suami Anda posesif sekali, kalau begini tidak usah ajak istri ke pesta. Kamarin aja sekalian," kelakar pegawai itu membuat Zevanya tertawa.

"Mbak bisa aja," balas Zevanya dengan wajah yang malu. Ia juga tidak menyangka suaminya akan se-protektif seperti ini dengan gaun yang dikenakan.

"Gimana kala yang ini saja, Mbak." Zevanya melihat gaun hitam panjang di bawah lutut, leher berbentuk bulat dengan lengan pendek.

"Pilihan Anda sangat bagus, ini akan sangat cocok di tubuh Anda." Zevanya pun kembali ke ruang ganti untuk mencoba gaun pilihannya. Beberapa menit kemudian ia berjalan keluar dengan perasaan gugup menuju suaminya, takut gaun tersebut akan kembali ditolak. Jika, itu terjadi maka ia akan memilih pulang saja.

"Mas," panggil Zevanya membuat Wira mendongak.

Istrinya mengenakan gaun dengan desain yang memberikan kesan feminin dan elegan, tanpa terlihat terlalu terbuka. Bagian lehernya juga dipadukan dengan lapisan kain transparan yang melingkupi bahu dan lengan, menambahkan sentuhan romantis dan klasik pada keseluruhan tampilan. Kain transparan tersebut dihiasi dengan detail renda yang halus, menciptakan kesan mewah namun tetap lembut. Sabuk kecil di pinggang membantu membentuk tubuh lebih proporsional, menambah kesan ramping dan tidak terlalu terlalu ketat seperti gaun pertama.

"Sayang, kamu..." Wira bangkit berdiri, mengelilingi istrinya itu dengan tatapan kekaguman. Ia pun berhenti tepat dihadapan Zevanya, "Sayang, kamu cantik sekali." Pujian itu lolos di bibirnya.

"Jadi, kemarin-kemarin aku biasa aja?" Zevanya melipat tangannya di dada. Wira terdiam, mendeteksi kesalahannya.

Pria itu tertawan canggung, "Tentu saja Zevanya istrinya Mas Wira selalu cantik, dan gaun ini cantik karena Dek Aya yang pake," ralat pria itu dengan cepat. Zevanya menatap, menelisik.

"Nggak kebalik, ya? Aku cantik karena pake gaun ini?" tanyanya, dalam hati Zevanya menertawakan kegelapan suaminya. Sengaja ia lakukan untuk membalas pria ini yang menyuruhnya terus mengganti gaun yang sesuai standarnya.

"Ya, nggak lah, Sayang. Kamu pake gaun lain juga tetap cantik, karena emang aslinya udah cantik. Benar 'kan, Mbak?" Wira menoleh pada pegawai butik yang membantu Zevanya memilih gaun sejak tadi.

"Benar, Pak." Jawab pegawai itu, karena memang begitulah adanya. Ia saja sangat betah melihat wajahnya, apalagi suaminya.

Zevanya memukul dada suaminya karena merasa malu, bisanya meminta pendapat orang lain terkait hal tersebut.

"Ya udah, Mbak. Tolong bungkus baju yang ini. Saya mau bayar, sekalian sama baju-baju yang itu juga." Wira menunjuk belanjaannya yang berjejer di sofa. Sewaktu istrinya mengganti gaun, ia pergi melihat-lihat dan berakhir mengambil beberapa yang menurutnya cocok untuk sang istri.

"Baju kamu, Mas?" tanya Zevanya.

"Bukanlah, Sayang. Ini kan khusus butik cewek. Aku tadi lihat-lihat ke stand baju kasual jadi aku ambil beberapa, ada juga sih beberapa baju formal." Jelas pria itu sedikit kikuk, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Bukannya kamu udah beliin beberapa waktu lalu?" pakaian yang ia kenakan sekarang pun, juga dibelikan suaminya.

"Nambah beberapa lagi nggak papa, Sayang. Sudah, tidak usah dipikirin. Yuk, bayar. Setelah ini kita ke toko perhiasan." Ucap pria itu ringan. Pegawai yang melayani sejak tadi sampai iri dibuatnya, berharap juga memilikinya satu yang spek suami pelanggan cantiknya. Mimpi saja dulu, siapa tahu menjadi kenyataan.

"Belanjaannya banyak banget, Mas. Habis berapa?" tanya Zevanya karena suaminya ini tidak membiarkannya melihat harga yang tertera pas pembayaran.

"Yang jelas harganya tidak sebanding dengan rasa sayang dan cintaku padamu, Dek Aya."

1
Bunda Fariz
Luar biasa
Nazra Rufqa
Salut sama Wira yang mau bela istri di depan ibunya....
Nazra Rufqa
Emang pantas dikasih bogem si Adrian..
Nazra Rufqa
Padahal sudah putus, Adrian masih saja ngotot... semoga Zevanya tidak apa-apa
Nazra Rufqa
Ya ampun Mas Wira... ampun dah🙈
Eliermswati
wah keren wira emng bnr klo dah d buang buat ap d pungut lg bkn rmh tangga jd berantakan
Karina Mustika
langsung nikah aja nih..
Naaila Qaireen: Hehehhe, iya kak😅
total 1 replies
Nazra Rufqa
Nunggu dari lama kak, akhirnya ada karya baru... moga sampe tamat ya.
Nazra Rufqa
Mampir kak thor/Smile/
Naaila Qaireen: Siap kak, moga suka🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!