NovelToon NovelToon
CEO Dan Pasukan Khusus

CEO Dan Pasukan Khusus

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:739
Nilai: 5
Nama Author: Khresno Bayu

Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.

Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.

Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6

Selama perjalan dari ibukota mereka bertiga hanya tidur karena merasakan tubuh mereka benar benar lelah. Setelah lima jam perjalan bis menepi dan berhenti di rumah makan untuk istirahat dan memberikan waktu untuk para penumpang ke kamar mandi dan makan sore.

Refandra yang menyadari itu kemudian membuka matanya karena merasakan bis yang mereka naiki berhenti, "Emmmm sudah sampai ya" Ucapnya sambil menggosok matanya karena dari berangkat sampai di rest area dia tidur.

"Hooammm, sepertinya belum Fan kita baru berhenti di rest area buat makan" Ucap Ahmad yang merupakan nama asli dadi Jack.

"Aku mau turu ke kamar mandi kalian bertiga ikut enggak" Ajak zaki yang merupakan nama asli dari Alex. "Aku iku zak, dari tadi aku nahan berak ini, hehehehe" Ucap Fikri yang merupakan nama asli dari Max.

"Ya udah yuk turun aku juga mau buang air besar biar nanti bisa diisi lagi ini perut" Ucap Refandra kepada tiga sahabatnya sekaligus anggota timnya.

Setelah mereka turun mereka melihat kiri dan kanan untuk mencari lokasi kamar mandinya. Setelah beberapa saat mencari mereka menemukan kamar mandi yang berada di samping rumah makan itu.

"Aku duluan ya Fan, udah diujung tanduk ni kalau nunggu lagi bisa bisa keluar duluan" Ucap Fikri yang dari tadi memegangi pantatnya.

Rafendra yang tingkah sahabatnya itu merasa kasihan dan mempersilahkan untuk Fikri masuk duluan, "Ya udah sana duluan tapi cepet aku juga udah kebelet" Ucap Rafendra.

Tanpa babibu Fikri langsung masuk dan menunaikan hajatnya untuk buang air besar, setelah lima menit Fikri pun keluar dan bergantian Rafendra untuk masuk ke kamar mandi.

Sedangkan Ahmad dan Zaki sudah menunggu didepan pintu warung makan untuk menunggu kedua temannya itu sambil mengecek HP kalau ada informasi dari Jendral mereka.

Setelah menunggu sekitar lima belas menitan Fikri dan Rafendra datang ke arah mereka, "Lohhh kalian ngapain di depan pintu kayak gini?" Ucap Fikri tanpa rasa bersalah karena membuat dua sahabatnya menunggu.

"Ya jelas menunggu kalian berdua lah" Ucap Ahmad yang kesal karena menunggu mereka berak. "Ya udah yuk makan pumpung bis kita berhenti" Ajak Rafendra kepada ketiga sahabatnya itu.

Setelah masuk mereka berempat mengambil makanan sesuai dengan selera mereka masing masing. Setelah mengambil makan mereka duduk di bangku deket jendela kaca sehingga bisa melihat keluar rumah makan itu.

Disela sela mereka makan Ahmad berbicara kepada mereka bertiga "Ehhhh kemungkinan nanti kita sampai kampung kira kira jam tujuh malam, nanti kita mau jalan kaki atau naik ojek?" Ucap Ahmad.

"Kalau aku sih enaknya kita naik ojek saja mad biar cepat sampai rumah" Ucap Fikri kepada Ahmad.

"Ya itu kalau pangkalan ojek di terminal masih buka, kalau enggak buka ya ngalamat jalan kaki" Ucap Zaki menanggapi ucapan Fikri.

"Lah masak iya jalan kaki sih zak, sama aja dong kayak kita bertugas dulu isinya cuma jalan kaki terus" Ucap Fikri yang mengeluh.

"Ohhh jadi kamu mengeluh Fikri, yah tinggal aku bilang aja sama Jendral Herman biar kamu di beri latihan tambahan lagi" Ucao Refandra yang membuat wajah Fikri pucat pasi.

"Ehhh yang jangan gitu dong bro main lapor aja, bisa tambah kering tubuhku ini membayangkan latihan yang di berikan oleh Jendral sangat mengerikan" Ucap Fikri yang ketakutan karena latihan dari Jendral Herman.

Jendral Herman memang dikenal sebagai Jendral paling kejam kalau melatih anak buahnya tapi itu semua bertujuan untuk anak buahnya tidak memiliki mental lembek dan berani mengambil segala resiko di medan perang.

Tetapi dibalik sikap Jendral Herman yang kejam dalam latihan beliau merupakan Jendral yang sangat perhatian kepada bawahannya di pasukan Shadow. Terbukti dulu ketika Zaki Alias Alex pingsan karena sakit Jendral Herman lah orang pertama yang melarikan Alex ke rumah sakit agar segera mendapat pertolongan.

"Ya aku akui sih kalau Jendral Herman itu kejam ketika melatih kita, tetapi kalau menurutku dia adalah salah satu Jendral yang baik hati apa lagi memperlakukan kita sebagai pasukannya" Ucap Zaki kemudian ketiga temannya itu mengangguk.

Setelah makan sambil bicara panjang lembar mereka berempat kemudian masuk kembali kedalam bis karena bis yang mereka naiki akan segera melanjutkan perjalanannya.

Setelah kenyang Refandra dan kawan-kawannya kembali tidur karena kekenyangan sehabis makan tadi. Perjalan dari rumah makan ke terminal Kampung mereka lumayan lancar dan aman.

Setelah tiga jam perjalanan mereka akhirnya sampai di terminal Kampung mereka yang berada di kota S. Dan dari terminal bis mereka harus berjalan kembali menuju desa mereka sekitar lima puluh menitan karena lokasi desa mereka berada di hutan karet dekat waduk Luhur.

"Nahh kan bener pangkalan ojeknya udah tutup" Ucap Zaki karena melihat pangkalan ojek sudah tutup. "Yah ngalamat jalan kaki lagi kita" Ucap Fikri yang sudah pasrah.

Rafendra yang melihat Fikri lemas karena pangkalan ojek sudah tutup pun berkata "Ehhh Fikri kamu lupa kalau kita bisa pesen taksi online buat pulang kerumah" Ucap Rafendra menyadarkan Fikri.

"Oh iya bener sekali bro, mah Ahmad cepat deh pesen taksi online kamu punya kan aplikasinya?" Ucap Fikri yang seenak jidatnya menyuruh Ahmad.

"Halah seharusnya kamu enggak usah bilang ke dia duluan Fan biar kita jalan kaki agak jauh dulu baru pesan itung itung latihan malam" Ucap Ahmad yang memberikan ide kepada Rafendra.

"Ehhh enak aja kamu Mad, aku udah capek naik bis delapan jam pengen segera selonjoran di kasur rumah" Ucap Fikri yang kesal dengan Ahmad.

"Halah di medan perang aja kamu tidur dimana mana juga pasti tidur Fik" Ucap Zaki menyindir temanya itu. "Itu beda bos, kalau waktu di medan perang mau enggak mau ya harus tidur dimana saja" Ucap Fikri dengan polosnya.

"Hadehhh malah pada ribut, udah Mad pesan aja sekarang aku juga sudah merasa lelah apalagi aku baru sembuh juga" Ucap Rafendra kepada Ahmad.

Ahmad kemudia memesankan taksi online untuk mereka berempat untuk agar segera sampai di kampung mereka. Setelah memesan taksi online mereka menunggu sekitar lima menit sampai taksi online itu sampai di lokasi jemput mereka.

Setelah taksi datang, mereka berempat masuk Ahmad didepan sedangkan Fikri, Zaki dan Rafendra dibelakang. "Bang sesuai aplikasi ya" Ucap Ahmad kepada supir taksi online itu sambil taksi itu jalan.

Selang lima puluh menit perjalan mereka sampai di desa Karet yang merupakan kampung halaman mereka. Sesampainya dititik lokasi Refandra berucap "Kalian nanti mau mampir dulu kerumahku atau langsung pulang?"

"Kalau aku langsung balik aja kerumah Fan mau segera istirahat" Ucap Zaki dan kedua temannya setuju dengan Zaki. Setelah mereka turun dari taksi mereka berempat berpisah.

Karena lokasi rumah mereka berbeda walaupun cuma berjarak beberapa meter saja. Rafendra yang rumahnya paling dekat dengan titik turun dari taksi tadi sudah sampai di depan rumahnya.

Tokkk tokkk tokkk, Refandra mengetok pintu rumahnya, selang beberapa saat pintu rumahnya terbuka dan keluarlah sosok pria yang sudah agak berumur yaitu Ayah Rafendra yaitu Wijaya Kusuma.

Wijaya yang melihat anak semata wayangnya pulang kemudian berkata "Nak kamu Rafendra kan" Sambil menahan air matanya.

"Iya ayah ini aku Rafendra anakmu yang merantau di ibukota" Ucap Rafendra sontak ayahnya langsung memeluknya karena sudah delapan tahun Rafendra tidak pulang kerumah karena merantau ke ibukota Jakarta.

"Ya Allah nak syukurlah kamu sehat sehat dan ayah lihat badanmu semakin berisi pasti kamu sukses ya di ibukota nak?" Ucap Wijaya kepada anaknya.

"Alhamdulillah yah, ya udah ayo masuk dulu yah dingin diluar, hehehehehe" Ucap Rafendra kepada ayahnya. Setalah itu mereka berdua pun masuk kedalam rumah.

Rafendra kumudian duduk di ruang tamu sambi menaruh barang bawaannya dan satu koper yang dia bawa dari ibukota. "Oh iya yah ibu sudah tidur yah?" Ucap Rafendra menanyakan ibunya.

"Belum nak ibu baru di belakang, bentar ayah panggilankan dulu" Seraya ayah Rafendra berdiri dan berjalan kebelakang.

"Bu ibu, bu ibu, ibu dimana?" Ucap Wijaya mencari Asih Istrinya. "Ada apa sih yah, ibu disini" Ucap Asih kepada suaminya itu.

"Bu ayo kita kedepan anak kita sudah pulang" Ucap Wijaya memberitahukan istrinya itu, sontak Asih yang mendengar itu pun berlari ke ruang tamu dan melihat anaknya sudah duduk di kursi ruang tamu.

"Ya Allah nak ibu kangen sekali dengan kamu" Ucap Asih sambil memeluk Rafendra. "Iya bu Rafendra juga kangen sama ibu" Ucap Rafendra kepada ibunya.

"Ya Allah nak, sekarang kamu tambah berisi dan kekar ya enggak seperti dulu waktu kamu berangkat merantau" Ucap Asih kepada Rafendra.

"Iya bu Alhamdulillah Rafendra dijakarta mendapatkan kerjaan yang enak bu, dan ini bos Rafendra juga memberikan cuti pada kami berempat selama dua minggu bu" Ucap Rafendra kepada ibunya.

"Iya udah kamu segera beberes dulu ke kamarmu tadi sore udah ibu bersihkan" Ucap Asih kepada anaknya itu. Asih memang setiap hari membersihkan kamar Rafendra agar kamar anaknya itu tetap bersih.

"Iya udah ibu ayah Rafendra ke kamar dulu ya mau istirahat kita lanjut obrolannya besok pagi" Ucap Rafendra sambil berdiri dan berjalan ke kamarnya.

Wijaya dan Asih yang melihat anaknya pulang pun merasa senang dan bahagia karena rasa kangen mereka terhadap Rafendra sudah terobati.

"Bu besok masak makanan kesukaan Rafendra ya bu" Suruh Wijaya kepada Asih. "Iya yah besok ibu mau masakan makanan kesukaan anak kita itu" Ucap Asih menanggapi Wijaya.

Rafendra yang sudah masuk ke kamar melihat sekeliling dan takjub karena barang barangnya tidak ada yang berpindah sama sekali selama delapan tahun ini.

"Ibu bener bener menjaga kamar ini seperti waktu aku tinggalkan dulu" Ucap Rafendra dalam hati. Setelah puas melihat Rafendra berjalan ke arah kasur dan merebahkan tubuhnya untuk istirahat terlebih dahulu malam itu dan baru akan laporan pada Jendral Herman besok paginya.

1
Jenny Ruiz Pérez
Wow, bagus banget thor! Dalem banget rasanya.
Tumpang: terimakasih kak
total 1 replies
Lah_
Keren! 😍
Tumpang: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!