NovelToon NovelToon
Yes ! Pak Suami

Yes ! Pak Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal / Bapak rumah tangga
Popularitas:964
Nilai: 5
Nama Author: PenaBucin

Alaska Krisan dan Dionna Patrania terlibat dalam sebuah konspirasi bernama perjodohan.

Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan Mamanya, Alaska akhirnya menuruti keinginan mamanya untuk menikahi Dionna . Spesis wanita yang berbanding terbalik dengan kriteria wanita idaman Alaska.

Bagi Dionna, Alaska itu tidak bisa ditebak, sekarang dia malaikat sedetik kemudian berubah lagi jadi iblis.
Kalau kesetanan dia bisa mengeluarkan seribu ekspresi, kecepatan omelannyapun melebihi tiga ratus lima puluh kata permenit dengan muka datar sedatar tembok semen tiga roda.

Ini bukan cerita tentang orang ketiga.

Ini tentang kisah cinta Alaska dan Dionna yang
"manis, asem , asin = Alaska orangnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBucin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Elma

Sekitar jam sembilan pagi, Dionna sudah rapi , siap bertemu Jenava lagi. Hari ini Dionna akan menemani Jenava untuk fitting gaun pertunangannya. Belum sampai pintu depan, Dionna sudah mendengar bel berbunyi. Bukannya bergegas, Dionna justru berhenti, bertanya-tanya dalam hati, siapakah gerangan yang bertamu sepagi ini.

Dengan perlahan, Dionna melangkah lagi. Ketika telah dekat ia dengan pintu utama, samar-samar mendengar suara orang memanggil.

"Dionna, Alaska.." Suara seorang wanita.

Dionna yakin pernah mendengar suara itu disuatu tempat, hanya lupa dimana. Sepertinya bukan orang asing, hanya saja lupa itu siapa. Untuk memastikan semua praduganya, Dionna pun membuka pintu. Tepat saat itu juga ia membeku, menyesalinya. Seandainya ia lebih cepat mengenali suara mertuanya, tentu tidak akan ia buka pintu itu. Biarkan Alaska saja yang buka.

"Mau kemana , Dionna ?" tanya Elma menyadarkan Dionna dari shocknya. Tanpa permisi ia melewati Dionna, masuk begitu saja.

"Mama cuma mampir sebentar, Alaska masih dirumah kan ?"

"O-oh , Mm itu.. Alaska---" Dionna diam sebentar, mencari alasan. "Sudah berangkat sejam yang lalu , Ma. Banyak kerjaan katanya." Jawabnya asal, komat-kamit semoga saja alasan itu benar dan sejalan dengan kebohongannya.

"Oh ya ? Tumben-tumbenan Alaska banyak kerjaan di hari weekend." Gumam Elma, kini ia sibuk mencari sesuatu dalam tasnya.

"Biasanya kalau banyak kerjaan, Alaska lebih pilih kerjain kerjaannya dirumah dari pada berangkat kerja dihari libur." Elma mengeluarkan ponsel kemudian menekan sesuatu lalu menempelkan ponselnya ditelinga.

GLEK !

Dionna jadi tegang saat mertuanya itu tengah mencoba untuk menelpon seseorang yang sudah Dionna duga Alaska.

Bodoh, bagaimana bisa dia sampai lupa kalau hari ini adalah weekend ?

"Eum.. Memangnya Mama perlu apa sama Alaska ? Nanti kalau Alaska sudah pulang Dionna bisa sampaikan." tanya Dionna, berusaha menyela.

"Ya bukan apa-apa. Mama juga cuma kangen sama kalian berdua . Mama juga saat ini buru-buru, tidak akan lama." Kata Elma membuat Dionna lega luar biasa.

"Alaska juga, ditelpon tidak diangkat-angkat." tambah Elma

Dionna menganggukinya dengan semangat. Apalagi melihat mertuanya sudah menurunkan ponselnya dari telinga. Namun, kelegaan itu terlalu cepat dikira. Elma baru saja akan mengakhiri panggilan saat rupanya panggilan itu sudah diterima Alaska.

"Oh, panggilannya diangkat." katanya pada Dionna.

Kembali Dionna harus tegang melihat potensi bahaya sedang menujunya. Mengumpati Alaska dalam hati, karena mengangkat telepon padahal situasinya sudah hampir terkendali.

"Kamu dimana Alaska ?" tanya Elma langsung keintinya.

Dionna harus menjawab apa kalau apa yang dia katakan tidak selaras dengan jawaban Alaska ?

"Dirumah ?" tanya Elma keheranan.

Elma mengintip kearah dapur, sedangkan Dionna terpejam, langsung menyerah gara-gara Alaska mematahkan kebohongannya hanya dari jawaban pertama. Seharusnya sebelum pergi Dionna memastikan keberadaan Alaska dulu, tapi saat ini ia diburu waktu karena Jenava sedang menunggunya .

Dionna kembali memaksakan senyumnya saat Elma menatapnya curiga, dan kini Elma hendak menaiki tangga menuju lantai atas.

"Oh, baru selesai mandi" Gumam Elma yang sepertinya sengaja dikatakan agar didengar Dionna. Ada lirikan dari ekor matanya.

Dionna semakin sulit menelan salivanya saat Elma mulai menapaki satu persatu anak tangga. Tak tau lagi apa jawaban yang Alaska berikan, namun Elma kembali mengatakan 'oh' sembari mengangguk.

"Mama mau ngomong sama Dionna sebentar" Ucap Elma selanjutnya.

Rest In Piece.

Habis sudah, apapun jawaban Alaska, memang mereka sudah ketahuan menyembunyikan sesuatu dari Mamanya.

"Oh, sedang mandi." Elma menatapi Dionna, seolah meyakinkan dirinya untuk memilih siapa yang mau dipercayai, mata kepalanya sendiri atau perkataan Alaska.

"Bukan lagi didepan kamar ya?" tanya Elma memberi pertanyaan jebakan.

"Oh.." Elma kembali menatap Dionna seolah bertanya dimana kamar yang mereka tempati, karena saat ini Elma diperhadapkan pada dua sisi pintu kamar yang saling berhadapan.

Elma menjauhkan ponselnya untuk bicara pada Dionna "Kamar kalian dimana ?"

Dionna tidak bisa menjawab lagi, ia memasang wajah memelas karena sudah ketahuan berbohong. Elma membuka kamar Dionna , menengok kedalam seperti mencari keberadaan Alaska.

Wanita itu menghembuskan napas yang kentara. Hanya ada barang-barang Dionna disana, tak ada satupun barang pria yang Elma tangkap dengan matanya.

Hening sejenak, Elma terpejam mengeratkan pegangannya pada knop pintu kamar Dionna lalu menutupnya kembali. Jantung Dionna berdebar tak karuan, waspada akan ada ledakan yang segera tiba.

"INI MAMA ADA DIDEPAN KAMAR SAMA DIONNA ? KAMAR MANA YANG KAMU MAKSUD , KAMAR DIONNA ATAU KAMAR KAMU ?!"

Dionna pikir rumah itu baru saja terguncang gempa hebat berkekuatan tinggi hingga lampu dan perabotan bergetar. Mertuanya mengaum bagai singa mengamuk siap menerkam.

Elma segera membuka pintu kamar Alaska "Berani-beraninya kamu bohong sama Mama Al ! "

Tertangkap basah.

Kebohongan selama tiga bulan pernikahan terungkap sudah. Alaska sedang berbaring dikamarnya dan bukannya baru selesai mandi.

Ketukan heels Elma menggema didalam kamar Alaska. Ketakutan Dionna sekejap menjadi takjub saat melihat kamar Alaska yang diluar perkiraannya.

Kamar itu kini berwarna putih polos. Tempat tidurnya begitu besar, mungkin bisa mengajak sekeluarga tidur bersama. Seprai berwarna putih dengan bedcover berwarna abu-abu yang polos jauh berbeda dengan tampilan kamarnya terakhir kali Dionna masuk kekamar itu. Ada lemari berukuran besar serta meja rias dan rak-rak yang masih kosong. Terdapat juga sofa berwarna abu-abu didekat jendela dengan gorden berwarna senada. Sepertinya Alaska menyukai warna abu-abu.

Elma sudah duduk disofa dekat jendela, sambil melipat tangan didepan dada, siap menceramahi.

"Kamar siapa ini ? Apa selama ini kalian tidur terpisah dan kamu Alaska tidur disini ?" tanya Elma memulai penghakimannya.

Dionna memilih diam dari pada harus berbohong lagi. Itu karena ia tahu, nantinya juga pasti ketahuan kalau jawaban Alaska tiba-tiba berbeda dengannya. Karena mereka selalu tidak sejalan.

"Dionna ?" panggil Elma menuntut jawaban. Dionna memilih menunduk dan menggeleng saja.

Bukankah seharusnya Alaska yang menjawab ? kenapa malah nama Dionna yang dimintai penjelasan ?

"Kalian bertengkar ?" tebak Elma sontak Alaska dan Dionna kompak mendongak. Bermaksud menyangkal bahwa hubungan mereka baik-baik saja malah Elma menangkap pasangan yang baru menikah itu sedang bertengkar.

"Ada apa sebenarnya ? Apa yang kalian ributkan sampai tidur dikamar yang berbeda ?" Kini Elma berkacak pinggang didepan Alaska dan Dionna .

"Kalian berdua, kompak bohong sama mama. Kompak kok bagian bohongnya." Alaska melirik wanita disampingnya, Dionna balas menatapnya. Keduanya saling tatap menatap sedang berkomunikasi lewat mata.

"Sekarang kalian kompak tutup mulut ?" tanya Elma terdengar kian jengkel.

"Kalau ada masalah itu dibicarakan baik-baik, jangan satu pergi, satu menghindar. Dengar kamu Alaska?"

"Iya , Ma." Sahut Alaska.

"Kalau disini kalian ternyata seperti ini, lebih baik kalian tinggal dirumah Mama dan Papa saja kalau gitu ." Kompak, Dionna dan Alaska mengangkat wajah, makin shock dengan ultimatum Elma.

"Sekarang juga , kemasi barang-barang kalian !" Seketika itu Dionna dan Alaska panik .

"Mama tidak perlu sampai sejauh itu. Kita mau rumah tangga yang mandiri Ma." Dionna mengangguk menyetujui ucapan Alaska.

"Ini salah Alaska Ma. Masa semalam Dionna minta---minta" Wanita itu kini bingung harus memberi alasan apa, niatnya ingin menyelamatkan diri sendiri dari jurang maut.

"Minta apa ?" Tanya Elma dengan penuh selidik

1
Mamimi Samejima
Jangan biarkan kami terlalu lama menunggu next chapter 🥺
Sindi S Mahulauw'Riry
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!