NovelToon NovelToon
Bintang Untuk Melody

Bintang Untuk Melody

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Suami ideal / Slice of Life
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Memen...

Melody telah setia menunggu laki-laki idamannya, selama bertahun-tahun
Ridho pergi ke Cairo, Mesir untuk menuntut ilmu dan berjanji akan kembali pada Melody.
Sesuatu telah berubah. Ridho tidak lagi sama seperti dulu. Hal ini semakin diperburuk ketika Melody melihat sesuatu yang membuat hati Melody hancur, sangat sakit dan merasa bahwa cinta mereka telah berakhir.

Melody trauma dan tidak pernah berani untuk membuka hatinya lagi.

Namun, Melody bertemu dengan seorang laki-laki yang lebih muda darinya, dia juga mencintai Melody secara ugal-ugalan, tidak pernah menyerah untuk membuat Melody percaya bahwa cinta sejati masih ada.

"kamu lebih muda dariku aku tidak ingin terluka lagi! Menjauhlah!" Kata Melody

"Tapi aku serius, Aku tidak akan menjauh!" kata pria itu.

Apa yang terjadi pada Ridho di Mesir, apa yang membuat hati Melody hancur?
Apakah pria tersebut dapat mengembalikan kepercayaan Melody dan membuatnya melupakan Ridho dan mencintai dirinya?
Apakah Ridho akan kembali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Memen..., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Hatiku kau buang seperti debu)

"Dimana letak cinta, tuan?

Hatiku sudah kau genggam erat

Namun kau buang seperti debu

Tanpa ampun, tanpa belas kasih

Dimana letak janji, tuan?

Janji yang kau ucap dengan mulut yang manis

Namun kau langgar dengan hati yang keras

Meninggalkan aku dalam kesedihan yang tak terhingga."

...🥀...

Sepanjang perjalanan pikiran Melody Kosong. Ia tidak bisa percaya bahwa Ridho, orang yang ia cintai, bisa mengucapkan kata-kata yang begitu menyakitkan.

"Seandainya kau tau orang yang kau sakiti ini adalah orang yang selalu mendoakan mu" gumam Melody dengan tatapan kosong kedepan sambil mengendarai motornya.

Melody merasa seperti sedang berjalan di dalam kegelapan, tidak ada cahaya yang bisa menuntunnya. Ia merasa seperti sedang kehilangan arah, tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan hatinya yang patah.

Saat ia tiba di rumah, Melody hanya diam Melody berjalan dengan langkah yang berat, seolah-olah beban yang sangat berat menindih hatinya. Melody langsung masuk ke kamar dan menutup pintu. Ia tidak ingin berbicara dengan siapa pun, tidak ingin mendengar kata-kata yang bisa membuatnya merasa lebih sakit.

Melody membaringkan diri di atas tempat tidur, menutup mata Ia merasa seperti sedang kehilangan sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang tidak bisa digantikan.

Tok.. Tok...

"Melody ayo ke kota ini nanti kamu ke maleman dijalan" ucap ibunya dari luar pintu. Kemudian Melody mengambil tasnya. Ia berjalan keluar kamarnya.

"Ke rumah nenek dulu ya pamitan" ucap ibunya Melody. Melody hanya mengangguk.

Setelah Melody berpamitan dengan ayah, adik-adiknya. Melody ke rumah neneknya.

Dirumah Nenek

"Mel... Mau ke kota ini ya? Ini nenek bawain bekal" ucap nenek tersenyum tulus pada Melody

Melody tak bisa menahan air matanya lagi, ia memeluk neneknya sangat erat. Ia menangis sejadi-jadinya hatinya sangat sakit.

"Nenekk..." Panggil Melody lirih

Nenek melihat Melody menangis ia membalas pelukan Melody dengan erat.

"Hati aku terluka, seperti ada yang menusukku dari dalam.

Aku merasa kehilangan, seperti ada yang hilang dari hidupku.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku merasa terjebak dalam kesedihan.

Aku merasa seperti sedang berjalan di dalam kegelapan, tidak ada cahaya yang bisa menuntunku.

Aku merasa seperti sedang kehilangan arah, tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mengembalikan hati aku yang patah.

Aku hanya ingin menangis, menangis sampai aku tidak bisa menangis lagi.

Aku ingin menghilangkan rasa sakit ini, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya.

Aku merasa seperti sedang berada di dasar jurang, tidak ada jalan untuk naik ke atas.

Aku hanya ingin kembali ke waktu sebelumnya, waktu ketika aku masih bahagia dan tidak terluka.

Aku merasa seperti bermimpi buruk yang aku tidak bisa bangun dari mimpi ini" Batin Melody ia menangis sesenggukan.

"Mell sudah ya sayang.. Jangan nangis lagi" ucap nenek sambil mengelus punggung Melody

"Jangan sedih, Mel. Nenek tahu kamu akan kangen dengan nenek, tapi kamu harus berani meninggalkan nenek untuk memulai hidup baru kamu." ucap Nenek ikut menangis

Melody mengangguk, tidak ingin nenek tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia tidak ingin membuat nenek khawatir atau sedih.

"Terima kasih, Nenek," kata Melody dengan suara yang lembut.

Nenek tersenyum dan memeluk Melody lagi. "Aku juga akan selalu mengingat kamu, Mel. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan menjaga diri kamu sendiri." ucap Nenek tersenyum tulus.

Melody mengangguk dan memeluk nenek erat, merasa sedih karena harus berpisah dengan nenek, tapi juga merasa sedih karena harus menyembunyikan rasa sakitnya yang sebenarnya.

"Bagaimana kalau Melody duduk dulu baru berangkat" ucap Nenek " Nenek ambilkan minum dulu" sambung nenek sambil berjalan kearah dapur

Melody merasa sedih meninggalkan neneknya, tapi juga merasa lega karena bisa beristirahat sejenak dari kesedihan yang menghimpitnya. Ia merasa lelah, tidak hanya secara fisik, tapi juga secara emosional.

Ia memandang ke luar jendela, melihat langit yang biru dan awan yang putih, tapi tidak bisa merasakan kebahagiaan. Hati Melody masih terluka, masih merasa sakit karena apa yang terjadi dengan Ridho.

🍁🍁🍁

Dikost Melody

Melody berjalan kekamarnya meletakan tasnya diatas tempat tidur, kemudian Melody duduk dipinggiran tempat tidur, ia merasa lelah, merasa kosong, tidak hanya secara fisik namun juga secara emosional.

Melody merasa seperti sedang dihantam oleh gelombang kesedihan yang sangat kuat. Ia merasa sakit, seperti ada yang menusuk hatinya dari dalam. Badannya gemetar, kaki dan tangan dingin, dan ia merasa seperti sedang kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Ia merasa seperti sedang berada di dalam sebuah lubang yang sangat dalam dan gelap, tidak ada jalan keluar, tidak ada cahaya yang bisa menuntunnya.

Melody pergi kekamar mandi. Melody memasukkan kepalanya ke dalam air dan berteriak sekencang-kencangnya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.." Teriak melody didalam air agar tidak ada yang tau

Melody berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Tapi, tidak bisa. Menangis sejadi-jadinya, seperti sedang melepaskan semua kesedihan dan rasa sakit yang telah ia simpan selama ini.

Air di kamar mandi menjadi tempat pelarian Melody, tempat ia bisa menangis dan berteriak tanpa takut ada yang mendengar. Ia merasa seperti sedang di dalam sebuah gua yang gelap dan sunyi, tempat ia bisa menyembunyikan dirinya sendiri dari dunia luar.

Melody terus menangis dan berteriak, sampai suaranya menjadi serak dan lelah. Ia merasa seperti sedang kehabisan energi, kehabisan air mata, dan kehabisan suara. Tapi, ia masih merasa sedih, masih merasa sakit, dan masih merasa kehilangan.

Sesakit itukah Melody kehilangan Ridho? Ya, sesakit itu. Kehilangan Ridho seperti kehilangan bagian dari dirinya sendiri, seperti kehilangan semua yang pernah ia miliki. Melody merasa seperti sedang kehilangan semua yang pernah ia cintai, kehilangan semua yang pernah ia miliki.

"Haaaaaaaaaa.... Ridh-"

Melody tersandar di dinding kamar mandi, tubuhnya lemas dan lelah. Ia meratapi nasibnya, merasa seperti sedang di dalam sebuah kegelapan yang tidak ada ujungnya.

"Apa yang salah denganku?" Melody bertanya pada dirinya sendiri, suaranya lembut dan sedih. "Mengapa aku harus kehilangan Ridho? Mengapa aku harus merasa sakit seperti ini?"

...🥀🥀🥀...

Di balik kata-kata yang terlihat sederhana,

Aku menuangkan hati dan jiwa yang terdalam.

Aku menulis dengan darah dan air mata,

Dengan perasaan yang terluka dan terguncang

Aku menulis dengan hati yang berdebar,

Dengan perasaan yang tercampur dan teraduk.

Aku menulis tentang cinta dan kesedihan,

Tentang harapan dan kekecewaan,

Aku menulis tentang hidup dan mati,

Tentang apa yang membuat kita hidup dan apa yang membuat kita mati.

Aku ingin mereka tahu apa yang aku rasakan,

Aku ingin mereka melihat apa yang tersembunyi,

Aku ingin mereka tahu bahwa aku menulis dengan hati,

Dengan perasaan yang terdalam dan terluas.

Tapi aku tidak akan berhenti menulis,

Aku tidak akan berhenti menuangkan hati,

Aku akan terus menulis dengan hati,

Dengan perasaan yang terdalam dan terluas.

Dari Hati yang telah lama mati Memen..

...🥀🥀🥀...

1 Hari berlalu

Melody duduk sendirian di kamar kosnya, menatap foto Ridho yang terpajang di dinding. Ia merasa hatinya terasa berat, seperti ada beban yang tidak bisa dihilangkan.

Ia ingat saat-saat indah yang mereka lalui bersama, saat-saat Ridho membuatnya merasa spesial dan dicintai. Namun, sekarang semuanya telah berubah. Ridho telah pergi, meninggalkan Melody sendirian dan terluka.

Melody merasa seperti telah kehilangan bagian dari dirinya sendiri. Ia tidak bisa membayangkan hidup tanpa Ridho, tanpa senyumnya, tanpa pelukannya. Ia merasa seperti sedang terjebak dalam mimpi buruk yang tidak bisa diakhiri.

Ia mengambil napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Namun, air matanya tidak bisa dihentikan. Ia menangis, menangis dengan sedih, menangis dengan hati yang terluka.

"Ridho, mengapa kamu pergi?" Melody bertanya dengan suara yang terisak. "Mengapa kamu meninggalkan aku? Aku mencintaimu, Ridho. Aku mencintaimu dengan tulus."

Tapi, tidak ada jawaban. Hanya kesunyian yang menyerang telinganya. Melody merasa seperti sedang berada di dasar jurang yang dalam, tanpa harapan untuk bisa keluar.

...🍁🍁🍁...

Melody mengambil handphonenya dan Menelepon sahabatnya Ayu.

"Haloo kenapa beb?" tanya Ayu dari sebrang sana

"Yu..." panggil Melody terisak

"Ha kenapa nangis! Kenapa!? Siapa yang jahatin kamu!" tanya Ayu kaget

"Ridho-" melody terisak-isak sambil menceritakan semua yang terjadi padanya.

"Ya ampun... Sabar ya beb... sekarang kamu dimana? Mau aku samperin?" tanya Ayu khawatir.

"Dikost" jawab Melody

"Udah makan belum?" tanya Ayu

"Nggak. Dari kemarin gak nafsu makan" jawab Melody lirih

"Ya ampun Mel kamu harus makan, nanti kamu sakit" ucap Ayu khawatir

"Badan aku gemetaran bukan karena lapar" ucap Melody

"Heh! ayo makan! Aku samperin nih kekota ini!" ucap Ayu

"Yu pernah gak sih kamu gemeteran sebadan karena sesuatu hal yang menyakitkan dan kamu gak bisa ngeberhentiinnya?" tanya Melody

"Mell..." panggil Ayu meneteskan air matanya meskipun Melody tak bisa melihatnya

"Hmmm... Hatiku sakit banget yuu.. Aku harus apaa?? Aku harus gimana yu??? " tanya Melody terisak ia menangis sesenggukan.

"Apa salahku yu haaa-?" tanya Melody lagi dengan suara tangisnya.

"Mel... aku jauh gak bisa peluk kamu. Sabar yaaa" jawab Ayu ikut menangis.

"Aku hampir gila mencari jawaban salahku dimana? Kenapa aku diperlakukan seperti ini? Aku gak nangisin dia. Aku nangisin diriku kenapa aku diperlakukan seperti ini-" ucap Melody

1
Muhammad Fatih
Duh, bikin merinding!
Lisy: terimakasih sudah membaca 😊
total 1 replies
Eirlys
Seru abis 🤩
Lisy: terimakasih sudah membaca/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!