NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Perceraian

Cinta Di Ujung Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Angst
Popularitas:13.3k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12 Tekanan.

Mereka yang sudah mau masuk ke villa yang melihat di sekeliling mereka, lihat bagaimana luasnya villa itu dengan furniture yang sangat mewah.

"Papa pasti lelah dalam perjalanan dan sebaiknya beristirahat saja," ucap Lara memberikan perhatian kepada ayah mertuanya.

"Saya tidak lelah sama sekali! Jika kalian ingin beristirahat maka beristirahatlah," sahut Dharma.

Lara hanya tersenyum yang pasti menutupi rasa kesal dengan mertuanya itu yang secara tidak langsung mempermalukan dirinya. Sarah sangat senang dengan hal itu yang membuatnya tersenyum begitu puas.

Dia dengan besannya itu memang kurang akur dan kerap kali saling sindir satu sama lain.

"Kalau begitu aku ingin beristirahat,"' sahut Lara yang pergi begitu saja dari nadanya sudah sangat jelas bahwa emosi.

"Saya juga," sahut Ronald menyusul istrinya.

"Jika kalian ingin beristirahat maka istirahatlah, ingin berjalan-jalan sebentar," ucap Dharma kepada orang-orang yang masih ada di sana.

Suster yang sejak tadi berdiri di belakang kursi roda Dharma dan langsung mendorong kursi roda itu ketika mendapatkan arahan dari Dharma untuk dia ingin melihat-lihat di sekitar pekarangan rumah.

Mitha mengambil putrinya dari gendongan Vanisa.

"Sayang kamu harus tidur dan minum susu juga," ucap Mitha yang memang sudah jadwal Mahira untuk melakukan aktivitas itu dan apalagi sejak dalam perjalanan dia tidak ada tidur sama sekali dan pasti Mitha khawatir jika putrinya kecapean.

"Kami ingin beberes dulu. Kalian juga istirahatlah," ucap Mitha yang pergi bersama suaminya.

Arvin yang tidak mengatakan apa-apa juga langsung pergi dan begitu juga dengan Daniel yang juga menyusul menuju kamarnya.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Sarah sembari menyenggol bahu putrinya itu yang hampir saja membuat Vanisa jatuh.

"Maksud Mama?" tanya Vanisa.

"Sana buruan kamu susul suami kamu ke kamar. Dia pasti lelah karena menyetir begitu lama. Kamu harus sigap dan melayani dia dengan baik agar dia bisa terpana dan bisa jatuh hati pada kamu!" tegas Sarah memberikan saran.

Vanisa hanya diam saja dan itu yang paling tidak dia sukai jika sudah bertemu dengan ibunya. Ada saja yang diperintahkan Sarah dan semua perintah itu pasti berhubungan dengan Arvin dan dia sangat menjaga kan agar Arvin tidak marah.

"Malah bengong cepat sana!" Sarah yang geram sendiri sampai mendorong Vanisa dan membuat Vanisa mau tidak mau pergi dengan terpaksa.

Dengan langkah ragu Vanisa menuju kamar yang sebelumnya ditunjukkan pelayan yang menjadi kamar dia dan Arvin.

"Apa kami akan tinggal 1 kamar?" tanyanya ragu yang masih berdiri di depan pintu depan pintu dengan penuh kegugupan.

Vanisa yang berusaha untuk tenang yang menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan. Lalu Vanisa mengangkat tangannya yang ingin mengetuk pintu.

Belum juga Vanisa sempat melakukan hal itu pintu sudah terbuka yang membuat dia kaget dan karena tidak memiliki keseimbangan tubuh yang membuatnya maju ke depan dan untung saja Arvin berada tepat di depannya dan menahan tubuh Vanisa yang hampir tersungkur.

Hal itu membuat posisi mereka berdua sangat dekat dengan tangan Arvin yang berada di pinggang istrinya dan kedua tangan Vanisa di bahu Arvin. Dengan perlahan Vanisa mengangkat kepala sehingga wajah mereka berdua bertemu dengan mata yang saling memandang.

Cukup lama hingga lebih dari 30 detik yang akhirnya membuat keduanya tersadar dan Vanisa dengan cepat menegakkan posisi berdirinya.

"Maaf!" ucap Vanisa dengan gugup yang pandangan matanya ke arah bawah yang tidak berani melihat Arvin.

"Aku hanya ingin masuk!" ucap Vanisa.

"Masuklah," sahut Arvin.

Vanisa mengangguk dan dengan cepat memasuki kamar yang melewati Arvin.Vanisa yang terlihat menghela nafas yang baru bisa bernafas lega.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Arvin yang melihat reaksi dari istrinya itu memang gelisah.

"Apa kita akan tidur di kamar ini?" tanya Vanisa dengan terbata-bata.

"Ini tempat umum. Banyak orang dan bukan hanya kita berdua saja. Jadi akan menjadi pembicaraan, banyak pertanyaan yang diajukan sana-sini. Jika kita tidak satu kamar," jawab Arvin.

Vanisa yang melihat ranjang yang cukup untuk dua orang itu. Dia tampak bingung dan pasti sangat canggung jika benar-benar satu kamar dengan Arvin. Hal itu tidak pernah terjadi di antara mereka.

"Jangan khawatir tidurlah di ranjang dan aku akan tidur di sofa," ucap Arvin yang mengetahui apa yang menjadi kegelisahan Vanisa.

Vanisa hanya mengangguk saja.

"Ehegggh!" Vanisa tiba-tiba saja mual yang menutup mulutnya menggunakan kedua tangan. Hal itu membuat Arvin menautkan ke-2 alisnya.

Mual Vanisa yang semakin menjadi-jadi yang sangat ingin sekali menumpahkan isi perutnya dan akhirnya berlari ke kamar mandi sebelum membuat lantai kotor.

"Ada apa dengannya?" gumam Arvin penasaran. Arvin terus saja mendengar suara mual-mual yang membuat Arvin terus memperhatikan pintu kamar mandi.

**

"Mah lepas!" Vanisa berusaha memberontak saat di tarik paksa dari atas tempat tidur oleh Sarah.

"Kamu ingin mencari gara-gara hah! Kamu di ajak ke tempat ini bukan untuk tidur. Orang-orang di luar sana lagi beraktivitas dan kamu malah rebahan di kamar!" oceh Sarah.

"Kamu itu benar-benar pemalas!" tegas Sarah.

"Vanisa tidak enak badan, Mah dan lagi pula acara ulang tahunnya nanti malam. Vanisa mau beristirahat sebentar agar nanti malam bisa hadir," jawab Vanisa dengan suaranya yang tampak serak dan wajahnya juga memuja dengan yang sepertinya sangat tidak enak badan.

"Jangan alasan! Kamu selalu saja tidak menggunakan otak kamu untuk berpikir, kamu selalu membuat Mama harus gerak. Mau sampai kapan kamu seperti ini hah. Kamu tidak akan pernah diakui jika terus hanya diam!" tegas Sarah yang menarik paksa Vanisa dan membawa menyeret Vanisa sampai ke jendela.

"Mah sakit!' keluhnya.

"Kamu lihat itu!" tegas Sarah sampai mendorongkan kepala Vanisa untuk melihat suatu arah yang berada di luar Villa.

Terlihat Mitha yang memberikan makanan pada Dharma dan terlihat begitu ramah dengan mengajak Dharma berbicara.

"Kamu yang menjadi menantu pertama di rumah itu. Tapi kamu sampai detik ini tidak bisa mencuri perhatian keluarga mereka. Jangankan mereka dan suami kamu sendiri saja tidak bisa kamu gapai. Kamu hanya tidur-tiduran dan mau sampai kapan kamu bisa terlihat hah!" tegas Sarah yang terus saja menekan Vanisa untuk memperlihatkan dirinya kepada keluarga Dharma.

"Mitha yang baru saja jadi menantu sudah membanggakan keluarga itu, memberikan keturunan kepada keluarga itu dan kamu tidak melakukan apapun!"

"Kamu seharusnya maju duluan dan curi perhatian keluarga mereka agar kamu tidak hanya di sembunyikan saja!" tegas Sarah.

Vanisa hanya diam saja. Sarah kembali menarik tangan Vanisa dan Sarah yang membuka koper Vanisa mengambil pakaian dengan kasar dan melempar pada Vanisa.

"Ganti pakaian kamu dan pergilah keluar. Lakukan apa yang bisa kamu lakukan. Agar kamu terlihat!" tegas Sarah yang menunjuk tepat di wajah Vanisa. Vanisa yang tidak mengatakan apa-apa yang sejak tadi hanya diam dengan menunduk dan mata berkaca-kaca.

Sarah yang merasa capek bicara dan akhirnya pergi keluar dari kamar itu. Vanisa yang terduduk lemah di atas ranjang. Dia benar-benar sangat muak dengan keadaannya saat ini. Tidak ada yang mengerti dirinya di saat dia sedang sakit seperti itu dan terus saja di paksa melakukan apa yang tidak dia suka.

Bersambung.....

...Bulan Ramadan ini benar-benar diuji begitu sangat berat. Ya Allah rasanya sudah tidak sanggup, fokus kerja hilang, dan ini dan itu tidak ada yang bisa dikendalikan. Saya merasa bahwa hanya bisa menumpahkannya di sini. Saya minta doa kepada teman-teman semua yang selalu membaca novel-novel saya untuk mendoakan saya agar apa yang saya hadapi saat ini benar-benar diberikan kemudahan, kelancaran dan jalan keluar....

...Ini benar-benar sangat berat, air mata sudah begitu banyak keluar dan rasanya sudah sangat capek. Sungguh ujian ini benar-benar sangat berat dan tidak tahu apakah harus bertahan atau tidak. Para pembaca saya, pengikut saya yang selalu memberikan support pada karya-karya saya....

...Terima kasih untuk kalian semua dan saya benar-benar minta doa yang tulus, agar masalah saya benar-benar bisa diselesaikan...

...Saya benar-benar ditipu dan kerugian yang harus dibayar sampai 31 juta. Ya Allah ini benar-benar berat. Nggak tahu lagi harus apa, ekonomi yang begitu sulit dan sampai saat ini tidak ada jalan keluar untuk mengganti uang yang saya gunakan yang bukan milik saya. Saya tidak pernah lepas untuk meminta doa kalian. Sumpah saya hanya merasa memiliki kalian dan juga Allah saat ini. Karena saya kembali menyadari disaat kita susah orang-orang di sekitar kita akan pergi menjauh....

...Doakan saya teman-teman agar mendapatkan uang untuk menutupi semuanya, saya yakin salah satu doa dari kalian yang diijabah oleh Allah. Amin Ya Robbal alamin....

1
meris dawati Sihombing
bnysk banget typonya..nm bersalahan
Warung Sembako
emak durjana..
mbok Darmi
mampuss kamu sarah karena mulut ember mu sekarang nasib vanisa diujung tanduk bener kata daniel kamu manusia egois yg ada didunia ini mengorbankan segala cara demi ambisi mu bukan kebahagiaan anakmu ya..sudah nikmati saja kalau vanisa dibunuh sama penculik nya kamu cuma bisa menyesal saja, dasar ibu lucknut matre
Herman Lim
gila vanisa sungguh sangat kasian apalgi dgn kata Arvin yg sangat kejam
Teh Euis Tea
emang benar semua itu gevara sarah yg ingin vanisa di akui publik jd vanisa di culik
mbok Darmi
arvin pembicaraan mu dgn penculik vanisa sedikit banyak membunuh vanisa secara perlahan hbs ini saat nantinya dia akan beneran di eksekusi penculik nya dia akan pasrah krn merasa hidupnya tdk penting bagi siapapun
Teh Euis Tea
nudah"an vanisa bisa selamat dan lepas dari orang yg menculiknya
Herman Lim
pasti ada yg menculik vanisa
Teh Euis Tea
duhhh siapa lg yg nyulik vanisa ya?
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku
mbok Darmi
Arvin kamu bener2 suami lucknut sampai usia pernikahan 3 tahun jamu tdk tau telp tempat vanisa kerja temen akrab nya juga tdk tau knp sekarang kamu repot2 cari vanisa yg ngga pulang biarin aja toh tdk menyusahkan kamu katanya ngga usah saling peduli itu cam kan, feeling ku vanisa diculik atas permintaan lara
mbok Darmi
coba dari awal vanisa tegas seperti ini ngga bakalan dia dijadikan sapi perahan ortu nya dan tumbal kemarahan mertua nya semua sdh terlanjur tinggal sekarang mantapkan hati untuk proses perceraian jgn mau mundur vanisa
mbok Darmi
tetap lanjutkan gugatan cerai mu vanisa buat semua orang yg selama ini meremehkan mu sadar diri mereka semua hanya mau memanfaatkan kamu saja mereka pikir kamu gadis yg lemah makanya mereka ngelunjak begitu juga arvin suami lucknut
Naufal Affiq
mantap👍
Teh Euis Tea
mantap vanisa, lanjutkan km berhak bahagia
Teh Euis Tea
nah gitu dong vanisa keluarkan uneg uneg km jgn diam aj, bila perlu lawan semuanya terutama ibumu dan mertuamu
Bunda HB
good job vanisa jgn mau di injak2 harga diri mu .km berhak bahgia wlo tdk bersama arvin. klrg toxic gk bgus buat km.....mending cerai dan see good bye 👋 🙂 😊
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
ini yg ditunggu tunggu
ketegasan dari Vanisa 👍👍
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus sekali kak ❤️❤️🥰🥰🥰
mbok Darmi
good vanisa kasih paham sama mertua lucknut mu juga suamimu yg banci ngga tegas plin plan demi kewarasan mu segera akhiri pernikahan toxic ini
mbok Darmi
akhirnya keluar juga semua unrg2 vanisa yg sudah dipendam selama ini 3 tahun bukan waktu yang pendek ngga gila saja sdh bersyukur vanisa, makanya jadi orang jgn lemah dan pasrah itu kelemahan mu selama ini dan dimanfaatkan semua orang disekitarmu terutama ibumu. mertua mu dan juga arvin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!