Setelah ratusan tahun mendedikasikan hidup hanya untuk berkultivasi, Li Xuan akhirnya berhasil mencapai ranah Immortal meskipun bakat kultivasinya sangatlah buruk. Masa itu adalah masa paling membahagiakan dalam hidupnya, namun kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama.
Li Xuan terpaksa terlibat dengan sekte Raja Naga, salah satu sekte besar dari aliran Putih, demi bisa menyelamatkan anak yatim piatu. Dia mengira masalah tidak akan menjadi besar, tetapi ternyata pemikiran naif itu salah besar. Tiga Immortal dari sekte Raja Naga datang dan membuatnya sekarat, pencapaiannya menjadi Immortal tidak dapat dibanggakan di hadapan lawan yang lebih kuat.
Li Xuan yang nyaris terbunuh memecahkan kristal teleportasi pemberian Gurunya, dan berakhir di sebuah tempat yang asing. Seorang gadis cantik yang mengaku sebagai Rubah Ekor Sembilan, menawarkan kekuatan untuk balas dendam.
Li Xuan tentu menerimanya. Ini adalah kisah tentang seorang Immortal yang ingin balas dendam, akankah dia berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penginapan Para Dewa
Saat melangkah masuk ke dalam penginapan itu, seorang pelayan perempuan cantik masuk dan menyambut Li Xuan dengan senyum yang ramah. Dia menanyakan tujuannya sembari menuntunnya ke salah satu meja resepsionis di sana.
"Selamat datang, Tuan. Apa ada yang bisa saya bantu?" seorang Perempuan cantik bertanya, memperlihatkan senyum lembut dengan gigi seputih susu.
"Aku ingin menyewa kamar, ada jenis kamar apa saja yang tersedia?" Li Xuan bertanya, lalu pelayan resepsionis itu menjelaskan tanpa sekalipun memudarkan senyumannya, "Kelas Satu adalah kamar yang paling rendah biayanya, ya?"
"Betul, Tuan. Apa Anda ingin menyewa untuk semalam?" balas Pelayan resepsionis itu, "Kamar kelas Satu dikenakan biaya 15 koin emas, sudah termasuk makan pagi dan juga malam."
"Aku menyewa kamar kelas Satu untuk satu minggu, jadi biayanya 105 koin emas, bukan?" tanya Li Xuan, dan diiyakan oleh pelayan itu, "Silahkan dihitung lagi."
Setelah mengeluarkan sekantung kain yang berisi uang, Li Xuan langsung mengedarkan pandangannya ke sekitar selagi pelayan itu menghitung uangnya. Karena tempat ini adalah lobi penginapan, tidak ada banyak orang yang terlihat selain para pekerja.
"Apa sekarang masih waktu makan malam?" tanya Li Xuan setelah pelayan resepsionis selesai menghitung uangnya.
"Betul, Tuan. Anda juga bisa makan sekarang karena waktu yang tersisa masih sekitar satu jam lagi." Pelayan resepsionis menjawab, lalu menawarkan, "Apa Anda ingin makan? Tidak ada biaya karena Anda telah menyewa kamar."
"Apa ada sate sapi kecap?"
"Kebetulan itu menu hari ini, Tuan."
"Bagus. Bisa dibawa ke kamarku?"
"Maaf, Tuan. Namun, untuk waktu makan malam tidak bisa diantarkan ke kamar."
"Jadi hanya pagi, ya?" Li Xuan bergumam, dan diangguki oleh pelayan itu, "Nona Bai, apa kamu mau makan hari ini atau besok?"
"Besok juga tidak masalah." jawab Rong Baihu melalui telepati.
"Baiklah." Li Xuan mengangguk, lalu menatap kembali pelayan itu, "Aku akan makan besok saja."
"Ah, sepertinya besok tidak ada menu itu lagi, Tuan. Satu menu hanya diberikan selama dua hari saja, jarang ada menu serupa selama tiga hari berturut-turut." Pelayan resepsionis itu menjelaskan.
"Begitu, ya?" Li Xuan tersenyum tipis, "Kurasa tidak ada pilihan lain, sayang sekali jika harus melewatkan makanan enak yang disediakan penginapan mewah."
Li Xuan kemudian mengambil kunci kamarnya, lalu berjalan santai menuju ruang makan yang letaknya di sisi lain lobi.
"Ah, Tuan, tunggu! Maafkan aku, tapi hewan dilarang masuk ke dalam." Pelayan yang sebelumnya menuntun Li Xuan buru-buru memanggilnya, "Mohon dimaafkan, tetapi semua demi kenyamanan pengunjung lainnya."
"Begitukah?" Li Xuan bertanya, mendapatkan anggukkan kuat dari pelayan itu. Dia melirik ke arah rubah putih di pundaknya, dan perlahan binatang itu mulai berubah menjadi seorang perempuan cantik berambut putih panjang dengan mata merah menyala, "Kalau begini, permasalahannya sudah selesai, bukan?"
Pelayan itu terkejut, begitupun dengan semua orang yang menyaksikannya. Selain terkejut, mereka juga terbius oleh kecantikan surgawi yang dimiliki wanita itu.
"I-iya..." Pelayan itu menjawab dengan nada gugup, "Apa Tuan dan Nona mau diantar?"
"Tidak perlu." Li Xuan menjawab, lalu pergi dari sana bersama Rong Baihu, "Nona Bai, ternyata kamu sangat ingin makan sate sapi kecap, ya?"
"Kalau aku tidak berubah, pasti kamu pergi ke sana seorang diri." Rong Baihu memberikan tatapan datar, "Dasar, apa kamu berencana membuat masalah? Aku mau makan dengan tenang."
"Tidak, aku hanya mengamati saja. Dan, aku berjanji tidak akan mengganggumu makan kalau terlibat masalah." Li Xuan menanggapi sambil tersenyum, "Nona Bai tidak perlu membantuku, makan saja dengan tenang."
"Kamu memang paham soal diriku." balas Rong Baihu, tersenyum senang. Dia kemudian melihat ke arah ruang besar di balik pintu yang terbuka lebar, "Ramai juga, ada banyak orang kuat di dalam sana."
"Itu bagus." Li Xuan semakin tersenyum lebar, juga melihat ke arah ruang tersebut dari luar, "Apa kita perlu bertindak seperti tidak kenal? Supaya nona Bai bisa makan dengan tenang."
"Kau berbicara seperti itu seolah masalah benar-benar akan terjadi." ujar Rong Baihu menghela nafasnya, "Tidak perlu..."
Li Xuan mengangguk sebagai tanggapannya, tidak berbicara lebih jauh. Mereka berdua memasuki ruang makan itu, disambut ramah oleh Pelayan yang berjaga di dekat pintu.
Beberapa perhatian mulai tertuju pada mereka berdua, atau mungkin lebih tepatnya kepada Rong Baihu yang mempunyai kecantikan tak tertandingi. Semakin lama semakin menarik perhatian banyak orang, namun keduanya sama sekali tidak mempedulikan dan mulai mengambil berbagai makan yang terpampang di pinggir ruangan.
"Wah, gila... Memangnya ada wanita secantik itu di kota ini?"
"Dia pasti pendatang. Dengan wajah secantik itu, seharusnya dia cukup terkenal meskipun berasal dari sekte kecil."
"Sekte kecil? Tidak mungkin... Melihat pria di sampingnya punya aura yang kuat, setidaknya mereka berdua punya latar belakang yang besar."
Sejumlah orang mulai membicarakan tentang mereka berdua, kebanyakan yang berbicara berasal dari kelompok kultivator. Berbeda dengan orang-orang biasa, mereka tidak berani bergosip karena tidak ingin berurusan dengan kultivator. Dunia ini terlalu kejam bagi mereka yang hanya manusia biasa, salah kata saja bisa membuat nyawa mereka terancam.
"Wah, wah... Datang-datang kalian sudah jadi karakter utama, ya?"
Tidak lama setelah Li Xuan dan Rong Baihu menemukan tempat duduk, seorang pemuda tampan yang memiliki rambut berantakan dan menutupi dahinya muncul sambil tersenyum tipis.
"Um, siapa kau?" Li Xuan bertanya, sementara Rong Baihu tampak tak peduli dan memakan makanannya dengan lahap, "Kita tidak saling mengenal, bukan?"
Pemuda itu terdiam sesaat, lalu menangkup tangannya, "Maafkan aku, lupa mengenalkan diri. Namaku adalah Chen Ye, aku adalah murid utama dari sekte Lembah Seratus Pedang."
"Lembah Seratus Pedang?" Li Xuan sedikit mengangkat alisnya, mengetahui kalau sekte itu merupakan salah satu sekte besar aliran putih terbesar di benua ini, "Salam kenal, namaku adalah Li Xuan."
"Li Xuan? Apa teman Dao berasal dari benua lain?" tanya Chen Ye penasaran.
"Kau bisa menebaknya? Luar biasa..." Li Xuan berkata, tidak berusaha menyembunyikannya.
"Sebenarnya ada beberapa kemungkinan, tapi aku memilih pilihan yang aman dulu." Chen Ye menjawab sambil tersenyum, "Apa tujuanmu berkaitan dengan pelelangan, teman Dao?"
"Iya. Aku berniat mengikutinya, apa kau juga?" Li Xuan kembali bertanya.
"Tentu saja... Kami punya beberapa barang yang diincar pada pelelangan itu." Chen Ye segera menjawab, "Kalau teman Dao tidak keberatan, bagaimana jika berbagi kursi VIP pelelangan? Karena aku hanya bersama adik perempuanku, ruangan kami masih tersisa banyak tempat..."
"Mengundang orang asing masuk ke dalam ruang VIP, bahkan seorang anak kecil akan menaruh curiga." Li Xuan tersenyum tipis, "Katakan saja niatmu, selama bukan hal yang buruk maka aku tidak akan membencimu."
Chen Ye sedikit terkejut dalam diam, tindakan Li Xuan terbilang lugas pada orang yang baru dikenalnya. Terlebih lagi, dia tampak santai berbicara demikian meskipun tahu tentang latar belakangnya.
"Dia tipe orang yang merasa bisa menghadapi semuanya seorang diri, 'kah?" pikir Chen Ye bertanya-tanya, lalu tersenyum penuh arti, "Adikku tertarik padamu, teman Dao. Maafkan aku jika menyinggung kalian yang merupakan kekasih."
"Kami bukan kekasih..." Li Xuan menghela nafasnya, "Adikmu, ya? Baiklah, kurasa tidak sopan jika menolak tawaranmu."
"Ah, begitu. Maafkan ketidaktahuan diriku." Chen Ye berkata, lalu menangkupkan tangan, "Kalau begitu, aku akan menunggu kalian besok di dekat pintu masuk pelelangan."
"Terima kasih atas undanganmu." Li Xuan menangkupkan tangannya, dan membiarkan Chen Ye pergi dari sana, "Lumayan dapat kursi VIP."
"Kamu dibodohi oleh dia." Rong Baihu berkata, membuat Li Xuan terkejut dan menanyakan apa yang terjadi, "Dia hanya ingin mengetahui hubungan kita, bukan karena adiknya tertarik denganmu."
"Apa...?" raut wajah Li Xuan langsung menjadi kecewa, sementara Rong Baihu menggeleng pelan sambil tersenyum tipis karena itu cukup lucu, "Apa aku tidak setampan itu?"
Rong Baihu sekali lagi menggeleng pelan, ia hanya diam karena terlalu malas menanggapi pemuda berjiwa tua itu.
lanjut trus Thor update yg banyak
🙏🙏🙏