NovelToon NovelToon
Mafia Itu Suamiku

Mafia Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Nikah Kontrak
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anti Anti

Bella putri Jonathan usia 20 tahun gadis berpenampilan cupu, dibalik penampilannya itu ia gadis cantik dan cerdas namun semua itu ia sembunyikan

Alexander William Smith umur 26 tahun dijuluki king mafia berdarah dingin tidak memiliki belas kasihan dan tidak ragu ragu untuk melakukan apapun untuk mencapai tujuannya pengusaha nomor 1 didunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anti Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitnah

"Aku tidak tahu apakah menikah denganmu adalah keberuntungan untukku atau nasib buruk," ujar Bella, menatap pintu kamar mandi. "Aku paham, aku hanya seseorang yang dijual ibu tiriku, hingga kamu menebusku dari Rentenir itu. Tapi aku beruntung, setidaknya aku telah terlepas dari dua wanita sihir itu, meski aku harus kembali masuk ke mulut harimau."

Klek, pintu kamar mandi terbuka, munculah Alex dengan rambut basah dan handuk dililit sepinggang, membuat ketampanannya berkali-kali lipat. Ia menatap Bella yang masih duduk di ranjang, sambil melamun.

"Jangan pernah memikirkan mereka yang pernah menyakitimu. Sekarang, saatnya kamu memikirkan dirimu sendiri dan jadilah berguna untuk dirimu sendiri," ujar Alex, berlalu menuju ruang ganti.

Seketika, ucapannya membuyarkan lamunan istrinya itu.

"Aku bukan cenayang, tapi aku hanya menebak isi pikiranmu yang begitu sempit," ujar Alex, kembali tanpa melihat ekspresi Bella, berlalu masuk ke ruang ganti.

Sedangkan Bella hanya menatap punggung Alex. "Astaga, kenapa ia bisa tahu? Atau jangan-jangan dia itu jelmaan jin lagi?" ujar Bella, merasa takut pada perkataannya sendiri, kemudian berlalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Diruang kerja, Alex sedang berbicara serius dengan Ben, asistennya itu.

"Ben, bagaimana penyelidikanmu?" ujar Alex.

"Maaf, tuan. Kami sangat sulit untuk menebus identitas nona kembali, tuan. Kemungkinan, identitas nona sengaja disembunyikan oleh seseorang," ujar Ben.

"Sial! Apa kalian bodoh? Bagaimana bisa untuk sekian lama mereka tidak bisa meretas data satu orang saja?" ujar Alex, mengeram kesal, karena orang-orangnya adalah orang-orang yang ahli dalam meretas, namun tidak ada siapapun yang bisa meretas data istrinya itu.

"Maaf, tuan. Mereka hanya bisa mendapatkan data kemarin saja," ujar Ben, menunduk.

"Bagaimana dengan Max?" ujar Alex.

"Maaf, tuan. Sementara tuan muda Max berada di luar negeri, melaksanakan tugas dari tuan," ujar Ben, kembali mengingatkan tuannya itu.

"Ck, pergilah ke kantor, Ben. Hari ini aku tidak pergi," ujar Alex dengan muka masam.

"Baik, tuan," ujar Ben, berlalu meninggalkan tuannya itu ke ruang kerja menuju perusahaan.

Sedang Bella, yang sudah selesai berpakaian, kini sedang menuruni tangga, seperti mencari seseorang, tapi yang ia cari belum terlihat.

"Mommy, mana ya?" gumam Bella, ternyata ia mencari Mom Ana, karena ia teringat janji Mom Ana akan membawanya ke mall.

"Kamu mau kemana?" ujar Alex, yang baru keluar dari lift mewah itu, melihat penampilan istrinya itu dari ujung kaki hingga kepala, sudah begitu rapi dan anggun, tidak lupa kaca mata. Melihat itu, Alex berdecak.

"Ck, bagaimana pun penampilanmu, tetap saja udik, bikin mataku jadi sakit," ejek Alex.

"Maaf ya, tuan. Aku mau kemana, urusanku, dan soal penampilanku, mau bagaimanapun, terserah aku. Yang penting bukan tuan yang berpakaian begini, wleeeh!" balas Bella.

"Sudah, kamu sudah berani kamu membalasku?" ujar Alex, memajukan langkahnya ke arah Bella, tidak lupa tatapan tajamnya.

"Eh, tuan, mau ngapai?" ujar Bella, ketika jarak keduanya semakin menipis, membuat tubuhnya gemetar ketakutan.

"Kamu..." ujar Alex, terpotong ketika mendengar suara seseorang di belakangnya.

"Sayang, apa kamu sudah siap?" ujar Mom Ana, baru datang, melihat menantunya itu sedang bersama anaknya, langsung menegurnya.

"Ah, iya, Mom, ayo," ujar Bella, kemudian berjalan menuju Mom Ana, tidak lupa berbalik ke belakang, menjulurkan lidahnya, dan mengedipkan matanya kepada suaminya itu, membuat Alex berdecak melihat kelakuan istrinya itu.

"Son, jangan terlalu keras pada istrimu," ujar Dad William, menepuk bahu putranya itu.

"Hmm, tumben, Dad, tidak ikut. Biasanya selalu ikut dengan Mom," ujar Alex, menatap bingung Daddy itu.

"Huff, kali ini Dad mengalah demi istrimu, Mom mu melarang Dad ikut," ujar Tuan William, mengingat perkataan istrinya. "Ingat ya, Dad, jika tidak mengizinkanku jalan berdua bersama menantuku, siap-siap tidur diluar," ujar Mom Ana. Seketika, ucapannya itu menjadi tergiat-giat di pikiran Tuan William, membuat ia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Son, kamu tidak ke kantor?" ujar Tuan William, melihat putranya memakai baju santai.

"Tidak ada Ben yang menghendel," ujar Alex, dengan malas, mendudukkan dirinya pada sofa, diikuti Tuan William.

"Dasar pemalas, bagaimana nasib perusahaan itu kedepannya jika pemimpinnya sangat malas bekerja?" ejek Tuan William, melihat kelakuan putranya itu.

"Dengan kehilangan satu perusahaan tidak akan membuatku bangkrut, Tuan. Apa Anda ingat perusahaan Anda tersebar dimana-mana?" balas Alex.

"Bagaimana dengan proyek itu, kapan akan rampung?" ujar Dad Alex, serius.

Mendengar nada bicara Daddy yang sudah mode serius, membuat Alex merubah ekspresi nya seketika.

"Semuanya sudah Alex rampung, mungkin satu minggu lagi selesai," ujar Alex.

Pembicaraan mereka terus berlanjut, tapi kita kembali kepada dua orang beda generasi yang sedang berbelanja di mall.

"Nak, pilihlah apapun yang kamu suka. Hari ini kita habiskan uang suami... kita," ujar Mom Ana, dengan sayang kepada Bella.

"Tapi, Mom, disini semuanya tempat branded sangat mahal," ujar Bella.

"Jangan takut, nak. Uang suamimu tidak akan habis," ujar Mom Ana.

"Tapi, Mom, Bella tidak punya uang sebanyak itu," ujar Bella, jujur, karena Alex tidak memberikan apapun kepadanya, bahkan pakaian yang ada di tempat gantinya belum ia sentuh, karena takut. Sekarang yang ia pakai hanya barang-barangnya yang bodyguard ambil ke rumah ibu tirinya.

"Astaga, anak itu benar-benar geram," ujar Mom Ana, mendengar anaknya tidak memberikan nafkah pada istrinya itu.

"Ya sudah, nak. Sekarang kita belanja pake uang Mom saja. Jangan ragu jika ada yang kamu suka, ambil saja. Ayo," ujar Mom Ana, menarik tangan menantunya itu ke tempat tas dan sepatu.

.

.

Baiklah, saya akan membantu memperbaiki ejaan dan tanda baca pada teks yang Anda berikan. Berikut adalah hasilnya:

Astaga, ini harganya sangat mahal, batin Bella melihat harga sepatu yang ia pegang cepat. Ia menarik tangannya.

Tanpa ia ketahui, ada seseorang yang mengawasinya, mencatat apa-apa yang ia sentuh. Bella dari tadi tidak membeli apapun, hanya mengikuti Mom Ana saja, karena harga barang di mall itu sangat mahal. Wajarlah, karena ia terbiasa berbelanja keperluan di pasar. Meskipun dulu ia tinggal di manson mewah, tapi kehidupannya sangat serba kekurangan.

Seketika, pandangan Bella tertuju pada sebuah dress yang digantung pada patung maneki. Kemudian, ia berjalan menuju dress itu, meninggalkan Mom Ana yang masih mencari-cari setelan jas untuk suaminya.

Sedang memegang dress cantik yang tergantung di patung maneki, tiba-tiba ada seseorang yang menepis tangannya.

"Punya nyali kamu menyentuh barang mahal begini?" ujar Sisil, ketika melihat Bella di mall itu langsung menghampirinya.

"He, gadis udik sepertimu, mana punya uang untuk beli dress semahal ini? Atau jangan-jangan kamu sudah jual diri ke om-om lagi itu?" ejek teman Sisil.

"Maaf, Kak, Bella tidak seperti yang kalian bicarakan," ujar Bella, membela diri.

"Ck, gadis udik yang so polos kayak kamu, mana mau ngaku?" ujar Sisil, mendorong bahu Bella. "Atau jangan-jangan kamu mau mencuri lagi?" tuduh Sisil, melihat gaun yang dipegang Bella yang harganya fantastis.

"Apa maksud Kakak?" ujar Bella.

"He, perhatian semuanya!" ujar Sisil, meninggikan suaranya. Seketika, para pengunjung menatap ke arah mereka.

"Perhatian semua kalian, lihat gadis udik ini! Dia adalah seorang pencuri! Jangan biarkan ia berkeliaran di mall ini!"

Seketika, mall menjadi riuh, meneriaki Bella, bahkan ada yang melemparkannya botol bekas, kertas, dan lainnya. Sedang Sisil tersenyum puas melihat itu.

"Tidak, aku tidak mencuri!" ujar Bella, berlinang air mata, melindungi dirinya dari lemparan para pengunjung mall.

"Ada apa ini?" ucap seseorang baru datang. Seketika, ruangan yang tadi riuh menjadi hening seketika.

jangan lupa like, vote, subscribe, dan comen dibawah ini!

1
Alfianti Fian
lanjut
Pathul Arifin
lanjut thor
Asphia fia
tulisannya diperbaiki thor untuk titik ,komanya biar mempermudah bacanya.maaf hanya masukan aja
Asphia fia
/Facepalm/
Alfianti Fian
semakin menarik
Juan Juan
lanjut 🙂
Juan Juan
sangat menarik 💗🎈
Alfianti Fian
semangat author 💪
Alfianti Fian
aku suka ceritanya mendukung 😁
Alfianti Fian
semangat author saya tunggu abdetnya😀
Alfianti Fian
karyanya sangat author sukai dari segi cerita sangat mendukung sesuai dengan rekomendasi yang author cari saya kasih bintang lima👍
Anti Anti: terima kasih sudah mendukung dan memberi bintang pada karya author 😊😘
total 1 replies
Alfianti Fian
sangat bagus untuk pemula
Alfianti Fian
semangat dan lanjut terus author tunggu terus kelanjutannya 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!