Violet, seorang alien wanita dari bangsa Elaria, dikirim ke Planet Biru untuk mencari mineral langka yang dibutuhkan bangsanya. Setelah menemukan mineral itu, dia memakannya, menyebabkan mutasi yang memberinya kekuatan luar biasa dan kemampuan untuk melahirkan anak-anak dengan kekuatan khusus. Violet memimpin peradaban baru di Planet Biru hingga suatu hari dipanggil kembali oleh bangsanya, yang memicu konflik besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TENANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Violet menaiki punggung Zorak dan mereka terbang kembali menuju oasis, menerobos badai dan hujan yang terus menggempur planet ini. Zorak mengepakkan sayapnya dengan kekuatan luar biasa, menghindari sambaran petir dan angin kencang. Setelah perjalanan yang menegangkan, mereka akhirnya tiba di oasis dan masuk ke dalam gua pintu masuk.
Setelah turun dari punggung Zorak, Violet menghela napas lega. Namun, pikirannya masih berputar, memikirkan misi dan tantangan yang ada di depan mereka. "Aku ingin menjelajahi lebih lanjut dan mencari mineral lain di planet ini," kata Violet dengan tekad kuat.
Zorak dan Elara segera merespons dengan keprihatinan. "Violet," kata Zorak dengan suara serius, "kondisi planet ini sangat ekstrem. Selain badai dan lautan yang berbahaya, kau juga sedang mengandung empat anak kembar. Risiko bagi dirimu dan bayi-bayimu terlalu besar."
Elara menambahkan, "Analisis saya juga menunjukkan bahwa kondisi di luar oasis ini sangat tidak stabil. Saya sangat menyarankan agar kita tetap tinggal di sini sampai kelahiran anak-anakmu di bulan keenam tiba. Kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih baik di sini."
Violet merenungkan kata-kata mereka, menyadari kebenaran yang ada di dalamnya. Meskipun keinginannya untuk melanjutkan pencarian mineral sangat kuat, dia tidak bisa mengabaikan kesejahteraan dirinya dan anak-anaknya yang belum lahir. "Kalian benar," akhirnya dia berkata. "Kita akan tinggal di sini sampai anak-anak ini lahir."
Violet kemudian memberi perintah kepada Elara. "Elara, terbangkan kapal kita menuju oasis ini. Kita akan membangun tempat perlindungan yang lebih baik dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelahiran anak-anak."
Elara segera merespons, "Mengerti, Violet. Saya akan mengarahkan kapal menuju koordinat oasis ini."
Violet merasakan sedikit kelegaan saat mereka mulai mempersiapkan diri untuk tinggal di oasis. Dengan Zorak dan Elara di sisinya, dia merasa lebih yakin bahwa mereka bisa menghadapi tantangan apa pun yang datang. Sambil menunggu kapal tiba, mereka mulai mengatur tempat tinggal mereka, memanfaatkan sumber daya yang ada di oasis untuk membuat lingkungan yang aman dan nyaman.
Hari-hari berlalu, dan Violet merasakan anak-anaknya tumbuh di dalam perutnya. Meskipun tantangan masih ada, dia merasa lebih kuat dengan dukungan dari Zorak dan Elara. Mereka bekerja sama untuk memastikan bahwa ketika saatnya tiba, Violet dan anak-anaknya akan aman dan siap untuk menghadapi masa depan di planet biru yang penuh misteri ini.
Beberapa bulan berlalu dalam ketenangan di oasis. Violet semakin dekat dengan kelahiran anak-anaknya, dan Zorak serta Elara selalu ada untuk membantunya. Namun, pada bulan ketiga, kehidupan damai mereka terganggu oleh kedatangan tak terduga.
Zorak, yang sedang tertidur di dekat pintu masuk gua, tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh. Matanya terbuka lebar, dan dia menyadari bahwa ras reptilian sedang mendekat. Mereka telah menggunakan alat pelacak yang tertanam di lehernya untuk menemukannya. Dengan cepat, Zorak bangkit dan keluar dari oasis.
Dia terbang menuju langit yang penuh dengan badai, berusaha mencari tempat yang aman agar Violet tidak terganggu. Saat dia terbang, pikiran Zorak berputar dengan cepat, mencoba memikirkan cara untuk mengalihkan perhatian para reptilian itu.
Sementara itu, di dalam oasis, Elara mendeteksi pergerakan Zorak dan segera menginformasikan kepada Violet. "Violet, Zorak telah meninggalkan oasis. Ada pergerakan dari ras reptilian yang mendekati lokasi kita."
Violet merasa cemas. "Apa yang harus kita lakukan, Elara?"
Elara mencoba menenangkan Violet. "Untuk sekarang, kita harus tetap tenang. Zorak mencoba mengalihkan perhatian mereka agar kita tetap aman. Kita harus mempersiapkan diri jika mereka berhasil menemukan tempat ini."
Zorak terbang dengan kecepatan tinggi, menghindari badai dan sambaran petir. Dia terbang menuju pegunungan yang jauh dari oasis, berharap bisa mengalihkan perhatian para reptilian itu. Saat dia tiba di lokasi yang cukup jauh, dia mendarat di sebuah puncak gunung yang terjal, menunggu kedatangan mereka.
Tidak butuh waktu lama sebelum sekelompok reptilian bersenjata lengkap tiba di tempat Zorak berada. Pemimpin mereka, dengan tatapan tajam, langsung mengenali Zorak, meskipun dalam wujud naganya yang besar. "Zorak, kau sudah terlalu lama hilang," katanya dengan nada dingin. "Kami tidak menyangka kau telah bermutasi menjadi naga. Kami diperintahkan untuk membawamu kembali, mati atau hidup."
Zorak menggeram, mempersiapkan diri untuk bertarung. "Aku tidak akan kembali. Aku menemukan sesuatu yang lebih penting di sini."
Pemimpin reptilian itu tersenyum licik. "Kami membawa penawar untuk mutasimu. Jika kau kembali dengan kami, kami akan memberimu kembali wujudmu yang asli."
Zorak menatap mereka dengan mata menyala. "Aku lebih memilih mati dalam bentuk ini daripada kembali menjadi alat kalian."
Pertarungan pun tak terhindarkan. Zorak menggunakan kekuatan dan kecepatannya untuk melawan para reptilian itu. Dia menghindari serangan mereka dengan gesit, mengandalkan pengalaman bertarungnya yang luas. Namun, jumlah musuh yang banyak membuat situasi semakin sulit.
Sementara itu, di oasis, Elara terus memantau situasi. "Zorak sedang bertarung dengan mereka," katanya kepada Violet. "Kita harus bersiap jika mereka berhasil menemukan tempat ini."
Violet mengangguk, berusaha tetap tenang meskipun hatinya penuh kekhawatiran. Dia tahu bahwa Zorak sedang berusaha melindungi mereka, dan dia harus siap menghadapi apa pun yang terjadi.
Di puncak gunung, Zorak terus bertarung dengan segenap kekuatannya. Dia berhasil mengalahkan beberapa reptilian, tetapi jumlah mereka terlalu banyak. Dia tahu bahwa dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dengan segenap tenaga, dia memutuskan untuk menggunakan serangan terakhirnya, menciptakan ledakan besar dengan napas apinya untuk menghalau musuh.
Ledakan itu memberikan cukup waktu bagi Zorak untuk melarikan diri. Dia terbang menjauh dari gunung, kembali menuju oasis dengan luka-luka yang cukup parah. Saat dia mendekati oasis, dia merasakan kelegaan melihat tempat itu masih aman.
Ketika Zorak mendarat di oasis, Violet berlari menghampirinya. "Zorak, kau terluka!"
Zorak tersenyum lemah. "Aku berhasil mengalihkan perhatian mereka untuk sementara. Mereka menawarkan penawar untuk mengembalikan wujud asliku, tetapi aku menolaknya. Kita harus tetap waspada. Mereka mungkin akan kembali."
Violet dan Elara segera merawat luka-luka Zorak, berusaha sebaik mungkin untuk membuatnya pulih. Mereka tahu bahwa tantangan masih jauh dari selesai, tetapi dengan kebersamaan dan tekad yang kuat, mereka akan menghadapi apa pun yang datang dengan keberanian dan harapan.
Namun musuh masih mengejar. Lima pesawat mendekat ke arah oasis, melintasi badai dengan kecepatan yang mengancam. Elara, yang mengetahui bahwa pelacak masih terpasang di leher Zorak, segera mematikan fungsi pelacak tersebut.
“Violet, aku sudah mematikan pelacaknya, tapi mereka terlalu dekat,” kata Elara dengan nada panik.
Zorak, meski terluka, segera bangkit kembali. “Kita harus siap. Mereka tidak akan berhenti begitu saja.”
Kelima pesawat itu tiba di atas oasis, berhenti sejenak sebelum secara otomatis bergabung, membentuk sebuah Mecha yang lima kali lipat lebih besar dibandingkan Zorak. Mecha tersebut mengeluarkan suara mekanis yang mengerikan, bersiap meluncurkan serangan.
“Mecha itu terlalu besar,” gumam Violet dengan cemas.
Mecha tersebut mulai menembakkan laser ke arah oasis, menghancurkan beberapa bagian gua dan membuat tanah bergetar. Zorak dengan susah payah terbang untuk menahan serangan itu, menggunakan tubuhnya sebagai perisai.
“Zorak, tidak! Kau terluka!” teriak Violet, hatinya dipenuhi kecemasan.
Zorak, meski kesakitan, tetap bertahan di udara, menahan serangan demi serangan. “Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu atau anak-anakmu yang akan lahir, Violet!” serunya dengan suara yang tegas.
Violet, melihat keberanian Zorak, merasakan kekuatan aneh yang bangkit dalam dirinya. Efek mineral langka yang ia konsumsi mulai menunjukkan dampaknya. Kekuatannya yang dahsyat mulai bangkit, memperkuat telekinesisnya.
Dengan tekad yang kuat, Violet mengangkat tangannya, mengarahkan energi telekinesisnya ke arah Mecha yang besar. “Elara, analisis energiku,” katanya dengan penuh determinasi.
Elara segera merespon, “Violet, energimu meningkat secara signifikan. Gunakan itu untuk melawan mereka.”
Violet memusatkan seluruh energinya, merasakan kekuatan mineral mengalir dalam dirinya. Ia mulai mengangkat puing-puing besar dan batu-batu dari tanah, menggunakannya sebagai peluru untuk menyerang Mecha. Batu-batu besar melayang di udara, menabrak Mecha dengan kekuatan dahsyat.
Mecha bergoyang, namun masih tetap berdiri. Ia menembakkan laser lebih intens ke arah Zorak dan Violet. Zorak berusaha menghindar, namun beberapa tembakan mengenai sayapnya, membuatnya jatuh ke tanah dengan keras.
“Zorak!” teriak Violet, matanya penuh air mata.