NovelToon NovelToon
Ancient Slayer

Ancient Slayer

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan
Popularitas:104.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Kusuma

Full Remake, New Edition 🔥🔥

Ini adalah perjalanan Iramura Tenzo, seorang pejuang yang dipanggil ke dunia baru sebagai seorang pahlawan untuk mengalahkan raja iblis.

Namun, dia gugur dalam suatu insiden yang memilukan dan dinyatakan sebagai pahlawan yang gugur sebelum selesai melaksanakan tugasnya.

Akan tetapi dia tidak sepenuhnya gugur.

Bertahun-tahun kemudian, ia kembali muncul, menginjak kembali daratan dengan membawa banyak misteri melebihi pedang dan sihir.

Ia memulai lagi perjalanan baru dengan sebuah identitas baru mengarungi daratan sekali lagi.

Akankah kali ini dia masih memegang sumpahnya sebagai seorang pahlawan atau mempunyai tujuan lain?

Ini adalah kisah tentang jatuhnya seorang pahlawan, bangkitnya seorang legenda, dan perang yang akan mengguncang dunia.

Cerita epik akan ditulis kembali dan dituangkan ke dalam kisah ini. Saksikan Petualangan dari Iramura Tenzo menuju ke jalur puncak dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Kusuma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Melanjutkan Perjalanan

Singkat cerita, Ares mengumpulkan semua orang di depan gua. Udara malam terasa semakin mencekam, dan angin dingin berembus membawa bisikan ancaman yang tidak terlihat. Cahaya bulan samar-samar menyinari wajah mereka yang tegang, bersiap menghadapi apa pun yang akan muncul dari dalam kegelapan.

"Baiklah," Ares menghembuskan napas berat, lalu menatap mereka satu per satu. "Jika situasi memburuk dan kita terdesak, kita akan mundur secara terpisah. Usahakan setidaknya salah satu dari kita selamat dan segera melaporkan ini kepada Serikat."

"""Baik!!"""

Suara mereka menggema di antara pepohonan, sebuah ikrar kesetiaan dan kesiapan menghadapi pertempuran yang tak terelakkan. Perlahan, langkah-langkah berat terdengar dari dalam gua, semakin dekat, semakin keras. Semua orang menyiapkan senjata mereka, bersiap menyambut musuh yang akan keluar.

Namun, saat sosok-sosok itu akhirnya muncul dari kegelapan, seluruh pasukan mendadak terdiam.

"""Hah?!"""

Mata mereka membelalak penuh keterkejutan. Bukan Demon yang muncul dari balik gua—melainkan manusia.

Manusia...?

William mengerutkan kening. Sesaat, pikirannya dipenuhi kebingungan. Namun, ingatannya kembali pada kata-kata Tenzo sebelumnya—bahwa ada sesuatu yang ingin diberikan kepada mereka. Kini, semuanya mulai masuk akal.

Mereka adalah para tawanan.

Tanpa ragu, William mengangkat tangan dan memberikan perintah tegas. "Semuanya, cepat bantu mereka!"

Para petualang segera bergerak, membawa para tawanan ke bawah pohon rimbun yang sebelumnya mereka gunakan sebagai tempat beristirahat. Mereka mulai memeriksa kondisi para korban, memberikan air dan kain untuk menghangatkan mereka.

Namun, di tengah hiruk-pikuk itu, William tetap mengawasi setiap orang yang keluar dari gua. Ekspresinya semakin gelisah. Ia menunggu satu sosok tertentu, seseorang yang seharusnya ada di antara mereka.

"Tidak ada tanda-tanda dari orang itu..." gumamnya pelan.

Di sisi lain, Ares yang sedang membantu seorang tawanan mulai mengajukan pertanyaan. "Apa yang terjadi dengan kalian? Apakah kalian adalah tawanan para Demon?"

Meskipun jawabannya sudah jelas, ia tetap bertanya untuk menggali lebih banyak informasi.

"Iya, benar," ujar salah satu tawanan dengan suara serak, penuh kelelahan. "Kami berasal dari desa-desa sekitar. Mereka menculik kami dan menjadikan kami budak... Tapi seseorang di dalam sana membebaskan kami. Seorang pria misterius."

"Pria misterius?" Ares menyipitkan mata. "Apakah dia membawa sebuah katana?"

Orang itu mengangguk cepat. "Ya, benar. Apakah dia bagian dari kelompok Anda?"

Ares menggeleng. "Bukan. Dia bukan bagian dari kami. Justru kami juga sedang mencarinya."

Hatinya dipenuhi rasa penasaran. Bagaimana mungkin seorang pria sendirian bisa menembus pertahanan para Demon, membebaskan para tawanan, dan mengalahkan mereka semua?

Siapa sebenarnya dia...?

Tidak jauh dari mereka, seorang wanita tua yang tadinya diam, tiba-tiba melangkah mendekat. Wajahnya tampak tegang, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang penting.

"Apakah kalian tadi membicarakan orang yang menyelamatkan kami?" tanyanya.

Ares dan William langsung menoleh.

"Iya," jawab Ares cepat. "Apa kau tahu sesuatu tentangnya?"

Wanita tua itu mengangguk. "Sebelum kami keluar dari gua, aku sempat bertanya siapa namanya. Aku ingin memastikan bahwa orang-orang di luar sana tahu siapa yang telah menyelamatkan kami." Ia berhenti sejenak, menarik napas dalam, lalu melanjutkan, "Dia menyebut dirinya... Rezgar. Katanya dia hanya seorang pengembara biasa."

Begitu mendengar nama itu, ekspresi Ares langsung berubah. Jantungnya berdegup lebih cepat.

Rezgar...?

Memori tentang pemimpin Demon di dalam gua itu kembali muncul di benaknya.

Tidak mungkin... Nama itu sama persis dengan nama pemimpin mereka!

Rasa curiga semakin memenuhi pikirannya. Ia segera berterima kasih kepada pria itu, lalu bergegas mendekati William.

"William," katanya dengan suara rendah namun tegas, "aku baru saja mendapatkan informasi dari para tawanan ini tentang pria misterius itu."

William menoleh dengan ekspresi serius. "Apa yang kau dapat?"

Ares menarik napas dalam, mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk. "Seperti yang kita duga, dia juga yang menyelamatkan para tawanan. Tapi ada satu hal yang membuatku tidak nyaman."

"Hm? Apa itu?"

Ares menatap langsung ke mata William, lalu berkata dengan nada berat.

"Namanya adalah... Rezgar."

Satu kata itu sudah cukup membuat William paham. Nama yang baru saja disebutkan bukanlah nama aslinya. Itu adalah nama pemimpin para Demon yang ada di gua tadi. Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut, ia tahu betul makna di baliknya.

"Dia sengaja memalsukan namanya..." gumam William, ekspresinya semakin serius. "Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh orang itu, mengingat tingkat kekuatannya yang begitu luar biasa." Ia berhenti sejenak, lalu kembali berspekulasi, "Apa mungkin ini termasuk tradisi orang-orang Zether? Mereka memang dikenal sebagai kelompok yang sangat tertutup. Bisa saja mereka memiliki kebiasaan menyembunyikan identitas mereka saat keluar dari wilayahnya."

Ares mengangguk. "Ya, itu masuk akal. Kita hampir tidak tahu apa pun tentang mereka karena mereka tinggal begitu terpencil. Mungkin ada alasan besar di balik semua ini."

William menyatukan kedua tangannya, berpikir dalam diam. Tradisi atau bukan, satu hal yang pasti: pria bernama "Rezgar" ini bukan orang biasa.

Ia lalu mengalihkan pandangannya ke Ares. "Apa hanya itu informasi yang kau dapatkan? Apa kau sudah menanyakan soal Demon yang ada di dalam sana?"

Ares menggaruk kepala, tersenyum kikuk. "Ehm... aku terlalu fokus pada pria itu sampai lupa menanyakan soal Demon-nya."

"Heh, dasar kau."

Tanpa membuang waktu, mereka kembali menghampiri para tawanan. Namun, saat mereka mulai bertanya soal Demon yang ada di dalam gua, suasana mendadak berubah. Wajah para tawanan yang tadinya lega kini dipenuhi ketakutan. Beberapa dari mereka menunduk, menggenggam tangan dengan gemetar, seolah baru saja mengingat sesuatu yang seharusnya mereka lupakan.

William dan Ares saling bertukar pandang. Ada sesuatu yang sangat salah.

Namun, akhirnya, salah satu dari mereka memberanikan diri untuk berbicara. Dengan suara bergetar, ia mulai menjelaskan apa yang mereka lihat.

Dan semakin banyak yang mereka dengar, semakin sulit bagi mereka untuk mempercayainya.

Menurut kesaksian para tawanan, semua Demon yang ada di dalam gua telah mati—bukan sekadar mati, tapi dibantai dengan cara yang mengerikan. Mayat-mayat mereka berserakan di sepanjang lorong, tubuh-tubuh yang terpotong, wajah-wajah yang membeku dalam ekspresi ngeri terakhir mereka. Darah membanjiri lantai, mengubah tanah menjadi lautan merah pekat.

William dan Ares menelan ludah. Bahkan para petualang lain yang ikut mendengarkan cerita itu mulai menunjukkan ekspresi ngeri.

"Ares," William akhirnya angkat bicara dengan suara pelan, "apa kau percaya dengan ini?"

Ares menyilangkan tangan, ekspresinya penuh kebingungan. "Jujur saja, aku sulit mempercayainya. Di dalam sana ada ratusan Demon, ditambah puluhan monster aneh yang tidak kita kenali. Menghabisi mereka semua dalam waktu singkat itu... gila. Kecuali..." Ia berhenti sejenak, sebelum melanjutkan dengan nada lebih serius, "...kecuali orang itu memiliki kekuatan setara dengan petualang peringkat S. Atau bahkan lebih tinggi."

William terdiam, pikirannya berputar cepat.

"Mungkinkah kita harus memeriksanya?" tanyanya sambil melirik ke arah gua.

Ares mengangkat bahu. "Aku juga penasaran. Mungkin kita harus melihat sendiri pemandangan mengerikan yang mereka bicarakan."

Tanpa ragu, William membentuk kelompok kecil untuk menyelidiki gua. Ia dan Ares memimpin di barisan depan, sementara sisanya menunggu di luar, bersiap jika terjadi sesuatu.

"Baiklah, mari kita masuk," ucap William sebelum mulai melangkah ke dalam kegelapan.

Namun, baru beberapa langkah masuk, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Getaran aneh mulai terasa di tanah. Suara retakan halus bergema di sepanjang dinding gua. Dalam hitungan detik, retakan itu membesar, menyebar ke seluruh struktur gua. Batu-batu mulai runtuh dari langit-langit.

William langsung mengangkat tangan. "Semuanya, berhenti!"

Tapi peringatan itu datang terlambat.

Dalam sekejap, seluruh gua mulai runtuh. Pilar-pilar batu pecah seperti tanah liat rapuh, langit-langit gua ambruk, menciptakan debu tebal yang membumbung tinggi. Petualang yang berdiri di luar hanya bisa menyaksikan dengan mata lebar saat gua yang megah itu perlahan-lahan terkubur, lenyap dalam sekejap.

Dan kemudian, keheningan.

Tidak ada yang bergerak. Semua hanya menatap puing-puing yang kini menggantikan gua itu.

William menghela napas panjang. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini...?"

Ares menatap reruntuhan dengan mata sempit. "Tadinya kita ingin menyelidiki gua ini... tapi sekarang, semuanya sudah rata dengan tanah."

Sesaat, ia menoleh ke William. "Jadi... apa kita tetap lanjut menyelidiki?"

William menatapnya datar. "Kurasa tidak."

Di sisi lain, di tengah reruntuhan gua...

Seorang pria berdiri dengan tenang, menatap kehancuran yang baru saja ia ciptakan. Angin bertiup, membawa debu dan serpihan batu melewati jubahnya.

Tenzo tersenyum kecil.

"Sepertinya cukup sampai di sini," gumamnya.

Ia melangkah maju, meninggalkan puing-puing gua di belakangnya. Baginya, menutup gua ini adalah cara terbaik untuk memastikan tidak ada satu pun Demon yang tersisa. Ini adalah hukuman yang pantas bagi mereka.

Meski demikian, pikirannya sedikit terusik. Perlawanan yang tadi ia hadapi masih terasa... terlalu mudah. Ia hampir menyesali keputusannya untuk menghunuskan Katana-nya.

Tapi tak ada gunanya menyesali sesuatu yang sudah terjadi.

Sambil merentangkan tangan, ia meregangkan tubuhnya, menatapi langit yang kini sudah malam. Langit saat ini sedang dipenuhi oleh bintang bintang yang berkilau, membentang luas di angkasa.

Lalu, dengan langkah ringan, ia berbalik, berjalan menyusuri lebatnya hutan yang terbentang di hadapannya.

"Baiklah," katanya pelan. "Waktunya melanjutkan perjalanan."

1
F~~
Kayaknya aku punya firasat soal Zerath ini
F~~
hahahaha, masih ada neraka lain menunggu. Kasian banget nasibmu Ramez
angin kelana
bagus thorr,lanjutkan..
Reza Orien
cihuyyy
F~~
Pelatihannya tidak main main
F~~
Oke Thor gkpp, yang penting rajin update aja
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: sip, tenang aja bakalan rajin kalau kagak ada halangan. stok bab masih banyak
total 1 replies
angin kelana
siaaaap yg penting rutin update thorrr...
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: oke akan diusahakan ritun soalnya sudah punya stok sampai bulan depan, doakan agar tidak terputus-putus 🙏 updatenya.
total 1 replies
angin kelana
satu tebasan..
angin kelana
lanjutkan duelnya...
F~~
lanjutkan
F~~
sheshhh sasuga Tenzo
F~~
Nooo Ramezzz
Kyurles Suga
Jejak
Kyurles Suga
menikmati
Ora Ora
.
F~~
Nah, sudah saya kira, rupanya emang si Diomas. Tapi mantap sekali update langsung 3 bab sekaligus. Bagus Thor pertahanin udpet beginian.
F~~
Ah, aku dah tebak siapa ini. pasti ... bacaselengkapnya
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: husst, sebaiknya tidak usah diberitahu
total 1 replies
F~~
laki laki kalau sudah berbincang semalaman pasti bakal kemana mana tuh tema pembicaraannya
F~~
Gas lanjut thor
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: Oke sebentar lagi bakalan update bab baru
total 1 replies
angin kelana
lanjuuut
‎‎‎‎Wahyu Kusuma: Okeee sebentar lagi bakalan update, ditunggu yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!