Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Luangkan Waktumu Untuk Berdua
Keesokan hari setelah Iris keluar rumah diam-diam rumor tentang dirinya yang memiliki kekasih gelap benar-benar tersebar sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi yang tidak terduga di saat yang sama, kereta kuda dengan lambang keluarga kerajaan datang ke mansion keluarganya. Iris yang melihat dari jendela kamar merasa kebingungan dan penasaran sekaligus tidak percaya secepat itu dia akan bisa membatalkan pertunangannya dengan sang pangeran. Dengan langkah kaki yang cepat Iris keluar dari kamar tidurnya dan berjalan menuju aula pintu masuk yang ternyata di depan pintu masuk telah ada sang kakak laki-lakinya yang menggantikan sang kepala keluarga sedang tidak berada di tempat untuk menyambut tamu yang datang jauh-jauh.
Dari dalam kereta keluar sosok laki-laki berambut emas dan bermata biru dengan senyuman lembut. Sian dan Iris langsung membungkuk hormat kepada sosok laki-laki itu dengan berkata "Kami memberikan hormat kepada pangeran pertama, semoga anda diberikan kesehatan selalu,"
"Maafkan aku datang tanpa pemberitahuan dan terima kasih telah menyambut kedatanganku, tapi kali ini aku kemari untuk menemui Sian membahas ekspedisi dan latihan para kesatria magang," ucap sang pangeran dengan sesaat melirik ke arah Iris kemudian fokus ke Sian
"Tidak masalah, lagipula aku adalah pemimpin ekspedisi selanjutnya menggantikan ayahku yang sibuk, jadi bagaimana jika kita membahasnya di ruangan kerjaku yang mulia?" tanya Sian yang dengan cepat melangkah maju beberapa langkah menutupi tubuh Iris
Sian merasa jika Iris mungkin akan sakit hati mendengarkan alasan kedatangan sang tunangan yang dicintainya datang untuk pekerjaan dengannya, bukan untuk menemui tunangan yang sudah lama tidak ditemui olehnya selama beberapa hari. Oleh sebab itu, Sian dengan cepat mengambil langkah dengan langsung membawa sang pangeran menuju ke ruangan kerjanya sebelum Iris lengket atau menempel pada sang pangeran. Namun, sebelum berjalan menuju ke ruangan kerja Sian pangeran berbalik sesaat dan tersenyum dan berkata kepada Iris "Lady Drachenschatz, setelah aku selesai membicarakan pekerjaan bisakah kita bicara berdua di taman jika memiliki waktu?"
Iris terdiam sesaat mengedipkan matanya beberapa kali untuk memproses yang di dengarnya dari pangeran yang berbicara supaya tidak salah mendengarkan. Walaupun yang di dengar olehnya adalah benar permintaan bertemu tetap saja untuk Iris ini adalah hal aneh, sebab tidak pernah sekalipun pangeran ingin bertemu dengannya atau bahkan ingin berbicara dengan dirinya lebih dulu.
"Ummm... Aku mengerti yang mulia, saya akan meluangkan waktu untuk ke taman," jawab Iris dengan anggukan dan tunduk hormat kepada pangeran yang berbalik dan berjalan menjauh menuju ke ruangan kerja Sian
Di lorong-lorong mansion yang sepi, Sian pertama kali memulai pembicaraan dengan tatapan dingin kepada sosok yang terhormat di sebelahnya.
"Yang mulia, jika anda benar-benar ingin mempermainkan hati seorang gadis terutama adik perempuanku lebih baik anda hentikan ini,"
"Katakan dan batalkan pertunangan ini, daripada memberikan harapan tanpa ada niat untuk membalasnya," ucap Sian dengan serius
Sian sejak dulu tidak tega sama sekali menyaksikan adik perempuannya di jadikan sebagai tujuan keuntungan untuk kerjaan dengan keluarganya, walaupun dikarenakan adiknya sendiri yang mulai lebih dulu jatuh cinta pada laki-laki ini hingga saat ini. Sakit rasanya melihat adik perempuannya begitu cinta hingga buta mempersembahkan segalanya demi cinta yang sama sekali tidak pernah di dapatkan bersamaan juga dengan tawaan orang-orang yang menganggapnya seperti orang bodoh dan gangguan jiwa tidak layak menjadi seorang ratu.
"Aku tau mungkin saat ini aku tidak bisa menjawab dengan langsung kepada Iris tentang yang aku rasakan, tapi mulai saat ini aku ingin menjadi lebih baik untuk dirinya," ucap pangeran dengan dingin membuat Sian langsung mencekam kerah baju sang pangeran
Sian tidak merasa takut sama sekali dengan sosok yang di sebelahnya dia merasa emosinya tidak lagi dapat untuk di bedung dikarenakan ucapan dari sosok laki-laki di sebelahnya ini. Adiknya telah melakukan pertunangan dengan laki-laki itu selama empat tahun lamanya, dan selama itu adiknya berjuang menarik hati dan meminta perhatian menghabiskan banyak waktunya, akan tetapi baru saat ini laki-laki sialan ini akan bersikap serius kepada adiknya.
"Walaupun anda adalah seorang pangeran dan memiliki kekuasaan di atas keluarga kami, apakah anda tau betapa brengs*knya anda? Adik perempuanku bukan mainan untuk menyenangkan hatimu selama ini,"
"Semua waktu, cinta dan bahkan material diberikan kepadamu untuk mendapatkan satu kata perhatian, tapi baru saat ini ingin membalas segalanya? Apakah anda bosan karena dia tidak datang ke rumah anda akibat tidak di kunjungi hingga anda datang ke sini untuk bermain-main dengan hatinya?" Ucap Sian dengan nada tinggi dengan cengkraman kuat tapi tidak ada perlawanan atau pun niat untuk menggunakan kekuasaannya berbicara dengan angkuh
"Lucius Precian, aku akan memberikanmu kesempatan terakhir memperlakukan adikku dengan baik mengingat adikku masih cinta padamu dan niatmu yang berkeinginan berubah menjadi sosok yang lebih baik,"
"Akan tetapi, jika Iris memiliki perasaan kepada laki-laki lain atau bahkan tidak mencintai dirimu lagi, aku harap kamu benar-benar melepaskannya dan biarkan dia bahagia,"
"Karena prioritas jika kamu mencintai dirinya maka kamu harus rela mengorbankan segalanya termasuk hal yang benar-benar masih kamu cintai," ucap Sian sambil melepaskan cengkramannya di kerah sang pangeran kemudian berjalan sampai menuju ke pintu besar tempat ruangan kerja Sian
Di sisi lain Iris duduk termenung memandangi ke arah luar jendela. Dia penasaran kenapa sosok laki-laki yang tidak pernah mengajaknya berbicara lebih dahulu berbicara terlebih dahulu kepada dirinya dengan ajakan berbicara berdua. Iris mengingat di kehidupan sebelumnya dia sama sekali tidak pernah ada ajakan semacam itu kepadanya bahkan kebanyakan Iris dengan inisiatif mengajak kencan, minum teh, pergi jalan-jalan di taman, makan malam bersama dan lain-lain yang dilakukan oleh pasangan pada umumnya. Iris memikirkan masa lalunya yang begitu menyeramkan hingga membuatnya merinding sesaat.
"Kali ini, kenapa berbeda? Apakah karena aku setelah sembuh tidak pergi ke istana kerajaan jadinya membuatnya datang penasaran dengan yang aku lakukan?"
"Atau karena dia peduli dengan rumor yang menyebar hingga dia ingin melihat dengan siapa kekasih gelapku?"
"Yah, tapi bukankah dia tidak peduli dengan siapa aku bersama? Ditambah lagi beberapa tahun dari saat ini nanti dia akan menemukan sosok yang pantas dari duniaku di dua kehidupan sebelumnya sebagai calon istrinya dan posisi kursi ratu,"
"Sosok baik hati, dicintai dewa dan suka menolong banyak orang tanpa pandang bulu,"
"Dibandingkan dengan diriku ini yang egois, boros dan kejam, aku sama sekali tidak cocok dengan posisi itu bukan?"
Chasing Gold And Avoid The Prince