windu pamungkas adalah seorang pria yang menanggung kutukan akibat kesalahan leluhur nya.
dalam perjalanannya dia ditemani kekasih nya ayu Kinasih, mengarungi dunia persilatan sekaligus menyempurnakan kekuatan empat unsur dalam tubuh nya...
mampukah windu pamungkas menghadapi tekanan, musuh yg belum diketahuinya ditambah sebuah organisasi misterius yang selalu membuat kekacauan di dunia persilatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopugho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tewas nya Ki walatikta
"Ha ha ha...! Kau kira untuk urusan apa aku mengejar-ngejarnya kalau tidak mengetahui isinya" Baru saja pemimpin mereka kami bunuh, karena telah berhasil menipu kami dengan melarikan diri. Kami menduga, isi kotak itu berada di tangannya. Padahal, sebenarnya kotak yang asli dipegang salah seorang anak buahnya, yang saat ini berada di tanganmu. Ketahuilah! Sesungguhnya mereka yang mencuri dari kami. Dan aku berhak mengambil barangku kembali!"
"Maling Hitam Tombak Sakti! Apakah kau kira aku bisa tertipu, Namamu menyiratkan perbuatan rendah. Dan kini, kau hendak memutarbalikkan kenyataan. Aku yakin, sesungguhnya kaulah pencurinya. Kau mencuri mustika ini dari kerajaan, lalu mereka berhasil merampasnya darimu!" sahut windu lantang.
"Ha ha ha...! Agaknya percuma saja aku bicara baik-baik denganmu. Memang orang sepertimu tidak bisa diajak beramah-tamah. Sekali lagi kuperingatkan kembalikan kotak itu padaku kalau tidak ingin mendapat kesulitan!"
Windu tertawa enteng mendengar ancaman itu. Kemudian tawanya hilang. Kini yang ada hanya seraut wajah sinis dengan sorot mata tajam menantang.
"Kisanak, ketahuilah. Kotak ini berada di tanganku. Dan saat ini, tidak seorang pun boleh mengambilnya sebelum melangkahi mayatku!" sahut windu.
"Huh!"
Ki Walatikta mendengus tajam seraya memandang Windu dengan penuh kebencian.
"Sebenarnya aku menaruh hormat terhadap nama besarmu. Tapi kau melangkahi hakku. Dan kalau aku tidak unjuk gigi, maka kau akan semakin besar kepala. Kau boleh rasakan akibatnya dengan keangkuhanmu itu!" balas Maling Hitam Tombak Sakti.
Ki Walatikta segera memberi isyarat pada anak buahnya dengan kibasan tombak. Seketika anak buahnya langsung melompat turun dari kudanya. langsung mencabut senjata masing-masing. Dan seketika mereka mengurung pemuda itu.
"Yeaaa...!"
Ki Walatikta langsung melompat dari kudanya Tubuhnya melayang ringan ke arah Windu. Tombaknya segera diputar sehingga menimbulkan suara mendengung dan angin bersiur kencang.
"Hup!"
Windu cepat bagai kilat melenting ringan dari punggung Kuda nya. Setelah berputaran dua kali, kaki kanannya menghantam ke arah dada Ki Walatikta. Namun, Maling Hitam Tombak Sakti cepat menangkis dengan mantap.
Plak!
"Uhhh...!"
Ki Walatikta tersentak kaget. Tenaga dalam pemuda itu sungguh dahsyat. Bahkan gerakannya demikian cepat. Dan kalau saja dia tidak melompat ke belakang, serangan susulan Windu Pamungkas akan menghantam dadanya dengan telak.
***
Kedua kaki Maling Hitam Tombak Sakti menjejak ringan di tanah. Dan saat itu juga, anak buahnya langsung menyerang Windu yang baru saja mendarat di tanah.
"Heaaat...!"
“Wuuut!
“Yeaaat!"
Windu cepat melompat ke atas sambil menekuk tubuhnya untuk menghindari tebasan senjata pengeroyoknya. Lalu dengan pengerahan jurus Naga menyambar langit”, pemberian dari guru nya pedang malaikat tubuhnya meluncur, dengan kedua kaki berputaran cepat menghantam ke arah lawan-lawannya.
Duk! Krak!
"Aaakh...!"
Ujung-ujung kaki windu menghantam berturut-turut ke leher lawan-lawannya. Seketika terdengar tulang yang berderak patah, diiringi pekik kesakitan. Windu terus berkelebat cepat, menyambar golok yang terlepas dari seorang lawannya. Seketika, golok di tangan windu menyambar leher lawan-lawan nya yang lain.
Bret! Bret!
"Aaa...!"
Kembali terdengar jeritan menyayat dari dua anak buah Ki Walatikta. Begitu ambruk di tanah, mereka tewas bermandikan darah.
"Bedebah...!" Ki Walatikta menggeram dan melompat ke arah Windu.
Wuuut! Tombak di tangan Maling Hitam Tombak Sakti menderu dahsyat seperti badai topan yang melindas apa saja yang berada di dekatnya. Debu berterbangan bersama dengan dedaunan kering. Dan ranting-ranting pohon pun bergoyang-goyang keras.
"Hiyaaat...!"
Trang! Bet!
Tubuh Windu berkelebat lincah, menerobos pertahanan Maling Hitam Tombak Sakti. Golok di tangan windu tiba-tiba menghantam sekali senjata Ki Walatikta. Terlihat bunga api terpercik. Dan ini sudah membuat pemuda itu tersenyum kecil. Tombak laki-laki hitam itu agaknya lebih dahsyat ketimbang golok yang berada di tangannya. Namun itu tidak membuatnya berkecil hati. Karena disadari kalau tenaga dalam Maling Hitam Tombak Sakti masih berada di bawahnya. Juga terlihat sepintas kalau Ki Walatikta memiliki gerakan yang amat gesit. Namun hal itu sama sekali tidak menimbulkan kesulitan baginya. Begitu habis mengadu senjata, secara tak terduga windu melepaskan tendangan menggeledek. Begitu cepat gerakannya sehingga Maling Hitam Tombak Sakti tak mampu mengelak lagi. Dan....
Duk!
"Aaakh!"
Ki Walatikta menjerit keras. Satu tendangan telak menyodok perutnya. Tubuhnya kontan terhuyung-huyung ke belakang.
"Yeaaat!"
"Heaaat!"
Windu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Langsung diberikannya serangan susulan. Tubuhnya melompat ringan dengan senjata terhunus. Namun, anak buah Ki Walatikta agaknya tidak tinggal diam begitu saja melihat pemimpinnya terancam. Serentak mereka memapaki serangan Windu. Terpaksa windu menghentikan serangannya. Tubuh nya langsung berbalik, dan membabatkan golok di tangannya.
Bret!
"Wuaaa...!"
Golok di tangan Windu berkelebat, menyambar leher salah seorang lawan hingga memekik kesakitan. Begitu ambruk di tanah, orang itu tewas bermandikan darah. Dan kembali golok di tangan Windu berkelebat. Namun dua orang lagi berhasil menangkisnya.
Trang! Trang!
Belum juga mereka bersiap, Windu mengibaskan tendangan ke arah kedua lawannya yang tak mampu mengelak.
Duk! Begkh!
"Aaakh...! Uhhh...!"
Kedua orang itu kontan terjungkal sambil mendekap dadanya yang terasa remuk.
"Hiaaa...!"
Disertai teriakan lantang menggelegar, Windu terus mencelat ke arah Ki Walatikta yang kali ini telah bersiaga penuh.
Maling Hitam Tombak Sakti menggeram hebat Dari pancaran matanya, terlihat amarah yang meluap-luap. Dan seketika tubuhnya melenting menghadang kelebatan golok di tangan Windu dengan kebutan tongkatnya.
"Yeaaa...!"
Trak! Golok di tangan windu patah dihantam tombak Maling Hitam Tombak Sakti. Namun, pemuda itu sama sekali tidak terkejut. Dan dia juga tidak bermaksud membuang sisanya. Bibirnya tersenyum tipis. Pada saat itu, datang sambaran ujung tombak Ki Walatikta ke dada dan perutnya. Cepat bagai kilat Windu kembali mencelat ke atas. Begitu berada di atas, Windu mengayunkan satu tendangan. Sementara, Ki Walatikta menyambutnya dengan kibasan senjata. Namun Windu menarik pulang tendangannya. Lalu tubuhnya berputar gesit di udara. Dan seketika itu pula ujung kakinya yang lain menghantam rahang kanan Ki Walatikta dengan telak.
Prak!
"Aaakh!"
Ki Walatikta menjerit keras begitu kaki kiri Windu mendarat di rahangnya hingga retak. Tampak dari mulutnya mengeluarkan darah. Tubuhnya nyaris terjerembab mencium tanah kalau saja kaki kiri nya tidak berpijak erat.
Namun windu tidak memberi kesempatan sedikit pun. Begitu menjejak tanah, windu melemparkan potongan golok di tangannya. Seketika, potongan senjata itu melesat menyambar ke arah Maling Hitam Sakti.
Crab!
"Aaa...!
Ki Walatikta memekik tertahan. Sepasang matanya melotot lebar dengan mulutnya ternganga. Patahan golok yang dilemparkan windu melesak ke jantungnya, hingga yang terlihat hanya gagangnya saja. Maling Hitam Tombak Sakti terjungkal roboh, dan tewas sesaaat dengan meninggalkan sorot kebencian.
"Hm..."
Gumam windu pelan Lalu kepalanya berpaling ketika melihat sisa anak buah Ki Walatikta yang masih bernapas melarikan diri. Dia sama sekali tidak bermaksud mengejar.