Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Munculnya Sosok Alfa
Jossy Jeanette terpaku diam saat dia menatap ke arah pria tampan.
"Maaf, a-aku harus pergi sekarang...", kata Jossy seraya menarik tangannya dari pegangan pria tampan.
"Biarkan aku mengantarkanmu pulang, Jossy", ucap pria tampan.
"Ta-tapi tempat tinggalku jauh dan kumuh, kamu tidak akan terbiasa dengan lingkungan nya, tuan Josua", sahut Jossy.
"Bukan masalah, aku akan menyesuaikan diriku dengan lingkunganmu", kata pria tampan.
"Kalau begitu kita pergi sekarang sebelum hujan turun", ucap Jossy.
Jossy memandang ke arah langit diluar Mall yang berubah mendung, tertutup awan hitam.
"Mari kita pergi, tuan Josua", kata Jossy.
"Baiklah...", sahut pria tampan.
...***...
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakang Jossy dan pria tampan memanggil mereka berdua.
Saat Jossy memalingkan muka ke arah suara yang memanggilnya, dia tersentak kaget saat melihat kelompok penagih hutang telah berhasil menyusulnya.
"Hai, kau ! Jangan lari !" teriak pria gemuk sambil menunjukkan jarinya ke arah Jossy.
"Tuhan...", gumam Jossy terperangah kaget.
"Hai, gadis sialan ! Tunggu kami !" teriak pria penagih hutang dengan sorot mata tajamnya.
"Mereka bisa mengejar kita", kata Jossy panik.
"Tunggu kau ! Mau kemana kau, gadis tengik !" teriak pria gemuk marah.
Jossy segera memalingkan muka, lurus ke depan lalu meraih tangan pria tampan dan mengajaknya lari.
Namun saat Jossy hendak melangkahkan kakinya pergi dari area Mall ini, muncul seorang wanita di depannya sambil berkata.
"Kau akan kemana, Jossy ?"
Seorang wanita berdandan menarik nan seksi sedang menghalangi jalan Jossy serta pria tampan di luar Mall.
"Siapa kau ?" tanya Jossy. "Apa aku mengenalmu ?" sambungnya.
"Apa kau tidak mengenalku ?" tanya wanita itu. "Oh, iya, mungkin Zieya tidak pernah mengatakan padamu tentangku", sambungnya ketus.
Wanita seksi itu memandangi Jossy Jeanette mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Lumayan...", kata wanita seksi itu sembari tersenyum sinis ke arah Jossy.
"Bagaimana kau mengenal Zieya ?" tanya Jossy.
"Apa dia tidak pernah menyebut tentangku ?" sahut wanita seksi itu lalu menengadahkan pandangannya ke arah Jossy Jeanette.
"Tidak, memangnya siapa kamu ?" kata Jossy dengan tatapan serius.
Wanita seksi tertawa pelan sambil mendongak ke atas.
"Demi Tuhan..., aku benar-benar tidak sabaran menghadapi gadis sepertimu, norak, bodoh serta kampungan", sahut wanita seksi itu.
"Maaf, apa kita saling kenal sebelumnya ?" tanya Jossy.
Jossy menatap kepada wanita di depannya, dengan menaikkan kedua alisnya ke atas.
Wanita seksi membalas pandangan Jossy dengan tatapan menghina.
"Aku bosan dengan orang yang suka berpura-pura seperti mu maupun Zieya, dan kalian seolah-olah lupa padaku", sahut wanita seksi dengan sorot mata sinis.
Wanita seksi itu lalu berdiri dengan berkacak pinggang kemudian berkata.
"Setelah mendapatkan uang banyak lalu lupa begitu saja, dan seolah-olah kalian tidak mengenaliku bahkan berlagak pikun, tidak pernah berhutang uang padaku", kata wanita itu.
"Terus terang saja, aku tidak mengenalimu", kata Jossy.
Terdengar suara langkah kaki mendekati Jossy serta wanita seksi dan pria tampan.
"Nona Alfa, maaf, kami tidak tahu jika anda datang ke Mall ini", sapa pria gemuk dengan nafas terengah-engah.
Tanpak sekelompok orang penagih hutang datang bersama-sama, menghampiri wanita seksi itu.
"Ya, aku baru datang kemari, ada hal penting yang ingin aku kerjakan disini", sahut Alfa sembari melipat kedua tangannya ke depan.
Wanita bernama Alfa memalingkan pandangannya ke arah para penagih hutang.
"Apa yang kalian kerjakan disini ?" tanya Alfa dingin.
"Maaf, kami tidak mendapatkan uang anda", lanjut pria gemuk.
"Apa gadis ini juga tidak tahu kalau tantenya meminjam uang dariku ?" tanya Alfa seraya melirik tajam ke arah Jossy.
"Terus terang saja, kami juga tidak tahu hal itu, sebab saat kami menanyakan perihal hutang tersebut kepada gadis sialan ini, dia mengaku kalau dia tidak tahu-menahu soal hutang itu, nona Alfa", sahut pria gemuk.
Terlihat raut wajah pria gemuk berubah murung.
"Dasar bodoh !" kata Alfa seraya menarik dagu pria gemuk lalu menamparnya kasar.
PLAK !
"Uang sepuluh miliar akan kamu biarkan saja lenyap dan kau bilang bahwa gadis ini tidak tahu menahu soal hutang itu ?! Hah ?!" hardik wanita bernama Alfa melotot tajam.
"Ma-maaf, nona Alfa, tapi saya telah menanyakan hal itu pada gadis ini, dan dia bilang bahwa dia tidak tahu soal hutang itu", kata pria gemuk.
"Aku sudah membayar kalian semua, supaya kalian bekerja menagih hutang sepuluh miliar itu, untukku, pada keponakan Zieya, dan kalian malah kebingungan dengan pekerjaan kalian", ucap Alfa marah.
Alfa mendengus kesal sembari merengut kesal.
"Bagaimana kalian ini ???" ucapnya.
"Tapi kami sudah berusaha menangkapnya, namun gadis ini mampu melarikan diri dari kami semua", kata pria gemuk yang mencoba membela dirinya.
"Astaga ?! Apa yang bisa kalian kerjakan selain mengeluh, sedangkan menangkap saja, kalian semua tidak bisa melakukannya !" sahut Alfa sambil menarik kerah pria gemuk lalu mendorongnya kasar.
Pria gemuk yang merupakan para penagih hutang berjalan terhuyung-huyung ketika tubuhnya didorong kasar oleh Alfa yang sangat kesal dengan hasil kerja suruhannya itu.
"Sia-sia saja, aku membayar kalian !" hardik Alfa ketus. "Lebih baik aku laporkan saja kalian pada kakakku".
"Ampun, nona Alfa...", kata pria gemuk ketakutan.
"Dasar bodoh !" sahut Alfa dengan tatapan menghina.
Pria gemuk hanya bisa menunduk malu tanpa bersuara sedikit pun, sedangkan Alfa berjalan mendekat ke arah Jossy Jeanette.
Diraihnya wajah Jossy sambil dipandanginya raut wajah cantik itu.
"Kau, Jossy ?" tanya Alfa.
Jossy tidak menjawab, hanya menatap dingin.
"Aku tahu kalau kau keponakan Zieya, dan namamu adalah Jossy Jeanette", kata Alfa.
Jossy masih bergeming diam, tidak merespon ucapan Alfa.
"Lepaskan dia...", ucap pria tampan berusaha melerai lalu meraih pundak Jossy.
Namun Alfa menahan kencang wajah Jossy sehingga pria tampan berusaha keras, menarik tubuh Jossy agar menjauh dari Alfa.
"Siapa kamu memangnya ?" tanya Alfa seraya menoleh ke arah pria tampan sedangkan tangannya mencengkram kuat-kuat, dagu Jossy.
''Tidak perlu tahu siapa aku, tapi kumohon padamu, tolong lepaskan dia !" sahut pria tampan.
"Melepaskannya ?!" kata Alfa.
Sorot mata Alfa menatap sinis lalu menoleh kembali ke arah Jossy Jeanette yang ada dihadapannya.
"Mana mungkin aku bisa melepaskan dia, sedangkan dia dan tantenya berhutang uang sepuluh miliar kepadaku", sahut Alfa.
"Dia tidak tahu menahu soal tagihan hutang sepuluh miliar itu, jadi lebih baik kamu segera lepaskan dia sekarang", kata pria tampan berusaha menahan dirinya.
"Memangnya kau punya kuasa terhadapku ? Siapa kau, berani betul memintaku melepaskan gadis bodoh ini ?" sahut Alfa.
"Aku tidak peduli dengan ucapanmu, yang aku minta segera lepaskan dia", pinta pria tampan sekali lagi.
Alfa tersenyum sinis ke arah pria tampan lalu menoleh kembali ke arah Jossy.
"Beruntung sekali, ada seseorang yang membantumu, Jossy !" kata Alfa sambil menepuk pelan pipi Jossy Jeanette.
"Ummm...?!" gumam Jossy melotot marah lalu mendorong tubuh Alfa agar menjauh darinya.
"Aduh ?!" ucap Alfa yang kakinya hampir tersandung ketika dia didorong paksa oleh Jossy.
"Aku tidak tahu siapa kamu, tapi aku akan melawan jika aku terdesak", kata Jossy dengan sorot mata bersinar-sinar emosi.
"Apa ?" sahut Alfa seraya menoleh ke arah Jossy.
"Kenapa ?" kata Jossy.
"Kamu berani berlagak sombong padaku, bahkan mengembalikan hutang sepuluh miliar saja, kamu tidak bisa", ucap Alfa meradang marah.
"Bukan urusanku !" sahut Jossy menyentak kesal.
"Apa ? Bukan urusanmu ?" kata Alfa.
"Ya... !" ucap Jossy dengan anggukkan kepala tegas.
"Tantemu berhutang sepuluh miliar padaku, dan kamu sebagai keponakannya tidak peduli akan nasib tantemu", kata Alfa.
Alfa mengerutkan keningnya, wajahnya tak percaya ketika Jossy berkata demikian.
"Aku tidak peduli hal itu, karena aku tidak percaya kalau Zieya akan berhutang uang sepuluh miliar padamu", sahut Jossy tegas.
"Apa kau bilang barusan ?" tanya Alfa tertegun.
"Aku tidak percaya kalau tanteku akan berhutang sepuluh miliar kepadamu karena selama ini, kami tidak pernah memakai uang sebanyak itu", sahut Jossy.
