Seorang gadis dari keluarga kaya jatuh cinta pada pria biasa. Dia memalsukan identitas dan menikah dengan pria itu. Tidak hanya itu, karena dia secara diam-diam meminta bantuan keluarga untuk membantu karir suaminya.
Sayangnya, setelah sang suami sukses, wanita itu di selingkuhi dan bahkan di ceraikan.
Untuk membalas dendam, dia kembali ke keluarganya dan menjadi putri salah satu dari 10 keluarga terkaya di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dava hanafisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Banyak mau nya sekali wanita ini, harus nya di bersyukur aku masih mau bertanggung jawab atas kehamilan nya. Sekarang ada lagi permintaan nya. Aku harus bisa pastikan kalau pernihakan aku dengan Winda tidak ada yang tahu selain Bagas dan Putra. Apa lagi orang kantor ku atau pun rekan bisnis, bisa-bisa hancur reputasiku. Terlebih kalau Pak Darren sampai tau, tamat sudah untuk ku bisa menikah dengan Alisha." imbuh nya dalam hati, sambil mengendarai mobil nya meninggalkan apartemen tersebut.
Disisi lain...
"Bu, bagaimana kalau Ibu berhenti bekerja dirumah Alisha? Ibu dirumah saja seperti dulu, biar aku dan Yasmin yang mencari uang." ucap Elenoa.
"Tapi, Nak. Bukan Ibu gak mau berhenti bekerja dirumah Alisha, El. Tapi bagaimana pun juga Ibu bekerja disana sekalian membalas budi Ibu kepada mereka dan membayar kesalahan Ibu terhadap Alisha. Ibu malu sekali kepada mereka, El."
"Iya Bu aku paham. Tapi semakin lama usia Ibu semakin senja dan sudah bukan lagi waktu nya untuk mencari uang. Aku yakin kalau Ibu bicara baik-baik mereka akan paham kok. Atau nanti aku coba bantu bicara dengan Alisha ya Bu?."
"Gak usah El, nanti Ibu akan mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan Ibu Fenny dan Pak Darren." pungkas bi Rizka.
Tak berselang lama Yasmin keluar dari kamar nya. "Lagi bicarain apa, sepertinya serius sekali." tanya Yasmin.
Elenoa menceritakan obrolan nya tadi dengan sang Ibu kepada Yasmin.
"Iya Bu, baiknya Ibu dirumah saja. Sekalian temanin kak El dirumah, nanti kalau aku sudah gak tinggal disini kasian kak El sendirian."
"Kamu mau pindah kemana Yas, kenapa gak tinggal disini saja?."
"Arkana untuk sementara waktu mengajak aku untuk tinggal dirumah nya kak."
Elenoa hanya menganggukkan kepalanya.
*****
Setibanya dirumah Alisha bi Rizka langsung menuju kamar nya dan Elenoa masih diruang keluarga bersama Alisha. "Sha, ada yang mau aku bicarakan tentang Ibu ku. Apa kamu ada waktu?."
"Ada apa El? Silahkan, mungkin ada yang bisa aku bantu." ucap Alisha lembut.
"Sha beberapa hari lalu aku sempat membicarakan hal ini kepada Ibu, tapi sepertinya Ibu ku merasa tidak enak membicarakan nya kepada kamu dan kedua orang tua kamu. Apa boleh Ibu ku berhenti bekerja dari rumah kamu?."
"El, semua keputusan itu sebenarnya ada di Ibu kamu, kenapa mesti tidak enak. Yang pastinya aku dan kedua orang tuaku memberikan izin kalau memang bi Rizka mau berhenti, kita gak bisa melarang nya."
"Iya Sha, Ibu ku bilang akan membicarakan nya dengan kedua orang tua kamu. Tapi aku rasa pasti Ibu tidak akan melakukan itu. Makanya aku bicara ini kepada kamu."
"Ya sudah, nanti aku ngobrol sama bi Rizka ya."
"Makasih ya Sha." Pungkas Elenoa. Alisha hanya menjawab dengan anggukkan kepala.
Ting... Tong...
Bel rumah Alisha berbunyi. Alisha langsung membuka kan pintu tersebut.
"Reno... Silahkan masuk."
"Makasih Sha." jawab Reno. Iya tak menyangka didalam sana ada Elenoa.
"Sial! Ada Elenoa disini. Mau apa dia masih saja kerumah Alisha terus, apa mungkin dia masih mengharapkan Alisha untuk kembali kepadanya, gak bisa! Ini gak bisa aku biarkan. Alisha harus menjadi milikku." Tuturnya dalam hati.
Kini kedua nya saling sapa satu sama lain. Tak berselang lama Elenoa pamit, sebenarnya iya masih ingin berlama-lama dirumah tersebut. Namun kehadiran Reno membuatnya merasa jadi tidak nyaman berada disana.
"Sha, aku pamit ya. Ren duluan ya."
"Iya El." jawab Reno. Sementara itu Alisha mengantar Elenoa sampai depan pintu rumah nya.
"Sha, tumben sepi sekali rumah kamu pada kemana?." Tanya Reno, setelah Alisha kembali usai mengantar Elenoa.
"Papa dan Mama ku lagi pergi dari pagi tadi."
"Oh pantas saja gak kelihatan. Bagaimana kalau kita makan malam diluar."
Alisha masih belum mengetahui kalau Reno sudah menikah dengan Winda.
**
**
Kini kedua nya sedang menikmati makan malam bersama. Seperti biasa lagi dan lagi Alea selalu muncul dimana mana.
"Reno! Dia masih jalan bersama dengan Alisha? Apa Alisha tidak tau kalau Reno dan Winda akan menikah, apa Reno sengaja tidak memberitahukan hal ini kepada Alisha?." gumam Alea dalam hatinya.
Alea juga belum mengetahui pernikahan Winda dan Reno yang sudah berlangsung dua minggu yang lalu. Karena Winda sudah setuju dengan perjanjian yang Reno buat, kalau pernikahan mereka tidak boleh diketahui oleh orang banyak. Termasuk Alea, karena kalau sampai Alea tau pernikahan kedua nya, bukan tidak mungkin Alea akan memberitahukan hal ini kepada Alisha. Dan itu akan menjadi boomerang bagi Reno.
Alea sengaja tak menghampiri kedua nya. Akan tetapi iya langsung menghubungi Winda, setelah menghubungi beberapa kali, namun tak ada jawaban dari nya.
"Kemana orang ini, tumben sekali tak mengangkat telfon ku." tuturnya dalam hati.
Akhirnya Alea mencoba mencari Winda dengan mendatangi kafe nya. Akan tetapi menurut informasi dari para karyawan nya sudah hampir satu bulan Winda sudah jarang datang berkunjung ke kafe tersebut. "Sial! Kemana Winda sekarang, apa dia sedang mengurung diri karena Reno masih mengabaikan nya?." Alea terus bertanya-tanya dalam hatinya.
Disisi lain...
"Ada apa Alea menghubungi ku berulang kali. Tapi biarkan lah, kalau penting dia pasti akan mengirimkan chat kepadaku." ucap Winda dalam hati nya. Karena iya tak ingin Alea mengetahui tentang pernikahan nya, makanya Winda berusaha menjaga jarak dari nya.
"Jangan sampai dia tau tentang pernikahan ku, bisa-bisa Reno marah kepada ku. Tapi sekarang Reno lagi dimana ya? Sudah tiga hari dia tidak pulang." lirihnya dalam hati.
Winda memberanikan diri menghubungi suami nya. Namun lagi-lagi panggilan nya selalu diabaikan oleh Reno. "Kenapa sih Ren, kamu tak pernah menganggap aku ada, aku bukan hanya butuh status kamu, tapi aku juga butuh sosok kamu Ren. Aku butuh perhatian kamu, kasih sayang kamu. Kenapa kamu tidak mencoba sedikit saja membuka hati kamu untuk aku." ucap Winda dalam hati nya, tanpa terasa air matanya menetes membasahi pipi nya.
*****
"Ren, sekarang kenapa sih kalau ada telfon kamu gak pernah mau mengangkatnya." tanya Alisha.
"Gak apa-apa Sha, karena yang telfon itu gak penting jadi aku malas mengangkatnya." jawab Reno singkat.
"Kurang ajar sekali Winda ini, sudah aku peringatkan jangan pernah hubungi aku kalau aku lagi diluar, tapi dia masih saja terus melakukan nya. Keras kepala sekali wanita ini." imbuh Reno kesal.
Lima bulan kemudian...
"Kamu kemana saja? Bagaimana hubungan kamu dengan Reno? Aku punya info untuk kamu. Apa bisa kamu hubungi aku?." Alea mengirimkan pesan singkat nya kepada Winda.
Winda penasaran dengan info yang Alea miliki, apa itu ada hubungan nya dengan Reno. Maka dari itu Winda langsung menghubungi Alea.
Setelah panggilan terhubungi Alea langsung menceritakan informasi yang iya miliki tentang Reno dan Alea. Diujung telfon Winda hanya bisa menangis mendengarkan cerita Alea, namun sebisa mungkin iya menutupi nya dari Alea, supaya dirinya tak dikira sedang menangis.
"Al, kalau ada kabar tentang Reno dan Alisha tolong kamu kabari aku ya." lirih Winda. Dan iya langsung mengakhiri panggilan tersebut.
"Jadi ini Ren tujuan kamu merahasiakan pernikahan kita, supaya kamu dengan bebas nya bisa pergi bersama dengan Alisha. Jahat sekali Ren, rencana kamu. Aku akan mengatur waktu untuk bisa bertemu dengan Alisha. Dia harus tau kalau Reno sudah menikah dengan ku bahkan aku sedang mengandung anaknya. Aku rasa Alisha kalau tau ini pasti dia akan menjauhi Reno, karena dia tau bagaimana rasanya kalau diselingkuhi itu sakit sekali."
Malam harinya Reno pulang ke apartemen nya. "Ren, kenapa sih kamu tidak pulang setiap hari ke sini. Aku butuh sosok kamu Ren, aku ingin sekali kamu bisa memberikan perhatian kepadaku."
Reno tak sedikit pun merespon ucapan Winda. Akhirnya Winda mendekat dan mencoba memeluk Reno dari belakang.
"Lepaskan aku Winda, atau aku akan berbuat kasar kepada mu." ucap Reno kasar.
"Ren, cobalah kamu sedikit membuka hati untuk aku. Anak kamu juga butuh kasih sayang dari ayah nya Ren." Winda kembali menangis.
"Apa kamu bilang anak aku? Kita tunggu sampai dia lahir, apa benar bayi itu anak aku atau bukan."
"Aku bukan wanita murahan seperti yang kamu kira Ren, aku juga bukan wanita yang dengan mudah nya mau jalan dengan suami orang." tutur Winda kesal.
"Apa maksud ucapan kamu?."
"Aku bukan seperti Alisha yang mau jalan dengan suami orang."
"Jaga ucapan kamu Winda, dia bukan wanita yang seperti kamu kira."
"Kenapa kamu membela dia dari pada aku? Aku tahu kamu masih suka jalan bersama dengan Alisha dan ini adalah salah satu alasan kamu merahasiakan pernikahan kita, iyakan? Jawab Reno jangan diam saja kamu!." bentak Winda murka.