NovelToon NovelToon
Not Life In A Dream

Not Life In A Dream

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Model / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Salsa Salsa

Dipaksa pulang karena suatu perintah yang tak dapat diganggu gugat.
ya itulah yang saat ini terjadi padaku.
seharusnya aku masih berada dipesantren, tempat aku belajar.
tapi telfon hari itu mengagetkanku
takbisa kuelak walaupun Abah kiyai juga sedikit berat mengizinkan.
namun memang telfon ayah yang mengatas namakan mbah kakung tak dapat dibantah.
Apalagi mbah kakung sendiri guru abah yai semakin tak dapat lagi aku tuk mengelak pulang.

----------------------------------
"entah apa masalahmu yang mengakibatkan akhirnya kita berdua disini. tapi aku berharap kau tak ada niat sekali pun untuk menghalangiku menggapai cita2ku" kataku tegas. takada sama sekali raut takut yang tampak diwajahku

masabodo dengan adab kali ini. tapi rasanya benar2 membuatku ingin melenyapkan seonggok manusia didepanku ini.

" hei nona, bukankah seharusnya anda tidak boleh meninggikan suara anda kepada saya. yang nota bene sekarang telah berhak atas anda" katanya tak mau kalah dengan raut wajah yang entah lah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsa Salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

BAB 6

“Kakak, boleh aku panggil itu saja”. Akhirnya kalimat itu yang bisa keluar dari dalam kerongkonganku.

“Kukira kau tak akan mau berbicara denganku”. Katanya sambil memamerkan senyumnya yang sedikit menyebalkan. “Well, sepertinya panggilan itu tak begitu buruk”.

Kutarik nafasku dalam. Kali ini aku takut. Takut bahwa apa yang ada didepanku itu hanya topeng belaka. Takut bahwa ternyata keluarganya tak dapat menerimaku apa adanya. Dan masih banyak lagi pikiran- pikiran negatif yang berseliweran dalam otakku.

“Sepertinya kita harus berbicara empat mata. Untuk membahas tentang kita”. Katanya tenang

“Apa harus sekarang?”. Tanyaku pelan. Karena sebenarnya kali ini aku benar- benar lelah. Sudah kubayangkan betapa nikmatnya berbaring di atas kasur empuk penginapan.

“Bersiaplah aku akan membawamu pulang bersamaku sebentar lagi”. Katanya tanpa menjawab pertanyaan dariku.

“Apa tidak ada waktu barang sebentar saja untukku beristirahat kak. Aku sama sekali belum benar- benar beristirahat dari kemarin malam”. Kataku memberanikan diri untuk mengutarakan keinginanku.

Memang rasanya badanku benar- benar butuh istirahat perjalanan belasan jam dari Pasuruan ke rumah itu sudah sangat melelahkan dengan istirahat yang hanya sekitar dua jam di rumah lalu bersiap- siap kemari. Dari rumah menuju ke sini yang juga tak kalah melelahkan. Apa lagi dengan keadaan semalam yang sama sekali tak dapat membuatku terpejam barang semenit pun.

“Apa kau begitu kelelahan?”. Tanyanya memastikan.

“ Apa tak apa kalau aku bilang iya”. Jawabku lirih karena jujur saja aku sedikit taku kalau ternyata dia marah.

“Ok, baiklah kita akan pergi seyelah sholat dhuhur nanti. Bagaimana?”. Dengan sedikit menjeda kata setelah peryataanku barusan padanya. Akhirnya ia pun setuju dan tanpa kusadari terbit senyum kecil dariku untuk pertama kalinya di hadapannya.

*******

Mobil BMW Z4 melaju kencang membelah jalan tol yang siang ini terbilang padat. Sang pengemudi sepertinya begitu terburu- buru untuk sampai di tempat tujuan.

“Apa kakak tidak bisa menurunkan sedikit kecepatan mobil ini. Aku merasa kurang nyaman”. Percakapan pertama setelah kita berdua berada dalam mobil yang sama sekitar dua jaman ini.

“Maaf, tapi aku benar- benar buru- buru sekarang. Ada kerjaan waktu jam makan malam nanti dan aku harus sudah sampai setidaknya saat waktu magrib tiba”. Jawabnya yang sepertinya mencoba menjelaskan keadaan yang membuatnya ngebut tak ada jeda.

“Apa karenaku yang meminta untuk kita kembali sedikit siang”. Kataku yang entahlah seperti ada sedikit rasa bersalah.

“Tidak juga aku pun juga butuh istirahat. Permintaanmu malah bagus karena aku pun juga beristirahat di penginapan setelah bertemu dengan mu”. Katanya halus yang tanpa mengurang fokusnya pada jalan raya.

“Apa kita akan pulang ke rumah?. Maaf kalau sepertinya aku banyak tanya”. Tanyaku lagi untuk yang kesekian kalinya.

Kekehan kecil kudengar dari mulutnya. “Tak apa malahan bagus kita bisa sedikit demi sedikit memulai percakapan lagi pula bagus mobil jadi tak sepi kan”. Katanya sambil sedikit mengusap kepalaku yang entah itu disengaja olehnya atau tidak.

“Yah dan juga aku tak tau nanti kita bisa mampir ke rumah dulu atau tidak kita lihat nanti saja ya”. Tambahnya menjawab pertanyaanku.

Mobil melaju semakin kencang membelah jalan yang semakin lama semakin berkurang volume kendaraan yang melintas.

Kami berhenti sebentar di rest area untuk menunaikan sholat ashar. Walau pun sebenarnya kita bosa saja menjama’ dan juga mengqoshor sholat kita apalagi jarak yang kita tempuh sudah melebihi dea marhalah atau sekitar 82 km lebih. Tapi jikalau memang bisa kami sempatkan itu tak masalah bukan.

1
Nurul Awula
up lagi dong tor ♥️
Nurul Awula
penasaran banget udah ini cerita kamu bikin nagih tor ♥️🤭
Nurul Awula
tor ayo up dong tor😌
Nurul Awula
masih tetap menunggu tor ♥️😊
sabil: ok tunggu ya kak🫶🫶🥰🥰🥰
total 1 replies
sabil
malam ya kak ya.
kalo siang ada jadwal yang lebih penting.
makasih ya dukungannya🙏🙏🫶🫶
Nurul Awula
aku selalu menunggu nya tor sehari sampe tiga kali cek hp udah up atau belum ♥️🤭
Nurul Awula
up dong tor cinta banget sama alur ceritanya ♥️
sabil: sabar ya kak
total 1 replies
Gái đảm
Nggak percaya aku bisa habisin baca cerita ini dalam sehari!
Yusuo Yusup
Bikin terinspirasi.
sabil: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!