Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6.
Karena mereka tidak memiliki dana untuk merawat ke dua orang tua Erick di rumah sakit, Erick dan Austin memutuskan membawa ke dua orang tuanya untuk di rawat di rumah.
Austin dengan rela merawat Paman dan Bibinya, sementara Erick yang menjadi tulang punggung mereka mencari nafkah, karena setelah terkena serangan jantung, orang tua Erick tidak dapat lagi bergerak leluasa seperti biasanya.
"Dasar sampah! kamu tidak punya mata, ya! lihat jalan dong! jalan sempit begini kamu paksa juga jalan!!" bentak seorang pria dengan mata melotot ke arah Austin, yang sedang mendorong kursi roda Ayah Erick.
Seperti biasanya Austin akan membawa Ayah dan Ibu Erick, untuk berjemur di pagi hari, agar tubuh orang tua Erick segar dan mengembalikan daya tahan tubuhnya.
"Kan, aku tadi sudah permisi mau lewat! sepertinya kamu sengaja tidak mendengar! agar kamu punya alasan cari masalah denganku!" kata Austin menantang tatapan pria itu.
"Sialan! bukanya minta maaf! malah menantang! dasar sampah!!" pria itu melayangkan tangannya memukul kepala Austin.
Plak!!
"Seharusnya kamu berhenti dulu mendorong kursi roda sialan ini! setelah aku pergi, kamu baru bisa jalan!!" sentak pria itu mengepalkan ke dua tangannya, dengan wajah yang tampak memerah karena emosi.
"Untuk apa kamu berdiri di tengah jalan seperti itu! ini koridor umum, siapa saja akan lewat! bukan jalan pribadimu!!" kata Austin tidak mau kalah bicara dengan nada tinggi.
Sakit pada kepalanya karena di pukul pria itu terasa panas, tapi dia mencoba menahannya, dan tidak terpancing emosi.
"Sialan! malah menjawab kamu!!"
Plak!!!
Kembali pria itu memukul kepala Austin dengan kuat, sampai Austin nyaris terhuyung membentur tembok.
"Hei! apa yang kamu lakukan pada adikku!!"
Erick yang akan berangkat kerja, melihat pria itu memukul kepala Austin. Dengan langkah cepat ia menghampiri pria itu, dan sekali tendang ia pun terjatuh ke lantai.
"Brengsek! kamu ternyata yang sering menindas adikku! apa masalah mu, sehingga kamu begitu benci padanya, Hah?!!"
Mata Erick melotot dengan wajah yang terlihat penuh amarah, pada pria yang terjatuh tersebut.
"Dia sengaja menabrakkan kursi roda Paman ke kakiku!" kata pria itu membela diri.
"Sengaja katamu? apa kamu sengaja tidak menyingkir melihat dia mendorong kursi roda Papaku?!!" nada suara Erick terdengar menggelegar penuh emosi.
Plak!!!
Erick memukul kepala pria itu, seperti apa yang ia lakukan pada Austin. Membuat beberapa penghuni rumah susun itu saling berbisik, yang berkumpul melihat keributan antara Erick dan pria itu.
"Iya, dia tidak mau menyingkir dari tengah koridor, saat Austin mendorong kursi roda Paman!"
Terdengar gumaman tetangga, yang tidak jauh dari tempat Erick berdiri. Membuat Erick kembali emosi, dan menarik kerah baju pria itu.
"Kalau kamu ganggu lagi adikku, aku akan laporkan kamu kepada pihak keamanan, agar pindah dari rumah susun ini!!" kata Erick mengancam pria itu.
"Erick! kenapa kamu selalu membelanya, padahal dia bukan adik kandung mu! dia hanyalah sampah yang menumpang hidup padamu! kamu benar-benar bodoh!!" teriak pria itu akhirnya tidak tahan, kenapa dia tidak begitu menyukai Austin.
Dukkk!!!
Dengan kuat Erick menendang pria itu, membuat beberapa penghuni rumah susun, yang melihat kemarahan Erick tersentak di tempatnya masing-masing.
"Brengsek! siapa kamu mengurusi urusan ku! apakah kamu memberi keluarga ku makan, sehingga begitu lancang kamu memberi nasehat padaku?!!"
Dukkk!!!
Kembali Erick menendang tubuh pria itu, yang masih terjatuh di lantai. Perbedaan umurnya enam tahun dengan Erick, membuat pria itu tidak berani melawan.
Erick pernah memberi keluarga pria itu bantuan keuangan, sehingga ia segan pada Erick, tapi sangat benci pada Austin.
"Sekali lagi ku dengar kamu menindas adikku! awas kamu! aku akan buat keluarga mu tidak tinggal lagi di rumah susun ini!!" bentak Erick.
Semenjak Austin kembali bersama keluarga Erick, tinggal di rumah susun tersebut, Austin menjadi bahan cemooh pemuda komplek rumah susun tersebut.
Karena Austin tidak bekerja, tapi ia dapat hidup nyaman di berikan Erick, membuat mereka merasa iri dan cemburu.
Terkadang mereka mengurung Austin di toilet umum, di lantai satu rumah susun tersebut. Tapi Austin dapat keluar dari dalam toilet, jika ada penghuni rumah susun lainnya masuk ke dalam kamar toilet.
Bersambung.....
lanjut