Fell Harder to You
Awalnya Marley merasa biasa saja dengan Elang. Semakin kesini takdir selalu mempertemukan mereka. Berteman dengan kaka dan teman teman kaka nya membuat Marley seperti berada di kebisingan yang tiada henti.
Termasuk Clara ia lah mak comblang bawel nya.
Apakah Marley akan menyukai ketos itu?
atau apakah Marley akan menelan ludah nya sendiri dengan berkata tak akan suka dengan lelaki populer?
Saksikan kisah mereka dii Fell Harder to You yaaa
jangan lupa tinggalin jejakkkk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byanzaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Main Catur
Elang memberhentikan motor nya di depan gerbang. Gerbang itu terbuka, terlihat Daniel sedang memainkan ponsel nya dan sebuah cemilan di di meja.
"assalamualaikum"
Sapa Marley membuat Daniel terfokus pada sang bungsu, yang di belakang nya ada seorang lelaki jangkung.
Mendengar salam dari Marley, Nadira keluar dari rumah untuk mengetahui diapa yang datang.
"waduh anak bunda babak belur gini" ucap khawatir Nadira mengusap lembut pipi Marley.
Mengeluarkan senyum tak berdosa nya sembari menggaruk kepala nya yang tak gatal "hehe bunda" ucap nya sembari menyiumi tangan Nadira.
"masuk dulu, bunda obatin ya" suruh Nadira mendorong Marley untuk masuk ke dalam rumah.
Karena merasa ditatap Elang memasangkan senyum nya. Lalu menghampiri Daniel dan mencium sopan tangan Daniel.
"duduk kamu" tegas Daniel menyuruh duduk Elang yang sedang berdiri kaku.
Elang mengangguk lalu mendudukan diri nya di kursi yang tersedia. "siapa nya Marley kamu?" tanya tegas Daniel lagi.
Tak ada tanda kegugupan "saya Elangga Atmadewa om, saya kakak kelas nya Marley" ucap Elang dengan nada sopan di barengi senyum nya.
Wajah datar masi terpampang jelas di muka Daniel. "kenapa mengantarkan anak saya dengan keadaan babak belur?"
"saya dan Marley bertemu di jalan, dimana di situ terjadi tawuran. Maaf om saya membawa putri anda dengan luka goresan pisau di lengan kiri nya" jelas Elang memperagakan luka yang ada di lengan kiri Marley.
Daniel mengangguk melihat Elang "kamu pengikuti geng motor ya?"
Tatapan Elang menjadi ragu lalu tak lama dari itu ia mengangguk "iya, saya bergabung di the vegas." jujur nya.
Daniel mengangguk kembali sembari ber dehem, "kalau begitu main catur dengan saya nak Elang" suruh Daniel.
Tampa lama Daniel mengeluarkan catur nya, bermain khusu dengan Elang sang kaka kelas yang membantu Marley pulang.
Beberapa menit kemudian permainan catur di menangkan oleh Elang, dimana Daniel kalah dengan kepintaran bermain catur yang Elang miliki.
Daniel tersenyum dan menepukan tangan nya "ahhaha aduh saya kalah. Kamu pintar juga main catur"
Elang tersenyum "hehe iya om bermain catur adalah hoby saya" jelas Elang bangga.
"baik lah saya terima kamu menjadi kakak kelas Marley. Jaga marley baik baik ya Elang. Saya percaya kamu"
Mendengar tutur kata Daniel, Elang menganguk walaupun ganjal di hati nya karena Daniel tiba-tiba berkata seperti itu.
"kak Elang nanti jaket nya gw cuci dulu ya." ujar Marley yang muncul dari pintu. Membuat Elang maupun Daniel menengok ke arah pintu.
Elang mengangguk "iya, saya tunggu ya. Kalau begitu om dan Marley, saya pulang dulu soal nya sudah sore" pamit Elang berdiri dari duduk nya.
"iya lain kali mampir kesini lagi ya nak Elang" suruh Daniel.
"baik om"
.
.
.
Malam dengan angin yang dingin, agenda keluarga Pangrestu pada hari ini adalah mewawancarai atau saling jujur di anggota keluarga, diiringi lagu indie agar tak sepi.
"oke ayah mulai dari bungsu dulu. Kenapa tadi muka kamu babak belur, lengan kiri kamu luka, dannn kenapa kamu ga bawa si ello?" tanya bertubi tubi milik Daniel menatap Marley mengintimidasi.
"ekhem ekhem" ujar Marley memegang mic di depan nya. Konsep kali ini seperti podcast.
"sebelumnya terimakasih saya telah di undang di podcast pangrestu, saya berterimakas-"
Marvel memukul lengan kanan Marley "basi banget, cepetan dek kakak penasaran?"
Mengeluarkan ekspresi sedih nya "jadi gini,,, rasanya,,, terkekan?,,, dada guwa sakit" drama nya sembari memegang dada nya.
"adek" Panggilan mengintimidasi milik Nadira. Padahal ekspresi Nadira biasa saja, kenapa Marley takut?.
Melebarkan senyum nya Marley lalu menjelaskan dari ia memilik jalan yang salah yang berakhir ia berantem dengan lawan, lalu ia diobati oleh Elang dan The Vegas. Yang terakhir ia menyeritakan motor nya.
"yaa jadi gitu, lengan dede cakit cekali" lagi lagi Marley mengeluarkan ekspresi sedih nya. Kali ini memegang lengan yang memakai arm sling.
"lain kali hati hati kamu teh dek, kata ayah juga apa kalo ga sama si kakak kamu di temenin bodyguard aja." suruh Daniel yang masih menyilangkan tangan nya di dada.
Marvel yang sedang memeluk bunda nya ia mengangguk setuju, ia tuh khawatir tapi gengsi. "jangan sok jago gitu maka nya lah"
"bunn ihh, adek kan emang jago" ngadu nya pada Nadira yang sedang menggelengkan kepala nya.
"waaahooo" mic itu bersuara di akibatkan Marley "hahaha karena aku udahh, sekarang waktunya wawancarai marpel putra pangrestuuu. Tepuk tangan tepuk tangan" lanjut Marley seperti ia menjadi mc di sini.
Pura pura menegakkan tubuh nya yang tadi menyandar pada sang ibu. Walaupun sekarang tangan Nadira menjadi permainan Marvel.
"parah yah kakak jarang cerita lagi ke adek tauu" adu Marley pada sang ayah sebelum mic nya di berikan pada Marvel.
Marvel dengan sedikit kesal ia mengambil alih mic dari Marley "kakak ga cerita akhir akhir ini... Karenaa... Kakak punya gebetan?"
Nadira terkekeh "bunda mah ketawa karena kamu jujur gitu kaya nanya ke kita." ucapan Nadira di balas senyum kaku oleh Marvel.
"kenalin atuh ke ayah, kaya elang tadi"
Menyirit heran dengan perkataan Daniel "emang Elang siapa nya Marley yah?" tanya heran Marvel.
"calon, xixi ayah suka sama si Elang"
Perkataan Daniel membuat semua orang terdiam menutupi mulut mereka ter kejut "ayah?... Ayah?? Homo?... adek ga nyangka..."
"yahh??" tanya Marvel kali ini ia menaikan alis nya satu curiga.
Nadira hanya tersenyum mendengar nya "maksud ayah teh bukan gitu, kok homo sih. Maksud ayah, ayah suka karena si elang bisa jagain marley loh kak"
Marley dan Marvel saling tatap meng iya kan perkataan sang ayah dibarengi ekspresi gibah mereka.
"kamu kak, kok ngalihin topik? Siapa gebetan kamu emang?" tanya Nadira menatap sang sulung.
"aduh kakak mau tidur ah" alasan nya yang sudah berdiri dari duduk nya lalu ia di tarik oleh Marley.
Tatapan sok marah terlihat di wajah Marley "diem lo marpel, ceritain sekarang juga" tekan Marley, masih memegang tangan kakak nya.
"biar suprise kakak kasih tau nya nanti aja deh ley" ucap Marvel yang kini duduk kembali.
Merebut mic dari Marvel dengan kesal "waahooo oke ga asik sama si kakak mah, sekarang kita beralih ke ayah yang tadi main catur sama tamu" ujar nya heboh sendiri, memulai seperti mc kembali.
"ayah mah mau ceritain si elang untuk kali ini. Dia baik tau dek, ayah mah suka manner nya bagus pisan. Deketin dek" jelas Daniel membuat serangan pukulan di lengan terasa.
"geleh ayah dia populer, ga suka" ucap Marley sembari menggelengkan kepala nya.
Dengan wajah menyindir nya "halah tapi kamu pake jaket nya sekarang"
Saat itu juga mata Marley langsung melihat ke arah tubuh nya "ih? Kok ak pake jaket nya ka el ya?" ambigu nya.
"kamu mah udah suka sama Elang dek" tambah Nadira.
"bun engga ah kan adek mah suka nya sam-"
Perkataan nya terpotong karena lagi lagi Marvel membungkam mulut Marley "stop denial dek, nanti kakak bantuin deket nya ya"
Mengeluarkan tatapan side eyes nya "semua orang sama ajaa, oke itu dari ayahhh... Kita langsung kee bunda si biutipul angel kita" sambut Marley berpura pura.
"pertanyaan nya dari aku haha"
"kenapaa bundaa ga masakin akuu ayam tipung balado kesukaan adek hari ini? Bunda udah janji dari kemarin yahhhh" muka kesal tertara di wajah Marley.
Mengambil mic nya "sebenernya tadi bunda udah masak, tapi bunda sama ayah abisin soalnya bunda sama ayah laper" jelas Nadira membuat mata Marley berkaca kaca.
"HUAAAA BUNDAA KOK?? AYAH JUGA? KOK DIMAKAN SIHH?"