Ketika Istriku Berubah

Hari-hari berlalu Alifa dan Aby semakin gambar, Alifa semakin sibuk dengan pekerjaan rumah dan selalu menghindari percakapan dengan siapapun. Habis shalat Tahajud Alifa sudah sibuk dengan menyapu dan mengepel seluruh rumah sebelum semua orang bangun, setelah itu subuh dan memasak, menyiapkan sarapan lalu menyiapkan keperluan suaminya untuk bekerja, menyiapkan perlengkapan Anak dan dirinya sendiri.

Aby semakin leleh mencoba berbicara dengan Alifa yang selalu menghindar dari dirinya. "Dek.. " Belum usai Aby bicara Alifa sudah keluar kamar terlebih dahulu tanpa menggunakan dirinya.

Aby keluar untuk sarapan Alifa justru menyiapkan bekal untuk dirinya dan Shasa mereka akan makan di tempat kerjanya, Aby pun menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar mau sampai kapan seperti ini.

"Assalamualaikum Mas, Alifa berangkat, Bu Pak. " Alifa menggendong Shasa keluar setelah menyalimi semua orang yang sedang makan itu.

"Walaikumsalam." Aby menjawab pelan begitu pula kedua orang taunya.

"By, makin lama istrimu makin aneh saja! Dia sekarang cuma sedikit bicara. Rumah ini lama-lama kaya kuburan. " Kata Ayah Aby setelah makan.

"Ada masalah apa antara kamu sama dia? " Tanya sang Bapak lagi.

"Entahlah Pak. Aku juga bingung. Aby berangkat dulu Pak. " Abi menjawab sambil berdiri.

"Ckkk udah gak usah pusing. Alifa mau bagaimana biarin aja yang penting tau tugas. " Kata Bu Ina.

"Ibu emang gak beruntung, punya mantu gak ada yang bener. Kakak Iparmu si Cici dulu di sini juga suka nangis terus minta pindah ikut orang tuanya. Eh istri kamu sendiri udah kaya biksu ngomong sedikit kadang bisu. Heran. " Kata Bu Ina lalu membereskan piring untuk di cuci.

***

Di Tempat kerja saat istirahat siang, Aby yang biasanya makan di kantin mendadak ingin shalat di masjid dulu baru makan dia tak bersama teman-temannya.

Aby shalat dhuhur berjamaah dan setelah itu ingin balik tapi rupanya di masjid itu ada kajian rutin dari seorang ustadz, Ada waktu lumayan hingga menunggu jam 1, Aby memilih duduk sebentar lalu mendengarkan ceramah singkat itu.

Entah sebuah kebetulan namun ustadz itu seperti peramal yang tau masalah dalam kehidupan rumah tangganya saat ini.

"Muliakan istri antum semua jika antum ingin Syurga di rumah antum semua. "

"Hati-hati jangan sampai istri antum semua tidak bahagia. Karena Istri yg tidak bahagia bisa memengaruhi semua sisi kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu, walau tidak harus selalu bahagia seperti dalam dongeng, tidak ada salahnya kamu mengusahakan kebahagiaan untuk istri."

"Ada banyak hal yang bisa memicu istri tidak bahagia, mulai dari perbedaan pendapat yang terjadi terus-menerus, tidak adanya komunikasi, adanya perlakukan silent treatment, hingga tidak terpenuhinya kebutuhan dasar rumah tangga."

"Beragam hal tersebut bisa memicu rasa sedih dan kecewa. Jika dibiarkan berlarut-larut, rasa tidak bahagia ini berisiko membuat istri frustrasi dan berpikir untuk mengakhiri pernikahannya."

"Nah ini bisa jadi titik jenuh bagi istri karena sudah di titik paling lelahnya. Istri itu baiknya banyak bicara kalau dia sudah diam ini pertanda dia sudah mulai benar-benar lelah. "

"Supaya hal tersebut tidak terjadi, sebagai seorang suami, penting bagimu untuk mengetahui ciri-ciri istri tidak bahagia agar mahligai rumah tangga tetap terjaga keutuhannya."

"Ciri-ciri istri tidak bahagia dalam rumah tangga yang pertama adalah mudah marah dan perasaannya jadi lebih sensitif. Pada keadaan ini, istri bisa saja marah karena hal-hal sepele yang kamu lakukan atau mungkin jadi gampang tersinggung dengan apa yang kamu katakan."

"Apakah akhir-akhir ini istrimu sering mengkritik hal-hal yang kamu lakukan? Atau ia jadi kurang hormat dan tidak menghargai dirimu? Seolah-olah peranmu sebagai kepala keluarga tidak berfungsi lagi. Jika iya, ini bisa menjadi tanda bahwa istrimu tidak merasa bahagia dalam rumah tangga."

"Kemudian istri jadi lebih pendiam dan tertutup. Tidak asing lagi jika wanita lebih sering berbicara dibandingkan pria. Itulah mengapa seorang istri biasanya sering sekali curhat dengan suaminya, baik menceritakan hal remeh sampai yang sangat penting."

"Namun, kalau istrimu sudah berubah jadi lebih pendiam dan tertutup, kamu perlu lebih peka lagi, nih. Mungkin saja istrimu tidak merasa bahagia dalam rumah tangga, sehingga jadi lebih menutup diri darimu."

"Istri kurang dekat dengan suami, karena tidak merasa bahagia, keinginan istri untuk lebih dekat dengan suami pun berkurang. Akhirnya, hubungan kalian berdua bisa jadi lebih renggang. Hal ini bisa diperparah dengan kurangnya aktivitas bersama yang kalian lakukan, seperti sekadar menonton film favorit atau kencan di akhir pekan."

"Dan yang paling parah istri antum enggan melayani suami. Menyediakan kebutuhan suami dan melayaninya dengan baik merupakan tugas seorang istri. Namun, ketika istri merasa tidak bahagia dalam pernikahannya, ia pun jadi enggan untuk melakukan hal-hal tersebut."

"Istrimu Asyik dengan dunianya sendiri, ini juga salah satu ciri istri tidak bahagia dalam rumahtangga. Misalnya, ketika tidur bersama di kasur, ia justru sibuk dengan gadget dibandingkan mengobrol berdua denganmu. Seolah-olah ia tidak peduli akan keberadaanmu di sampingnya."

"Dan mungkin ada masa istri tak lagi betah di rumah. Wajar jika seorang istri ingin memiliki me time untuk melakukan apa pun yang disukainya. Namun, kalau istrimu lebih sering bepergian, main bersama teman-temannya, bisa jadi saat ini ia tidak merasa bahagia dan enggan bertemu denganmu."

"Makanya, sebisa mungkin ia mencari kegiatan yang bisa menyenangkan hatinya di luar rumah tanpa harus mengobrol atau menghabiskan waktu berdua denganmu."

Semua ucapan ustadz tadi seperti sebuah teguran untuk Aby, mendadak semua nyaris sama dengan keadaan rumah tangganya saat ini. Apakah iya Alifa benar-benar sudah lelah menjalani semuanya bersama dirinya. Aby pun beranjak kembali ke tempat kerja dengan sejuta pertanyaan di kepalanya.

Aby mencoba membuka ponselnya dan menghubungi Alifa namun sedikit kesulitan saat akan mencari kontak Alifa karena saking jarangnya dirinya berkomunikasi lewat telfon ataupun pesan.

Aby tertegun, benar bahkan di kolom chatingan ponselnya nyaris sedikit sekali chatingan dirinya dengan istrinya justru lebih banyak pesan dirinya pada teman-teman dan para pelanggan perusahaannya.

Aby pun semakin tertegun bahwa sejauh ini hubungannya dengan Alifa sekarang sungguh berbeda saat keduanya belum memiliki anak dan masih saling bekerja dulu sebelum akhirnya memutuskan ikut tinggal di rumah orang tuanya.

Panggilan terhubung "Assalamualaikum, Halo Mas? ada apa tumben?? " Suara Alifa dari seberang mengejutkan Aby yang melamun.

"Wa walaikumsalam, Dek. Ehm tidak ada apa-apa. Hmm apakah kamu sudah makan?" Aby menjawab salam dan bertanya dengan rada gugup.

"Alhamdulillah sudah." Jawab Alifa lalu diam.

"Kalau tidak ada yang penting, aku akhiri Mas, maaf Shasa baru Pub aku baru membersihkan ini." Kata Alifa dari seberang.

"Ah Ya." Panggilan itupun terputus.

Aby kembali tertegun, sambil bekerja pun Alifa masih sempat mengurus putri tercinta mereka, lalu sempat terbersit pikiran negatif tentang wanita yang sudah dinikahinya itu, Aby pun mengusap wajah frustasi.

***

Baca wajib Like dan komen 🤗

semoga kita semua termasuk istri-istri yang bahagia. 🤲