Spin off The Soldier and The CEO
Sabrina Lee selalu merasa dirinya bukan anak kandung sang ibu karena perlakuannya yang terlalu over protektif apalagi dia tinggal di sebuah dusun yang terpencil. Lulus SMA dan ibunya meninggal, Sabrina nekad ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang layak sambil kuliah online. Sabrina diterima di Ramadhan Securitas sebagai bodyguard. Kemampuan Sabrina bela diri itulah yang diterima kerja di sebuah perusahaan perlindungan klien VIP. Lima tahun pekerjaan itu dilakoni Sabrina hingga dia ditugaskan mengawal CEO muda bernama Ardiona Waranggana yang menyebalkan. Ardiona atau biasa dipanggil Ardi, awalnya tidak suka dikawal perempuan tapi Sabrina wanita tangguh hingga Ardi mengakui gadis cantik itu keren. Disaat Ardi diwajibkan menikah, dia membawa Sabrina sebagai calon istrinya. Mereka menikah dengan perjanjian selama setahun tanpa Ardi tahu jika Sabrina adalah pewaris yang hilang dari keluarga Pratomo.
gen ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Happy Birthday Sabrina
Seoul Korea Selatan
Lee Yoon Joo menatap pemandangan kota Seoul dari lantai 17 kantornya milik perusahaan Silver Shinning. Pria yang sudah tidak muda lagi, merasa dirinya sangat galau karena hari ini adalah hari ulang tahun Sabrina yang ke 23 dan Yoon Joo bersama Brinda, istrinya dan Sena, putra bungsunya, tidak pernah melupakan putri mereka.
Suara ketukan di pintu membuat Yoon Joo menoleh dan tampak istrinya datang bersama Sena. Putranya yang semakin dewasa sebelum waktunya karena kondisi ibunya yang masih terkadang melow meskipun kata ayahnya sudah mendingan dibandingkan sebelum dia lahir. Sena lahir tiga tahun setelah kakaknya menghilang dan Brinda sangat over protective pada putranya karena tidak mau kejadian dulu terulang lagi. Beruntung Sena tidak menjadi pria manja karena Opa dan Oma serta sepupunya membuatnya kuat meskipun tahu alasan Brinda.
Sena tumbuh dengan sifat dan karakter mirip ayahnya yang tenang namun dia juga mewarisi sikap savage opanya, Radeva Dewanata. Sena tahu ibunya takut kehilangan dia tapi Sena juga tidak mau menjadi cowok lemah. Philip, Pasha dan Oomnya Rainer, adalah supporternya di New York. Sementara di Seoul, Tokyo dan Hongkong, anak-anak Yakuza dan Triad membantunya bisa stand up.
"Bawa apa itu Brinda?" tanya Yoon Joo.
"Makanan yang banyak. Ayam goreng, tteokbokki dan kimchi. Aku rasa Brina pasti sukanya makanan seperti ini..." senyum Brinda sambil membuka kotak-kotak makanannya. "Plus cake ulang tahun."
Yoon Joo dan Sena saling berpandangan. "Kita rayakan hari ulang tahun kakakmu ya Sena."
Sena mengangguk. Semoga mbak Brina segera ditemukan dalam keadaan sehat walafiat.
"Selamat ulang tahun Sabrina Dewanata Lee... Semoga eomma dan appa bisa segera menemukan kamu. Aamiin," doa Brinda saat meniup lilin di cake ulang tahun bewarna pink itu.
***
Jakarta Indonesia
Sabrina merasakan sesuatu yang membuatnya harus menepuk dadanya pelan dan selalu di tanggal dan bulan ini. Perasaan apa ini?! Kenapa aku merasa sangat sedih tapi juga bahagia?
Semua sikap Sabrina tidak lolos dari pengamatan Ardiona yang duduk di kursi belakang bagian sisi bersebrangan dengan gadis itu.
"Kamu baik-baik saja Sabrina?" tanya Ardiona dingin. "Saya tidak mau dengar kamu tidak cakap bekerja!"
Sabrina tergagap. "Saya ... Baik-baik saja tuan Ardiona."
"Bagus!"
Sabrina berusaha fokus kembali tapi dia tetap penasaran kenapa setiap tanggal dan bulan sekarang ini, dia merasakan hal itu. Apa yang terjadi sebenarnya?
Sabrina berjalan di belakang Ardiona dengan wajah datarnya dan pria itu menyapa beberapa rekan CEO yang bekerja di gedung yang sama tapi beda perusahaan dan masuk ke dalam lift khusus bersama.
"Aspri baru Ardi?" tanya salah satu CEO.
"Ya."
"Boleh kenalan dong. Namaku Anthony, CEO perusahaan transportasi di lantai tiga. Kamu siapa namanya?" tanya seorang pria sebaya Ardiona dengan gaya genit.
"Santoso," jawab Sabrina cuek membuat Ardiona mendelik tapi sedetik kemudian dia mengulum senyum.
"Maksudnya?" Anthony menatap Ardiona.
"Saya transgender," jawab Sabrina dengan nada dibuat berat seperti pria.
"Hah? Ardi! Gila kamu angkat Aspri Thai Boy begini!" seru Anthony yang langsung menjauh dari Sabrina.
"Yang penting kerjaannya. Aku tidak perduli dia transgender," jawab Ardiona cuek.
Lift pun berhenti di lantai tempat perusahaan Anthony bekerja dan pria itu segera keluar. Disaat hanya mereka berdua, Ardiona menatap Sabrina dari tembok lift yang memantulkan wajah asprinya.
"Kenapa kamu bilang kamu transgender?" tanya Ardiona dengan nada geli.
"Cukup efektif membuat pria ganjen kabur, tuan."
Ardiona tertawa terbahak-bahak. "Memang harusnya Anthony disekak seperti itu! Kamu wanita tulen kan tapi?"
"Saya seratus persen wanita, tuan. Kromosom saya masih XX."
Ardiona terkekeh dan itu terlihat saat pintu lift terbuka dan Ika keluar dari lift pegawai. Baru kali ini dia melihat Ardiona tertawa karena selama dia menjadi sekretaris pria itu, tidak pernah dia melihat bossnya tertawa.
Tapi bagaimana bisa dia tertawa sementara Aspri satu itu tetap memasang wajah datar di belakangnya. Apa yang sudah membuat Pak Ardiona tertawa? Ika langsung memasang wajah cerahnya.
"Selamat pagi pak Ardiona," salam Ika.
Wajah Ardiona berubah menjadi serius lagi. "Pagi Ika," jawabnya dingin. "Tolong saya dikabari jika para distributor datang ke ruang meeting. Sabrina, kamu ikut saya."
"Baik tuan," jawab Sabrina patuh.
"Baik pak Ardiona," jawab Ika dengan perasaan kesal karena dia yang harus mengurus semuanya sementara Sabrina yang baru dua hari bekerja, sudah diajak masuk ke ruang kerja Ardiona.
Ardiona dan Sabrina pun masuk ke dalam ruang kerja pria itu.
"Kamu bisa komputer?" tanya Ardiona.
"Bisa tuan."
"Tugas kamu adalah kamu disini mengawasi jalannya meeting dan saya minta kamu mengawasi satu persatu orang disana. Kamu kan terbiasa menjadi bodyguard dan bertemu banyak orang. Pasti kamu bisa membaca karakter seseorang."
"Apakah saya harus tahu siapa yang jujur atau yang tidak tuan?"
"Bingo! Tidak sia-sia kamu direkomendasikan oleh Kakek saya."
"Baik tuan."
Ardiona memberitahukan bagaimana cara menggunakan komputer di tempatnya dan semuanya sudah tergabung dengan ruang meeting.
"Bisa kan kamu?" tanya Ardiona usai mengajari Sabrina.
"Bisa tuan."
"Pak Ardiona," panggil Ika dari intercom. "Semua orang sudah datang dan berada di ruang meeting."
Ardiona melirik jam Patek Philippe nya. "Good. On time. Kamu disini Sabrina. Perhatikan mereka semua."
"Baik tuan," jawab Sabrina patuh.
Ardiona pun bergegas keluar dari ruang kerjanya dan Sabrina bisa melihat jika pria itu didampingi oleh Ika menuju ruang meeting yang berada satu lantai dengan ruang kerjanya. Sabrina bisa melihat dari kamera CCTV ruang meeting yang bisa memperlihatkan wajah-wajah para peserta pertemuan pagi ini.
Gadis itu dengan serius mencatat semua bahasa tubuh masing-masing peserta dan memberikannya note yang nantinya akan dia laporkan ke Ardiona.
Setidaknya acara mengawal aku kali ini tidak semembosankan saat mengawal CEO sebelumnya.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
kakek Brata feelingnya kuat banget kalo Brina bakalan jadi jodohnya pak Ardi, sayangnya pak Ardi minta digetok dulu baru gerak