"sudah aku katakan sedari dulu, saat aku dewasa nanti, aku akan menjadikan kakak sebagai pacar, lupa?" gadis cantik itu bersedekap dada, bibirnya tak hentinya bercerocos, dia dengan berani masuk ke ruang pribadi pria di depannya.
tidak menjawab, Vallerio membiarkannya bicara seorang diri sementara dia sibuk periksa tugas para muridnya.
"kakak.."
"aku gurumu Au, bisa nggak panggil sesuai profesi gitu?"
"iya tahu, tapi kalau berdua begini nggak perlu!"
"sekarang kamu keluar!" ujar Vallerio masih dengan suara lembutnya.
tidak mengindahkan perintah pria tampan itu, Aurora malah mengikis jarak, dengan gerakan cepat dia mengecup bibir pria itu, baru berlari keluar.
Vallerio-Aurora, here!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cepelti kacet lucak!!
sepulang sekolah, Aurora berjalan riang saat masuk ke dalam mansion. Sedari tadi senyum di wajahnya tidak pernah luntur. sampai di ruang keluarga, gadis yang tengah di mabuk asmara itu bahkan tidak menyadari keberadaan kurcaci kecil yang saat ini tengah menatap heran padanya.
"wuihhh, ada gelangan apa ini?? oma, oma, lihat uty cenyum cenyum cepelti olang kelacukan, iyuhh no banget!!" seperti biasa, jika melihat Aurora yang sok cantik seperti ini, gadis kecil itu pasti punya ekspresi tersendiri untuk mengambarkan kekesalannya.
"ehh, ada tuyul disini!!" Aurora yang mendengar celetukan gadis kecil itu kini menghentikan langkahnya yang sudah hendak naik tangga, dia ke sofa ruang keluarga, menganggu Aira.
"maca cihhh, Aya yang cantik cejagad laya ini di cebut tuyul,, no banget!!' kata no banget di akhir kalimat sudah tertempel di mulutnya. Seperti biasanya, dia bersedekap dada sembari memainkan bibirnya panjang ke depan.
"pedenya,, emang Aira cantik?? paling lebih cantik Aunty, iya kan mom?"
"semuanya cantik!" jawab mommy Alisia netral. Hendak memilih salah satunya nanti pasti ada yang ngambek, alhasil dia selalu netral di antara kedua princess Manggala itu.
"oma gimana cihh, tadi di mobil katanya Aya lebih cantik dali pada Uty!! emang ndak bica di pelcaya, gak like!!" wajah gemes itu makin kelihatan saat sedang marah seperti ini. entah ngikut siapa, perasaan Alena sama Wiliam tidak se-cerewet ini dulunya. Saat hamil pun Alena tidak ngidam aneh aneh, keluarnya orang yang sangat cerewet bak emak emak kompleks.
"hahahahah,, kamu di kibulin mommy Cil" gelak tawa Aurora terdengar sampai di kamar Alena. umil yang baru bebrapa jam lalu pulang dari rumah sakit untuk cek kandungan kini terlihat keluar kamar. Dia membawa banyak cemilan di tangannya.
"Ada apa ini? asyik banget kayaknya, tertawa pun dengar sampai di kompleks depan.." Alena mendudukkan bokongnya di sofa. memperhatikan kedua gadis cantik yang tengah saling tatap permusuhan, lebih tepatnya Aira yang menatap tajam ke arah Aurora lantaran tidak terima di katai dia lebih cantik.
"mommy, menulut mommy ciapa yang lebih cantik?" masih tidak terima, dia mendekati Alena dan bertanya tentang hal yang sama.
"tentu saja Aya yang lebih cantik,, aunty tidak cantik sama sekali, kalau dia cantik pasti sekarang sudah punya pacar, iya kan?" jawab Alena sambil mengusap lembut rambut putrinya. gantian, sekarang Aira yang tertawa seolah mengejek Aurora yang sudah menampilkan wajah masam.
"kakak Alena nggak asik!!" cemberut Aurora, menghentak hentakan kakinya di lantai.
"pacal itu apa mom?" tanya Aira penasaran. Alena terdiam, dia pura pura fokus makan cemilannya, sementara Aurora sudah berlari ke kamar. Tidak kunjung mendapati jawaban dari mommynya, Aira melirik ke mommy Alisia.
"sayang, oma lupa kalau belum memanasi semur, Aya pergi main sama aunty ya, kalau mau tanya, tanya saja sama aunty!" perlahan mommy Alisia berdiri membawa langkahnya ke arah dapur. Tidak berhentinya wanita paruh baya itu menggeleng, anak kecil seusia Aira memang lagi pada tahap belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.
"mommy, ndak jawab?" kembali menatap ke arah Alena
"nanti tanya pada deddy aja, oke sayang!"
"oke mommy, Aya ke kamal Uty dulu.."
.
.
Aurora melemparkan tasnya ke meja, kemudian dia segera menganti seragamnya dengan kaus rumahan. Kembali senyum itu tercipta, tidak lagi pudar, dia bersenandung ria.
awalnya ku tak mau kenal cinta,,
dan engkau hadir mengubah rasa yang ada..
ku berpura pura, biasa saat tatap mata..
padahal tak bisa ku biasa saja...
anehnya mencinta, pertemuan yang tiba tiba tak ku duga ,,,,
kita berdua malu malu tapi nyaman.. (malu malu tapi nyaman~ Lyodra)
Senandung yang tak terdengar merdu sama sekali, tak heran, dia sampai hafal lagu terbaru dari penyanyi cantik berbakat anak bangsa karena kakak iparnya selalu memutar lagu yang sama setiap harinya.
"belicikkkkk banget cihh!!" Aurora menjeda nyanyinya. Dia berdecak pelan saat melihat Aira sudah ada di kamarnya dengan pose berkacak pinggang.
"gimana suara Uty, bagus kan??" tidak mengusir, mood Aurora hari ini benar benar baik, dia membawa tubuh kecil Aira ke atas ranjang, mencium gadis kecil itu bertubi tubi.
"cuala Uty cepelti kacet lucak!!" ujar gadis itu.
"masa sih, emang Aira tahu gimana suara kaset rusak?" tanya Aurora dengan senyum tipis
"ndak Uty, emang gimana?" Aurora yang bertanya padanya, eh malah di tanya balik.
"Uty juga tidak tahu, Aira tahu kalimat itu dari mana?"
"dengal dali oma tadi, dia malah malah kan pada olang di jalan, katanya cepelti kacet lucak cualanya" jelasnya sambil cosplay seperti mommy Alisia saat memarahi orang di jalan.
"hahahhah,, siapa yang mommy marahin?"
"ndak tau dan Aya ndak mau cali tau!!"
"heuhhh, baiklah, Aya mau makan ice cream nggak?" tanya Aurora lembut. Mata Aira berbinar, tapi setelah itu sendu.
"nanti deddy ndak bolehin.."
"Yah, minta sama mommy dulu, ntar mommy yang urus deddy kamu jika dia marahin Aya" ujar Aurora, mendengar itu Aira mengangguk antusias, kemudian berlari dari kamar Aurora menuju ruang keluarga dimana Alena duduk sembari ngemil.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
lagian knpa emgga bilng kalo udah punya pacar .. 🗿🔪