Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Di hajar Arka
Rombongan pria kota sampai lah di desa nya Purnama yang sangat maju ini, bukan seperti desa lagi bentukan nya, melainkan seperti kota yang sangat ramai. Jovan sebagai penunjuk jalan dan dia juga yanh membawa mobil, sebab dia yang sudah pernah kesini bersama dengan pembantu nya kala itu, sehingga Jovan lah yang di andal kan.
Yang lain cuma menunggu saja dengan santai karena mereka agak senang di sini, siapa tau saja wanita yang bernama Purnama ini memang bisa menolong setelah nanti mereka bercerita yang sejujur nya dan mengatakan sudah tobat. maka mungkin saja Purnama akan mau, setidak nya itu lah yang sedang mereka pikirkan sekarang.
Padahal sudah jelas saat itu Jovan saja di banting dan juga di cekik, tapi dasar nya mereka sangat berambisi ingin memusnahkan arwah pengantin setan, maka di hadang lagi bahaya yang dari Purnama ini. walau pun juga harus taruhan nyawa, sebab Purnama tidak pernah main main apa bila sedang marah.
Di tambah mereka juga adalah rombongan orang jahat dan sudah pernah membunuh, maka pasti nya Purnama tak akan pernah sungkan lagi untuk menyakiti mereka berempat. lain yang akan di hadapi dan lain juga yang mereka pikirkan, Madi tetap yakin bahwa Jovan kemarin cuma kebetulan saja sehingga dengan mudah bisa di banting oleh Purnama.
"Buka laundry juga mereka, apa tidak cukup uang yang di dapat dari menjadi dukun?!" Madi bertanya sinis.
"Mungkin kebutuhan nya dukun besar, atau tidak ada yang berani datang pada nya. bisa juga karena dia tidak laku!" Pendi tertawa sumbang.
"Kalian jangan sembarangan bicara, dia nanti bisa marah." Jovan sudah was was.
"Aku ingin lihat sampai mana kemarahan dia?" Madi memang sangat sombong sekali.
"Ayo lah kita masuk dulu, yang mana rumah nya?" Ardi menatap Jovan.
"Belakang sana, ini rumah adik nya kata Sari." jawab Jovan sambil memperhatikan sekitar usaha Arya yang sangat ramai sekali.
Madi berjalan duluan dengan gaya nya yang sangat angkuh sekali, namun langkah orang kota ini tertahan karena di tengah jalan di hadang dengan bocah tampan. bahkan mereka saja sampai melongo dengan ketampanan nya itu, sebab rasa nya orang desa tidak ada yanh setampan ini, di kota saja saja ketemu yang begini.
"Hei minggir lah, apa kau kenal dengan wanita bernama Purnama?" Madi menatap bocah tampan ini.
"Kenapa kau mencari Mama ku?" Arka menatap Madi tajam.
"Oh dia anak nya, sudah punya anak sebesar ini?!" Ardi kaget juga melihat nya.
"Kebetulan kau anak nya Purnama, cepat panggil dia karena aku mau bicara dengan nya!" suruh Madi dengan nada kasar.
"Kalau aku tidak mau bagai mana?" Arka menantang Madi.
"Waaaah bocah sialan ini juga besar gaya nya, bukan berarti kau tampan jadi bisa bersikap seenak nya." Madi tertawa kesal menatap Arka.
Wutttt.
Diessss.
"MADI!"
"Eeegkkkk!" Madi menggeliat memegangi dada nya yang sesak.
Tiga teman nya langsung berlari membantu karena tubuh Madi yang di tinju oleh Arka langsung melanting menabrak tembok rumah, sangat mustahil anak yang usia nya belasan tahun tapi bisa meninju tubuh orang dewasa hingga terpental jauh menabrak tembok rumah. mana Madi juga sampai engap, mau bernafas tidak bisa karena sangking sakit nya.
"Di, enggak apa apa kau?!" Pendi membangun kan Madi.
"Astaga, sampai terpental begini kau gara gara dia!" Jovan juga ngeri.
"Ini keluarga apa, Jovan? anak biasa tidak mungkin sanggup melakukan nya!" Ardi berbisik pelan.
"Lepaskan aku, tak akan ku biar kan anak ini kurang ajat begini." Madi marah karena di buat begini.
"Maju lah." Arka menyuruh Madi maju duluan agar menyerang dia.
Arya dan Purnama tidak tau masalah ini, Arya sedang sibuk di laundry walau pun sudah malam. sebab kebanyakan orang meninggalkan baju nya dan malam begini baru akan Arya kerjakan dan besok di antar, sedangkan Purnama masih latihan di belakang bersama Andini dan juga Sukma.
"Ini memang kita biar kan saja?" Sam menatap Hendra.
"Ya biar lah mau di apakan, kita juga belum tau maksud kedatangan para pria ini." jawab Hendra cuek.
"Biar kan saja, lagi pula wajah para pria itu sangat sombong sehingga pantas di hajar!" Jalak membuka suara.
"Tapi kau yang tanggung jawab ya nanti, awas saja kalau Purnama akan marah padaku." Sam angkat tangan.
"Aku juga tidak mau di salahkan, takut aku di banting Purnama." Hendra langsung mengelak.
"Gampang, kalau Purnama marah maka aku akan balik marah." Jalak berkata penuh percaya diri di depan teman teman nya.
Sam dan Hendra geleng geleng kepala melihat tingkah ular ungu satu ini, kadang gaya nya bicara amat luar biasa dan sampai mau membanting Purnama juga. namun kalau sudah di hadapan nya akan langsung diem tak bersuara, ini lah yang di bilang tong kosong nyaring bunyi nya.
Sementara di depan sana Arka masih mempermainkan Madi yang sudah di kuasai oleh emosi, harga diri nya tercoreng akibat tidak bisa mengalahkan seorang bocah bau kencur. padahal dia adalah pria dewasa, namun untuk menumbangkan Arka perlu waktu yang sangat lama dan itu pun belum tentu ada hasil nya sekarang.
Des.
Duaaak.
"Makan kaki ku!" Arka tertawa karena menendang dagu nya Madi.
"Eeegkkkk!" Madi kembali menggerang kesakitan karena terkapar di tanah.
"Jangan merasa sebagai orang tua sehingga kau bisa bersikap sombong, percuma tua kalau otak dan kekuatan nya tidak ada." hina Arka.
"Asli ini anak nya wanita itu, mulut dia sama pedas nya." bisik Jovan.
"Kita datang ketempat apa ini, Van! aku menyesal pula sudah ikut, bisa habis kita di bantai." sesal Pendi.
"Dia tidak mungkin pula membunuh kita, pasti takut pada polisi." Ardi berusaha menenangkan Pendi.
"Tapi kita tidak takut polisi kan?" Pendi menatap Ardi sehingga membuat pria itu terdiam sunyi.
Ardi menelan ludah nya dengan susah payah karena benar apa yang di katakan Pendi barusan, bila mereka saja membunuh gadis itu tanpa takut polisi akan tau, maka orang orang di rumah ini bisa saja membunuh mereka tanpa takut ketahuan oleh polisi atau pun orang lain.
"Tidak usah cemas aku akan membunuh mu, kalian juga tenang saja karena Mama pasti akan datang sebentar lagi." Arka tau apa yang mereka pikirkan.
"Apa anak ini juga bisa membaca pikiran, Van?" tanya Ardi pelan.
"Mana lah aku tau, memang nya kau pikir aku sangat kenal dengan keluarga ini?!" sentak Jovan yang emosi juga lama lama.
Madi yang sudah dua kali di hajar cuma bisa diam saja, bila sampai kena hajar lagi bisa di pastikan dia akan pingsan saat ini juga. satu kali tinju Arka sama saja dengan tiga kali tinju pria dewasa sakit nya, jadi tidak bisa mau main main dengan bocah ini lagi.
Mohon dukungan nya buat othor ya guys, jangan lupa like dan comen nya. ini nulis masih di rumah sakit, terima kasih pembaca othor yang setia.
bukan pertolongan yang akan kalian terima ,lihat saja nanti kemalangan apa yg akan kalian terima dari Purnama ...
itu baru arka lo.../CoolGuy/
makasih lo thor,udah sempat²in up...☺️
Makasih mak nov updatenya,, makin seru ini