NovelToon NovelToon
Yes ! Pak Suami

Yes ! Pak Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal / Bapak rumah tangga
Popularitas:964
Nilai: 5
Nama Author: PenaBucin

Alaska Krisan dan Dionna Patrania terlibat dalam sebuah konspirasi bernama perjodohan.

Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan Mamanya, Alaska akhirnya menuruti keinginan mamanya untuk menikahi Dionna . Spesis wanita yang berbanding terbalik dengan kriteria wanita idaman Alaska.

Bagi Dionna, Alaska itu tidak bisa ditebak, sekarang dia malaikat sedetik kemudian berubah lagi jadi iblis.
Kalau kesetanan dia bisa mengeluarkan seribu ekspresi, kecepatan omelannyapun melebihi tiga ratus lima puluh kata permenit dengan muka datar sedatar tembok semen tiga roda.

Ini bukan cerita tentang orang ketiga.

Ini tentang kisah cinta Alaska dan Dionna yang
"manis, asem , asin = Alaska orangnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBucin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jalan-Jalan Sore

Dionna mengerjap, sudah berapa lama dia tertidur dalam posisi terlentang seperti ini ? saat tubuhnya bergerak bahkan tulang belulangnya ikut berbunyi, Dionna baru tersadar akan satu hal.

Rasanya panik bukan main saat kesadaran Dionna sudah terisi penuh, dengan gusar tangannya meraba seluruh tubuh, kepala, pundak, lutut, kaki - lutut kaki, lalu menjedanya saat menyadari pakaian masih membalut diri dengan utuh.

Seraya menunduk Dionna menghitung kancing kemejanya , meneliti apa ada satu diantaranya yang terbuka ? Tidak. Semuanya masih seperti semula. Dionna tertidur cukup lama karena insiden kecoa tadi dan ketika ia bangun jam diatas nakas sudah menujukkan pukul empat sore.

Dimana dia ? baru saja bertanya dalam hatinya, presensi Alaska muncul entah dari mana seperti setan.

"Mau kemana ?" Tanya Dionna mendapati Alaska sudah siap dengan singlet olahraga dan celana running short , sepertinya pria itu hendak berolaraga jika dilihat dari pakaiannya.

Alaska tipe pria sehat , tidak memakan fast food, no free seks, rajin olahraga dan hidup bersih dengan mandi tiga kali sehari sangat kontras dengan kepribadian Dionna yang mandi sekali sehari jika tidak malas.

"Jalan-jalan sore. Mau ikut ?" Kepala Dionna bagai dipukul batu ketika mendengar Alaska mengajaknya jalan-jalan sore.

Tanpa berpikir dua kali , Dionna langsung menyetujui ajakan Alaska lalu buru-buru ganti baju.

"Dionna !" satu seruan saja cukup bagi Dionna untuk menggeram kesal.

Alaska yang tiba-tiba mengajaknya jalan-jalan sore, membuatnya juga ikut terburu-buru hingga lupa dimana meletakkan kaca matanya. Disaat-saat genting seperti ini, benda keramat itu menghilang. Tak ada pilihan lain, Dionna segera keluar dari kamarnya dengan was-was takut jika ada kecoa yang muncul lagi. Namun dengan adanya Alaska yang berjaga didepan pintu kamarnya, kekhawatiran Dionna sedikit berkurang.

"Lama sekali" sungut Alaska karena lima belas menitnya terbuang begitu saja.

"Al , lihat kaca mataku ?"

"Untuk apa mencari kaca mata ?"

"Untuk dipakailah masa untuk dibuang " balas Dionna sebal karena belum menemukan pelengkap hidupnya.

"Dionna !"

Lagi ! namanya dikumandangkan. Laki-laki itu benar-benar tidak sabaran. Jika tahu begini , Dionna tidak mengiyakan ajakan Alaska

Pria itu memang tampan, kaya dan pintar . Tidak salah memang, Dionna mengakui poin-poin itu namun sifat yang paling dominan pada diri Alaska yaitu ; menyebalkan , suka memerintah , cerewet, dan punya bibir yang pedasnya melebihi cabai rawit.

Sesi terakhir sebelum benar-benar pergi , Dionna mengoleskan bibirnya dengan lipgloss.

"Kau itu mau jalan-jalan sore atau ikut kontes kecantikan ?" protes Alaska setelah melihat wanita dihadapannya sibuk mengoleskan lipgloss.

Dionna menyengir " Itulah wanita."

Belum apa-apa Dionna sudah mendapat death glare dari Alaska yang segera ditanggapinya dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Lama !" Kata Alaska dengan wajah tampan yang ingin sekali digampar Dionna .

Turun kelantai bawah dengan Alaska yang lebih dulu keluar dari pintu depan, pria itu menyodorkan Dionna sebuah kunci.

"Kunci pintunya." Dionna mengangguk tanpa sanggahan setelah meraih kunci dari tangan Alaska.

Alaska tadinya yang ingin menunggu didepan gerbang sontak kembali berbalik saat melirik Dionna yang terlihat kesusahan mengunci pintu.

Astaga ! apalagi ini ?

Alaska mendekati Dionna yang terus saja berusaha memasukkan kunci kedalam lubang pintu. Bisa ia lihat Dionna kini tampak menggerutu kecil sambil memutar kunci itu didalam sana.

"Kau tahu caranya menutup pintu ?" Tanya Alaska sekaligus menyindir

Dionna menoleh dengan wajah lugu " Masukkan kunci , lalu diputar kekanankan ?" tanyanya pada Alaska.

"Ok. Lanjutkan." Alaska harus mengajari wanita ini apa artinya mandiri.

Lima detik.

Sepuluh detik.

Tiga puluh detik.

Alaska masih menunggu tetap saja Dionna masih kesusahan mengunci pintunya. Diam-diam pria itu menghembuskan napas kasar. Sungguh pintar sekali wanita pilihan Mamanya. Mengunci pintu rumah saja tidak bisa.

Tiba-tiba kunci rumah ditangan Dionna terjatuh, disitulah Alaska langsung mengambilnya . Dan ya, tanpa butuh waktu lama, sekali putar , pintu rumah itu langsung terkunci. Dionna bahkan sampai ternganga melihat Alaska yang bisa dengan mudahnya mengunci pintu.

"Wah, kau memang hebat !" seru Dionna antusias lantas membuat Alaska mengerutkan dahi.

Jika melihatnya mengunci pintu saja bisa sekagum itu bagaimana dengan yang lainnya ?

"Ayo pergi." Dionna mengangguk riang, iapun segera mengikuti langkah Alaska dari belakang.

•••

Sore itu Dionna pikir , Alaska benar-benar akan mengajaknya jalan-jalan sore seperti yang dikatanya. Membayangkan mereka menyusuri jalanan taman yang sepi dengan pemandangan mentari yang akan segera terbenam namun kenyataannya pria itu berhasil membuatnya jogging memutari kompleks perumahan.

"A--aku menyerah !" Dionna terengah-engah , tidak ingin melanjutkan.

"Kamu tahu olahraga itu sangat penting ? selain menjaga bentuk dan berat badan tubuh, dengan olahraga juga bisa menghindarkan penyakit." Alaska yang seharusnya sudah berjarak 50 meter didepannya malah kembali menghampirinya , mengomel sambil berkacak pinggang.

"Terserah kau saja, aku lelah !"

"Aku tidak mau punya istri yang penyakitan. Olahraga itu minimal sekali seminggu, lagipula olahraganya tidak lama. WHO saja menganjurkan orang dewasa sehat buat olahraga minimal 150 menit perminggu atau dua jam setengah."

Melihat Alaska yang hendak mengomel lagi, Dionna langsung mengangkat tangannya " Tunggu dulu -- jangan mengomel lagi . Aku capek. Aku tidak kuat Alaska !"

Dionna duduk dikursi kosong, dan meletakkan kedua kakinya lurus memenuhi kursi. Berselonjoran seperti ini membuatnya lebih baik. Sesekali ia memijat kaki yang kepalang kebas. Jika dipaksakan berlari lagi , Dionna jamin kedua kakinya akan lepas dari pinggangnya .

Tenaga Dionna terkuras habis.

"Atur napasmu" Alaska menyodorkan sebotol air mineral yang Dionna duga baru dibelinya.

"Terima kasih, kau tahu diri juga setelah menyiksaku." Dionna meneguk air mineral itu, merasakan dinginnya air melewati tenggorokannya. Begitu lega.

"Sudah istirahatkan ? Ayo lari lagi " Ajak Alaska

"Lagi ?" Dionna tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, Dionna kira setelah Alaska melihatnya kelelahan seperti ini, lelaki itu akan segera mengajaknya pulang.

Ternyata... oh ternyata...

"Aku menyerah ! Pokoknya aku tidak mau lari lagi !" Tolak Diona cepat.

"Terus kamu pulangnya mau bagaimana kalau tidak lari lagi ? kamu mau terbang atau menggelinding huh ?"

Benar juga, sekiranya jarak kerumah Alaska masih cukup jauh. Dionna ingin teriak karena dengan mudah tertipu tapi tunggu dulu, wanita itu tiba-tiba tersenyum jahil.

"Kau benar juga, aku tidak bisa pulang jika bukan dengan kedua kakiku tapi kita tetap akan bisa pulang kalau kau menggendongku."

Dionna sudah berdiri diatas kursi dan langsung menyerbu punggung Alaska membuat pria itu tak punya waktu untuk menghidar. Tidak ada celah untuk menghindar. Persis seperti koala, Dionna memeluk punggung Alaska begitu erat.

"Turun, kamu kira kamu tidak berat apa ?!" suruh Alaska yang terlihat risih . Dionna tidak peduli, anggap saja ini sebagai kompensasi karena telah membuat kedua kakinya sakit.

"Tidak mau ! Lagi pula dengan menggendongku juga memberikan manfaat untuk fisikmu. Sebagai suami, kau harus lebih kuat dari istri, biar bisa melindungiku." Ucap Dionna sembari terkikik.

Wajah Alaska tampak masam. Lelaki itu tidak punya pilihan lain, jika saja tidak berada dilingkungan yang ramai, ia mungkin akan menghempaskan Dionna kerumput. Namun ia juga tidak setega itu pada seorang wanita .

Mau tak mau, Alaska membenarkan posisi Dionna lalu mulai berjalan menelusuri jalanan yang tampak ramai.

1
Mamimi Samejima
Jangan biarkan kami terlalu lama menunggu next chapter 🥺
Sindi S Mahulauw'Riry
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!