NovelToon NovelToon
SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggun

Gue sebenarnya suka sama Lo, Lo mau gak jadi pacar gue?

Mata Zea terbelalak rasa bahagia tak terkira saat mendengar ucapan Fero
Namun hanya seketika rasa bahagia itu hilang saat mendengar kelanjutan ucapan Fero
Kira-kira kalau gue ngomong begitu diterima apa gak ya sama Shena?"
"Hah, Shena?"
"Iya gue suka sama Shena, Ze. Gue mau jadiin dia pacar gue. Gimana menurut Lo?"
Zea menelan salivanya dengan susah payah. Lagi-lagi dia tertipu dengan ucapan sahabatnya yang selalu menggantung itu.
Zea gadis cantik berhidung mancung yang mencintai sahabatnya sendiri. suatu hari dia pernah tidak sengaja mengucapkan perasaannya tapi malah ditertawakan oleh Fero.
Sahabat tetaplah akan menjadi sahabat tidak pernah berubah menjadi cinta. itu yang selalu Fero usapkan pada Zea
Fero yang tidak peka terhadap perasaan Zea malah berusaha mengejar cinta Shena

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAHABAT 6

Disebuah meja panjang dirumah sakit Zea dan Andi duduk berhadapan. adik kakak itu sekarang berada di kantin rumah sakit.

Suasana kantin sore itu terlihat lengang hanya ada dua atau tiga orang disana selain Andi dan Zea.

"Menurut Kak Andi siapa yang sudah sabotase mobil Papi?"

Andi menghela napas mendengar pertanyaan Zea ''Kalau saja Kakak tau, mungkin sekarang kakak sudah gak disini Ze, Kakak bakalan menghajar orang itu baru setelah itu kakak serahin dia ke kantor polisi"

Zea mengangguk setuju lalu kembali bertanya kepada Andi "Apa mungkin kang Aris ya Kak?"

Andi hanya diam sambil sesekali mengetuk meja dengan ujung jarinya "Semua masih abu-abu, kalau kang Aris yang melakukan masa iya dia ikut dalam mobil kan bahaya nyawa Lo taruhannya"

Zea menghela napas lelah "Auk ah pusing. Oh iya kak kok mas Reyhan ada di Jakarta ya? Padahal Kakak bilang mas Reyhan masih dua Minggu lagi di luar negeri. Aneh gak sih pas Papi kecelakaan dia langsung muncul. Emang dari Jerman sekarang bisa dengan hitungan detik langsung muncul cliiiing, menghilang?"

Andi hanya diam tak menanggapi pernyataan adiknya. Ia menerka-nerka dan menyambung-nyambungkan kejadian yang terjadi belakangan ini.

"Mas denger gak sih aku ngomong apa? Kenapa gak ngerespon sih?" tanya Zea geram.

"Kakak sekarang justru memikirkan kenapa Om Doni tiba-tiba pindah ke Jakarta secara mendadak"

Zea mengangguk setuju. Ia ingat kalau Om Doni pernah bercerita kalau dia akan menetap di Papua. Tentu saja kepindahan om Doni yang mendadak itu membuat Zea penasaran. Apa ada hubungan dengan kecelakaan yang dialami ayahnya.

Tiba-tiba Zea terperanjat karena ada yang menepuk bahunya. "Astaga! Ngagetin aja Lo!" Fero. iya pemuda itu Zea yang langsung duduk di sebelah Zea.

"Ngapain disini kalau gak makan?" tanya Fero karena memang tidak ada piring bekas makanan di depan Zea dan Andi.

"Kita puasa! Ngapain mu kesini?" jawab Andi.

Fero menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi "Malas pulang Bang!"

"Kenapa? Berantem lagi sama bokap?"

Fero mengangguk"Biasalah Bang"

Andi berdecak tak habis pikir dengan Fero. Hanya karena diminta belajar tentang perusahaan Fero sampai mogok bicara dengan ayahnya. Padahal ayahnya meminta itu semua karena ayahnya tau Fero mampu.

"Gak capek berantem terus Fer?" tanya Zea.

"Gak tau Ze. coba Lo tanya bokap Gue, capek gak?

"Ze jalan-jalan yuk?" ajak Fero tiba-tiba.

Zea menggeleng"Bentar lagi maghrib Fer, gak baik keliaran"

"Ya udah habis Maghrib kita jalan" putus Fero. Dari raut wajahnya menggambarkan dia tidak ingin ditolak.

...ΩΩΩΩΩΩ...

Dan akhirnya mereka pergi ke sebuah mall terbesar di Jakarta dengan masih memakai seragam sekolah yang dilapisi jaket dua remaja itu masuk mall dan berjalan dengan santai

"Lo beneran sudah putus sama Shena, Fer? Kok cepet banget, gak sampai seminggu lho, Fer".

Fero menatap Zea sudah tiga kali Zea menanyakan hubungannya dengan Shena.

"Tanya sekali lagi gue cium Lo Ze"

"CK.... Gue serius, Fero! Kok bisa secepat itu sih Fer? Biasanya kan sebulan ini kok belum seminggu udah end aja"

"Biar rekor Gue pecah. Udah ah ini kita mau kemana?" Fero berusaha mengalihkan pembicaraan dari Shena.

"Gimana kalau kita nonton aja?"

Fero mengangguk "Oke terserah Lo aja"

Tiba-tiba Fero berjongkok. Zea kira pemuda itu kelelahan berjalan. Ternyata Fero berjongkok untuk mengikat tali sepatu Zea.

"Fer, kenapa Lo iket?"

"Trus diapain dipotong talinya?" Fero balik bertanya seraya berdiri di hadapan Zea.

"Maksud Gue, biar Gue iket sendiri" Zea salah tingkah dan pergi meninggalkan Fero.

Fero mengernyitkan dahinya bingung "Ze tungguin Gue".

...ΩΩΩΩΩΩ...

Di tangan Zea ada dua lembar tiket bioskop, sedangkan Fero membawa dua cup minuman dan satu cup besar popcorn.

"Jalan aja biar gue yang bawa" ucap Bara saat Zea ingin mengambil alih popcorn di tangannya.

"Gue cuma gak mau nanti pop corn nya jatuh kan sayang."

"Iya sayang. Tapi Gue jamin gak bakalan jatuh"

Zea kembali salah tingkah ketika Fero memanggilnya sayang.

"Ya udah awas kalau sampai jatuh popcornnya"

"Iya bawel!"

Duduk berdampingan seperti ini biasa bagi Zea dan Fero. Zea merasa gelisah entah apa yang dia rasakan saat ini. Zea suka Fero tapi entah apa yang dirasakan Fero kepada Zea.

Zea ingin sekali Fero merasakan apa yang dia rasakan. Menyukai diam-diam itu rasanya tidak enak.

"Diem Ze jangan gerak-gerak!" Fero menunjuk sepasang kekasih yang duduk di kursi depan mereka.

Tiba-tiba gelap lampu bioskop dimatikan Zea tak bisa melihat apa yang ditunjukkan oleh Fero tadi.

"Siapa sih Fer?" Zea sampai tidak fokus dengan film yang baru saja diputar.

"Shena" bisik Fero ditelinga Zea.

Zea melotot ditengah gelapnya bioskop dia tidak menyangka bertemu Shena.

"Baru aja putus udah jalan sama cowok lain aja" ucap Fero, dia tidak sadar kalau dia pun sama seperti Shena. Dia jalan sama Zea.

"Pergi yuk Ze" lalu pemuda itu berdiri dan menggandeng tangan Zea. Mereka keluar di detik pertama film diputar.

Setelah keluar dari bioskop Zea memutuskan untuk kembali ke rumah sakit untuk mengambil motornya yang dia tinggal disana.

Gadis itu terlanjur bad mood dia tak berniat jalan-jalan lagi.

Karena sudah agak malam mall itu sudah agak sepi. Zea berjalan agak cepat dan disusul oleh Fero dibelakangnya.

"Lo pulang aja Fer, Gue belum pengen pulang"

Fero menggeleng lalu mengikuti langkah Zea "Gue kan sudah bilang kalau gue malas pulang"

"Galau Lo?" tanya Zea seraya menghentikan langkah kakinya. Fero yang gak sempat ngerem itupun menabrak Zea. Dan berakhir membuat keduanya terjatuh. Dengan posisi Zea berada di bawah Fero. Bibir Fero menempel di bibir Zea. Sontak mata Zea membulat sempurna Zea berusaha mendorong tubuh Fero tapi bukannya bangun Fero malah melumat bibir Zea dengan lembut bahkan sedikit menyesapnya. Jantung Zea seakan berhenti berdetak. sampai beberapa lama Fero mencium bibir Zea. Setelah dirasa kehabisan napas Fero baru melepas ciumannya. Zea mengambil napas dalam-dalam dengan posisi masih sama.

Pandangan mereka beradu dengan posisi wajah yang begitu dekat. Hembusan hangat keduanya terasa di wajah masing-masing.

"Astaga perasaan apa ini. Kenapa gue jadi deg-degan kaya gini" bisik Zea dalam hati

"Astaga kalau mau wik-wik jangan disini" ucap seseorang sambil menarik tubuh Fero.

"Aaah sakiit banget sumpah! Karena Leon menarik pergelangan tangan Zea yang sepertinya keseleo.

Fero yang melihat Zea kesakitan langsung mendorong tubuh Leon agar menjauh dari Zea. "Lo apain Zea sampai kesakitan kaya gitu.?"

"Fer, Leon gak salah kayanya tangan gue keseleo pas jatuh tadi?"

"Mana?" Fero memegang tangan Zea khawatir. gadis itu kembali berteriak "Kita ke dokter! Apa perlu Gue gendong?"

"Yang sakit tangan bukan kaki"

"Biar Gue urut tangan Lo Ze" ucap Leon yang langsung memegang tangan Zea.

"Jangan curi kesempatan ya Lo! mau sok mijet lagi" Fero emosi.

Leon tak mempedulikan Fero tp langsung menggandeng Zea untuk duduk dan mengurut pelan tangan Zea.

Fero hanya memandangi dalam diam ketika tangan Leon mengurut Zea dengan lembut. Ada amarah di mata Fero ketika melihat itu. Darahnya berdesir.

setelah selesai mengurutnya "Gimana Ze? Tanya Leon

"Sudah enakan Le. Makasih ya?" Zea sambil memutar-mutar pergelangan tangannya.

1
ZeNa
🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!