NovelToon NovelToon
Jodoh Sang Pewaris

Jodoh Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Reta Cahya Pariwara. Terlahir sebagai pewaris tunggal kerjaan bisnis sang Kakek, membuat Reta sudah harus memahami dunia usaha sejak dari usia muda.

Karena memiliki tanggung jawab yang begitu besar terhadap perusahaan, membuat kehidupannya selalu disetir oleh sang Kakek yang berwatak tiran, termasuk dalam urusan Jodoh. Reta bahkan dipaksa untuk menerima sebuah perjodohan yang Kakeknya lakukan.

Dan saat perjodohan sudah terjalin. Reta malah kembali dipertemukan dengan Rio-Pria yang merupakan cinta pertamanya. Pertemuan yang sebenarnya sudah didambakan ke-duanya hingga mereka tanpa sengaja melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, sampai mengakibatkan janin tumbuh dirahim Reta.

Akankah Reta memilih bersama Rio setelah mengetahui dirinya yang tengah mengandung? Atau lebih memilih tetap bersama dengan Pria yang telah dijodohkan padanya karena begitu banyak halangan yang datang menghalangi mereka agar tidak bisa bersama. Penasaran? Langsung baca yuk!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Reta Cahya Pariwara.

"Anda tidak memakannya, Nona?"

Hening. Sama sekali tidak ada jawaban yang didapatkan oleh Susan. Wanita cantik dengan rambut panjang yang ia ikat tinggi menyerupai ekor kuda itu terus menatap pada Wanita yang kini tengah memeriksa begitu banyak tumpukkan kertas yang ada di hadapannya.

"Atau aku perlu menggantinya dengan menu yang baru?" tanya Susan lagi dan kali ini ia berhasil mendapatkan respon dari lawan bicaranya.

"Huft," helaan napas itu terdengar. Ia menyandarkan punggung pada sandaran kursi dengan tangan yang membuka kaca mata dan meletakkannya di atas meja kerja.

"Tidak perlu. Aku akan memakannya." Wanita itu terlihat menyugar rambut pendek sebahu miliknya sebelum meraih menu makan siang yang sudah Susan siapkan di atas meja. "Kau tidak makan, Sus? Maaf, karena membantu ku kau jadi terlambat untuk makan siang."

"Aku sudah makan siang tiga jam yang lalu, Nona."

Perkataan Susan berhasil membuat tangan wanita yang baru saja ingin menyantap makanannya itu terhenti. Ia segera menatap pada Susan-asisten pribadinya dengan tatapan yang tidak percaya.

Ia melirik pada jam yang melingkar di pergelangan tangan. "Ternyata sudah sore," ucapnya dengan ekspresi tidak percaya.

"Dan Anda kembali terlambat untuk makan siang."

Wanita itu tertawa pelan. Karena begitu larut pada banyaknya pekerjaan membuat dirinya sampai tidak menyadari begitu cepatnya waktu berlalu.

"Tidak masalah. Yang penting pekerjaanku selesai, Sus."

"Terlalu dipaksakan juga tidak baik, Nona. Tubuh anda juga butuh istirahat." Susan terlihat memberi sedikit nasehat pada Wanita cantik yang merupakan atasannya itu. "Jika bukan diri kita sendiri yang memperhatikannya, siapa lagi."

"Ada kamu yang terus memperhatikan ku, Sus." Wanita itu tertawa dan kembali mulai menikmati menu makan siangnya.

Susan sang asisten hanya bisa menggeleng saat atasannya yang bernama Reta mengatakan hal tersebut. Buktinya sedari siang Susan sudah berulang kali mencoba mengingatkan agar Reta beristirahat, tapi atasan Susan itu malah memilih melanjutkan pekerjaan, bahkan sampai melupakan makan siangnya.

Setiap hari wanita dengan nama lengkap Reta Cahya Pariwara itu berangkat ke kantor pagi hari dan pulang larut malam. Dan tidak jarang juga Reta sering berakhir menginap di kantor karena begitu banyaknya pekerjaan yang Wanita cantik itu emban.

"Apa persiapan Joint Venture sudah rampung?"

Lihatlah bahkan saat makan pun, Reta masih membahas pekerjaan hingga membuat Susan sesaat menutup mata.

"Anda sedang makan, Nona. Sebaiknya kita bahas itu nanti."

Reta tersenyum menanggapi perkataan Susan. Ia kembali melanjutkan aktifitas makannya hingga selesai tanpa membahas kembali masalah pekerjaan.

Tapi itu hanya sesaat karena setelah dirinya menyelesaikan acara makan siang yang sudah sangat terlambat itu, Reta kembali melanjutkan pekerjaannya dengan membahas beberapa proyek yang akan dilakukan DIMAO departemen store ke depannya.

"Berapa perusahaan yang mengikuti acara ini?" tanya Reta pada Susan. Mereka berdua kini duduk pada sofa yang ada di ruangan kerja Reta.

"Sekitar 20 perusahaan dan 10 diantaranya berasal dari luar."

Reta tampak mengangguk dan tangannya bergerak meraih berkas yang diberikan Susan kepadanya. Berkas yang berisikan nama-nama perusahaan dari berbagai negara.

"Indonesia," celetuk Reta dengan ekspresi yang menurut Susan terlihat berbeda.

"Ada dua perusahaan yang berasal dari sana, Nona."

Sesaat Reta tampak terpaku dengan tatapan yang terus tertuju pada berkas yang ada ditangannya, sebelum akhirnya wanita itu menutup dan meletakkan berkas tersebut ke atas meja.

"Sebelum pertemuan dilakukan akan ada jadwal makan malam. Ini seperti pertemua untuk memperluas relasi bisnis."

"Acara akan diadakan malam ini di Luxury Hotel," lanjut Susan lagi.

"Kenapa jadwal ini tiba-tiba ada?" Wanita cantik itu terlihat heran karena adanya tambahan acara yang begitu mendadak. "Apa dia yang memintanya?" tanya Reta lagi dengan sudah menebak seseorang yang bisa melakukan hal ini.

"Benar Nona. Tuan Besar Zico yang memintanya pagi tadi. Dan ini sudah diberitahukan kepada semua perusahaan yang mengikuti joint."

Reta menghela napasnya kasar. Tangannya bergerak meyugar rambut sebahunya dengan asal.

"Apa dia yang akan menghadiri acara ini?"

Susan terlihat menggeleng pelan sebagai bentuk jawaban. Membuat Reta berulang kali menarik napas dan menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

Beginilah sifat Tuan Zico Warna Pariwara. Kedudukan tertinggi di perusahaan memang telah ia berikan pada sang cucu, Reta. Namun hal itu sepertinya hanya lah simbol semata, karena Pria tua itu masih saja secara bebas membuat bahkan memgambil keputusan tanpa memberi tahu Reta.

Susan menatap pada atasannya yang kini terlihat menutup mata. Reta sama sekali tidak pernah melakukan protes atas sikap semena-mena sang Kakek yang tidak jarang sering kali membuat dirinya kesulitan. Wanita itu hanya akan diam dan sebisa mungkin menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.

"Kamu sudah bisa pulang, Sus."

"Aku akan tetap tinggal dan membantu Nona."

Reta membuka mata dan melirik pada Susan yang kini menatapnya dengan tatapan iba.

"Jangan melihat ku seperti itu. Kau sudah pulang larut kemarin malam." Reta kembali menegakkan duduknya. "Kau terlihat seperti ingin menangis," kata Reta saat melihat ekspresi prihatin yang diberikan Susan.

Dan apa yang terjadi selanjutnya berhasil membuat Reta tercengang. Kini Susan sang asisten pribadinya itu benar-benar menangis dengan air mata yang berderai.

"Aku...akan lembur Nona. Kita akan...mengerjakan semuanya bersama." Bercampur tangis Susan mengatakannya pada Reta.

Sudah bekerja cukup lama sebagai asisten Reta, membuat Susan menjadi saksi bagaimana atasannya itu melewati hari-hari yang begitu berat. Mengemban tanggung jawab besar sebagai pewaris perusahaan tidak membuat hidup atasannya bahagia. Melainkan terpenjara dengan segala tuntutan kerja, ditambah dengan sikap tiran Tuan Besar Zico.

Reta tertawa kecil melihat asistennya yang malah menangis. Wanita itu meraih dan memeluk dengan tangan yang bergerak menepuk pelan pundak Susan.

"Jangan menangis. Kau berlebihan sekali, Sus."

"Pasti semuanya...terasa sulit. Aku pasti...tidak akan sanggup jika menjadi Nona. Kau sangat...kuat." Dengan masih menangis Susan membuka suara. "Kau menjalini...semuanya...seorang diri. Dan bisa...bertahan sampai sejauh ini."

Reta yang masih memeluk dan menepuk pundak Susan itu terdiam. Netranya sontak menutup dengan sudut mata yang mengeluarkan air. Tapi dengan lekas Reta mengusapnya.

"Sudah. Sepertinya kau memang harus lebih sering menemani ku lembur." Reta melepaskan pelukan dan tersenyum melihat wajah Susan yang basah. "Segera bersihkan wajahmu. Kita harus mulai bekerja jika ingin bisa menghadiri acara makan malam nanti."

Susan segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya, meninggalkan Reta yang terlihat mengusap wajah dengan kasar.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak 😭🤧

1
Zerro..BL
hhe...manja kali sebutan ortunya😍
ora
/Rose//Rose//Rose/untuk Kakak.....
ora
Tapi apa iya, akan semudah itu untuk menikah jika sudah di Indonesia?🧐😔
ora
Arghhh/Angry/
Di getok aja dari belakang, Reta. Bisa kan?
Si Kakek nyebelin banget. Kalau merintah seenaknya. Kasar lagi😔🤧🤧🤧
Upi Raswan
semoga rencana Reta berjalan lancar,selamat dari nikah paksa
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
🌹🌹 buat Rio Reta...smg ekspektasi sesuai realita
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
tida?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
gak penting ya Re?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mengandung gula x
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mudah²an ketemu babang Agam sm Hena, biar dikasih tahu caranya menjinakkan singa 🤭
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
iiih, dasar aki², kasar bener jd orang tua, minta dihormati tp gak bisa ngehargai yg muda...
Zerro..BL
sukses bpakny...😍😍
Zerro..BL
semoga makin semangat nulisnya...good
F.T Zira
boleh jadi kembalinya mereka ke tanah air untuk menemukan jln keluarnya...semoga aja sih... gak lucu kan kalo mereka berdua kawin lari.. kan capek🤧🤧

🌹 buat kaka Queen...
F.T Zira
misal si kakek dikasih tau bakal punya cicit, luluh gak ya🤔🤔
F.T Zira
Hani dapet dedek baruuu😆😆
F.T Zira
papih??? waooww...🤭🤭🤭😆😆😆
F.T Zira
duhhh... dapet perintah sana sini dong dirimu sus🤭🤭🤭
ora
/Rose//Rose/4iklan untuk Kakak......
ora
Si Kakek kalau ngomong enak banget, ya. Reta nggak mau sama Maxim, Kek😑😑😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!