Cinta Di Ujung Nestapa

" Boleh aku masuk?"

Arka dengan mengetuk pintu ruangan Freya yang sudah terlebih dulu ia buka , Freya melihat sekilas ke arah Arka dan kembali ia menyibukkan diri dengan pena dan berkas di meja kerjanya.

" Kau sudah masuk Arka" Freya dengan bersikap dingin.

Arka berjalan menghampiri Freya yang masih menyibukkan dirinya.

" Bisa kita bicara sebentar Frey?"

" Katakan saja apa yang ingin kau katakan, aku tidak punya banyak waktu"

" Frey, maafkan sikapku tadi , aku tidak bermaksud membuatmu marah aku benar-benar cemburu melihat kedekatan kau dan Dirga" ucap Arka.

" Arka, dia Kakakku! Apa kau sadar dengan yang kau katakan dan kau lakukan tadi?"

" Iya aku tahu aku bersalah , jadi bisakah kau memaafkan ku? "

" Sudahlah Ar, jangan di bahas aku memaafkanmu kali ini karena kau tidak tahu seberapa aku dan Kak Dirga saling menyayangi, tapi tidak lain kali"

" Sungguh? Kau memaafkan ku sayang?"

Arka berjalan mendekati Freya dan meraih tangan gadis itu dan menciuminya dengan penuh semangat.

" Iya aku memaafkanmu"

Arka memeluk erat Freya yang juga membalas pelukannya.

" Kau tahu aku sangat mencintaimu aku tak ingin siapapun memelukmu seperti aku memelukmu , hanya aku yang boleh memelukmu bukan orang lain" lirih Arka.

" Jangan seperti ini Arka, kau tak boleh bersikap berlebihan aku merasa tak nyaman dengan sikapmu"

" Baiklah, kita akhiri perdebatan ini sudah waktunya makan siang aku ingin mengajakmu makan siang di kantin kau mau kan?"

" Iya ayo"

Arka kembali memeluk dan kemudian ia mendaratkan sebuah kecupan di kening Freya yang memejamkan mata meresapi rasa cinta Arka untuk dirinya.

Freya dan Arka berjalan dengan bergandengan tangan membuat mereka diam -diam menjadi perhatian para karyawan dan staf pabrik.

Sesampainya di kantin Freya memesan gado-gado dan juga lemon tea, sementara Arka memesan nasi goreng dan juga lemon tea seperti Freya.

" Frey, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu "

" Apa itu ? Katakan saja!"

" Freya, besok aku harus kembali ke kota aku disini sudah seminggu lebih , dan aku harus segera kembali banyak urusan yang harus aku kerjakan di kota bukan hanya mengurus perusahaan, apa kau bisa menungguku ?atau jika kau mau kau bisa ikut denganku ke kota aku akan sangat senang jika kau mau ikut" tutur Arka.

Sejenak Freya terdiam mendengar penuturan Arka.

" Kau benar kau harus pulang, aku akan memikirkannya tapi untuk saat ini aku tak bisa meninggalkan Pekerjaan mungkin setelah panen ini selesai dan memulai penanaman aku bisa pergi ke kota nanti" ucap Freya dengan berat hati.

Arka meraih tangan Freya dan mengelusnya dengan penuh kelembutan.

"Jika ada waktu aku akan menyempatkan waktuku berkunjung kemari jika kau tidak bisa ke kota" ucap Arka.

" Baiklah, untuk sementara waktu kita jalani dulu saja seperti ini, biarkan waktu yang akan membawa kita pada jenjang selanjutnya " Freya dengan senyum manisnya.

" Kau benar, aku akan bicara pada orangtuaku aku ingin kita segera meresmikan hubungan kita, rasanya aku sudah tidak sabar untuk memilikimu seutuhnya Frey"

" Ishh dasar kau ini "

" Ya sudah ayo kita selesaikan makan siangnya dulu" Arka dengan senyum penuh kebahagiaan.

" Memangnya kita mau kemana habis ini? Jujur aku tidak bisa pergi pekerjaanku sangat banyak Arka" ucap Freya dengan mengunyah makanannya.

" Sehari ini aku ingin menghabiskan waktu bersamamu jadi tidak ada alasan kau untuk menolak Nona"

Freya tersenyum lebar mendengar perkataan Arka yang ingin pergi bersamanya sebelum ia Kem ke kota besok.

Beberapa saat kemudian setelah menyelesaikan makan siang mereka memutuskan untuk pergi ke pantai yang jaraknya cukup jauh dari desa.

Desa tempat tinggal Freya memang mempunyai pantai dengan pemandangan yang indah dan juga pasir putihnya yang terhampar begitu bersih dan juga jernih air laut begitu indah terlihat jelas pada siang hari.

Arka memarkirkan mobilnya di tepi pantai ia berjalan keluar dari mobil terlebih dahulu kemudian membukakan pintu mobil untuk Freya .

Keduanya berjalan kaki menyusuri pesisir pantai dengan bergandengan tangan penuh canda tawa dan di hiasi dengan kemesraan seolah dunia hanya milik mereka berdua.

Suasana pantai nampak lengang hanya ada beberapa orang saja yang terlihat mengunjungi pantai .

Angin laut berhembus menerpa wajah Freya membuat rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya dan hal itu membuat Arka terpesona ia pun mengabadikan momen tersebut dengan memotret Freya dalam kilatan kamera ponselnya.

" Cantik"

Gumam Arka usai melihat foto-foto Freya di ponselnya.

" Apa yang kau lakukan Ar?"

" Tidak, aku hanya memotretmu beberapa kali untuk mengobati rasa rinduku nanti di kota saat aku tak bisa menemuimu"

" Arka, kau ini kan kita bisa telponan atau vidieo call"

" Ya ampun kenapa aku bisa sebodoh ini "

" Yeyy , kau memang bodoh dasar Arka bodoh "

Freya segera berlari menghindari Arka yang kini berusaha untuk mengejarnya.

" Tangkap aku kalau bisa!"

" Awas ya kalau kau kutangkap , habis kau Frey"

" Hahahaha....Arka bodoh.... hahaha ayo kejar aku ...aaaahh"

Freya berlari semakin menjauh dari Arka diantara pasir putih dan ombak pantai yang mencium bibir pantai.

Arka semakin bersemangat untuk mengejar Freya dengan canda dan tawa yang terus terdengar membuat keduanya semakin hanyut dalam canda tawa.

" Frey... Awas kau "

" Weee"

GREPP

Arka berhasil meraih tubuh Freya dan memeluknya dengan erat dari belakang

" Kena kau sayang"

" Aawww... Lepaskan aku Arka"

" Tidak bisa kau harus di hukum"

Arka menggelitiki pinggang Freya membuat tubuh Freya menggeliat kegelian dan tertawa-tawa dengan terbahak-bahak saking gelinya.

" Sudah, hentikan Arka.... hahahah...geli tahu.... hahahaha"

" Kau kalah Nona "

" Iya , aku terima aku menyerah Arka"

Dengan nafas tersengal Freya berbalik dan kini mereka berdiri berhadapan satu sama lain.

" Aku mencintaimu Freya"

Arka meraih wajah Freya dan tanpa basa-basi lagi ia mendaratkan ciumannya di bibir Freya yang menyambut ciuman itu dengan mesra dan membalas ciuman Arka dengan penuh kemesraan keduanya hanyut dalam gelora asmara di tengah ombak pantai yang menjadi saksi indahnya cinta keduanya.