Apakah kalian pernah takdir?
Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06 -Alunan Takdir-
Wulan dan Dodi merasa sangat sedih melihat sikap ibu nya kepada mereka berdua, Wulan sadar bahwa dirinya sangat banyak kekurangan di dalam pernikahan mereka, namun dia sudah berusaha keras, tetapi tuhan belum mengijinkan, jadi hal apa lagi yang harus Wulan lakukan.
Dengan ketidak pedulian nya terhadap sang mertua, Wulan meminta berapa tukang untuk datang ke rumah nya, karena dia ingin membangun sebuah kamar untuk Rania, " iya pak jadi nanti bagian di sana di tambahkan sebuah kamar, harus besar ya pak, sama seperti kamar utama saya " ucap Wulan dengan senyuman di wajah nya
Ros yang melihat menantu nya itu sedang membangun kamar, merasa sangat tidak nyaman, karena beberapa suara alat dari pekerjaan yang cukup berisik membuat nya tidak bisa istirahat dengan tenang " aduh, heran siang-siang gini malah bangun, anak yang berada di panti aja belum tentu mau di bawa ke sini " ucap nya sambil lewat menuju dapur
Wulan hanya diam saja, sampai dia mendapat telpon dari kantor nya, itu adalah atasan Wulan, dia harus segera ke sana karena ada hal yang penting, jadi dia menitipkan kepercayaan nya kepada tukang yang memang g sudah bekerja sangat lama dengan dirinya.
Ros yang melihat Wulan pergi, keluar dari kamar nya dan melihat apa yang sedang Wulan bangun hingga suara nya sangat berisik, Ros tidak menyukai jika Dodi dan Wulan mengadopsi seorang anak, jadi dia meminta kepada tukang yang sedang bekerja untuk pulang, tidak perlu melanjutkan pekerjaan mereka lagi.
" Kalian bisa pulang, saya di telpon Wulan, kata nya kalian pulang saja, karena saya harus istirahat jadi tidak boleh ada suara " ucap Ros kepada salah satu tukang yang bernama Andi, yang di percaya Wulan sebagai penanggung jawab
Andi menatap Ros " tapi buk, sebelum buk Wulan pergi, kami di suruh untuk melanjutkan semua nya, karena besok kamar ini harus sudah jadi, " ucap Andi
Rok memasang wajah emosi nya " saya sudah bilang kalian pulang saja, saya harus istirahat, Wulan itu menantu saya, dia tidak akan membiarkan saya sakit, saya harus istirahat jadi kalian bubar "
Andi menatap sekitar " biar saya telpon buk Wulan dulu, saya akan pastikan setelah itu, saya dan rekan tim akan bubar "
" Kamu tidak percaya sama saya? Saya bilang ini pesan dari Wulan jadi kalian harus dengar saya dan segera pulang, saya harus tidur "
Wajah Ros terlihat marah, itu membuat Andi merasa khawatir, karena jika terjadi sesuatu Wulan tidak akan memaafkan nya, jadi dia memutuskan untuk membawa tim nya pulang saja, karena itu permintaan Ros
" Baik buk saya akan bubar " ucap Andi, tetapi tidak lupa dia mengirim pesan kepada Wulan, bahwa dia dan tim nya di suruh untuk pulang oleh buk Ros
Untung saja dengan cepat Wulan membalas pesan Andi, dia mengatakan bahwa lanjutkan saja pekerjaan mereka, tetapi jangan gunakan alat yang berisik agar ibu mertua nya itu bisa tidur.
Andi melanjutkan pekerjaan nya, kini kamar yang sangat besar itu sedang di bangun dan akan selesai sore ini, sepulang kerja Dodi dan Wulan akan pergi ke panti untuk menjemput Rania, karena mau bagaimanapun mereka harus tetap membujuk Rania agar mau ikut bersama mereka, karena Rania sudah setuju akan ikut.
*
*
*
Arya sedang menatap Rania yang menyusun pakaian nya, walau Rania belum memutuskan kapan dia akan pergi, tetapi menyusun barang-barang milik nya harus di lakukan, karena jika tidak itu akan memakan banyak waktu, karena barang Rania cukup banyak.
" Kenapa kau menatap ku? apakah ada yang salah dengan wajah ku? " ucap Rania karena sejak tadi, Arya hanya menatap nya tanpa mengatakan apapun
Arya menatap Rania dengan wajah yang sedih, dia mengingat segala kenangan bersama Rania " kenapa kau pergi Nia? kita sudah berjanji akan terus bersama selama nya "
Rania menatap Arya " kau yang membujuk ku, kau juga yang mengatakan bahwa rumah ku harus di isi dengan canda tawa dan bahagia, aku setuju karena mu, jika kau tidak mau aku pergi maka aku akan batal kan "
Arya teringat betapa tulus nya Wulan saat memeluk Rania, tetapi Dodi, dia malah membawa Arya menjauh dari mereka, hal ini yang membuat Arya merasa takut, takut jika nanti Rania tidak di kasih makan ke sini lagi, takut jika nanti Rania tidak akan kemeja bertemu dengan nya lagi, semua hal di masa depan sudah di pikirkan oleh Arya.
" Iya memang aku yang mengatakan hal itu, jadi aku hanya ingin kau menjaga dirimu dan tolong jangan lepaskan kalung itu karena aku tidak mau kehilangan mu, aku akan terus mencari mu, dimana pun kau berada Rania "
Rania memberikan dua buah gelang yang dia buat sendiri, gelang yang ada nama Arya dan satu nya lagi gelang berawan biru langit yang sama dengan milik nya.
" Selain kalung, kita juga punya gelang kembar, aku yakin saat kau melihat seorang dokter wanita cantik dengan jas nya di rumah sakit besar, maka itu adalah aku, Rania " memberikan gelang tersebut kepada Arya dan memasangkannya
Dua bulan lagi adakah hari ulang tahun Arya, tahun ini akan berumur tujuh belas, dan katanya sebelum umur tujuh belas tahun, kita sudah bertemu dengan jodoh kita, apakah Arya dan Rania berjodoh? apakah takdir akan mempertemukan mereka?
" aku harap kau tidak lupa dengan ulang tahun ku, aku ingin kau berada di sini saat itu "
Rania tersenyum " tentu saja, aku akan datang, kita berada di kota yang sama, hanya di atap yang berbeda, aku akan datang kau tenang saja Arya " ucap Rania sambil melanjutkan menyusun pakaian nya
*
*
*
Sepulang kerja, Wulan dan Dodi melihat kamar yang sudah hampir jadi, Wulan mengatakan pada Andi bahwa kamar ini harus jadi besok, karena mau tidak mau, Rania harus ikut dengan mereka besok, Wulan dan Dodi juga sudah merencanakan bahwa, saat Rania sampai disini, mereka akan mengadakan acara syukuran di rumah.
Setelah bersiap, mereka berdua jalan menuju panti asuhan Rania, dengan mobil mewah mereka, DNA wajah yang penuh kebahagiaan.
Sampai di panti, Wulan dan Dodi membagikan makanan yang mereka bawa dari rumah, itu di bagikan kepada anak-anak panti yang lain,
Rania di panggil oleh Ratna dan dia segera keluar dan melihat ayah dan ibu nya sedang membagikan makanan untuk teman-teman nya yang lain
" Rania sayang, sini nak " teriak Wulan saat melihat Rania yang berada di depan nya
Rania melihat senyuman di wajah Wulan, walau sedang lelah dia tetap tersenyum karena alasan untuk dia bersedih sudah tidak ada lagi, kini hanya ada kebahagiaan dan Rania di hidup nya