Season Dua dari "Lily: Rahasia Gadis Kampung"
Briela Leonor, putri dari Raja Leonor, adalah pewaris tahta di sebuah kerajaan yang kekuasaannya melampaui presiden, menteri, dan semua gubernur. Setelah kematian suaminya, Briela memilih hidup sebagai rakyat biasa untuk melindungi anaknya, Xaviera, dari intrik politik yang mematikan.
Selama dua puluh tahun, Briela berhasil menyembunyikan identitasnya di sebuah provinsi kecil di wilayah Barat kota Riga. Kini, Xaviera telah dewasa, dan pernikahannya membawa kebahagiaan besar bagi Briela. Namun, kebahagiaan itu segera berubah menjadi mimpi buruk ketika Xaviera menjadi korban penyiksaan dan pelecehan oleh suaminya, Aron Ace.
Situasi semakin genting ketika sebuah kasus besar muncul, mengancam kestabilan negara. Briela dihadapkan pada keputusan sulit: membuka identitasnya dan kembali memimpin negara untuk menyelamatkan putrinya dan mengembalikan kedamaian, atau tetap tersembunyi dan menyaksikan kehancuran yang tak terelakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Alden meninggalkan kediaman, bersama keluarga yang lai. Setelah itu dengan rasa kesal pun Santi kemudian menghancurkan ruangan karena amukan amarahnya, dia benar-benar tidak bisa menerima jika dia akan memiliki seorang menantu yang tidak sesuai keinginannya, bahkan sangat jauh dari impiannya.
“Kematian ayahmu, membuat pamanmu semena-mena kepada kita, bagaimana bisa dia .menjodohkanmu dengan wanita miskin itu? Paman mu memandang rendah kita Aron,” teriak Santi.
Aron mengangguk setuju dengan ucapan ibunya, dengan wajah yang bengis. Aron menunjukkan wajahnya yang asli, bukan Aron yang lembut dan penurut. Dia menggenggam erat tangannya dan meminta ibunya bersabar, dia memiliki rencananya sendiri untuk menghancurkan Alden dan merebut kekuasaannya.
Hari-hari berlalu, Aron hanya menyibukkan diri di perusahaan, walau sering kali Alden memintanya untuk menjemput Xaviera di kampusnya, tapi Aron menjadikan rapat sebagai alasan.
Mungkin saja di masa depan itu tidak lagi berlaku karena Alden pasti akan curiga dan jabatannya sebagai CEO pengganti di perusahaan Ace bisa di singkirkan begitu saja.
Aron berpikir sangat keras untuk membatalkan pertunangan, dia bahkan menyewa beberapa preman untuk mengganggu Xaviera tapi itu selalu gagal. Rencana Aron untuk membuat Xaviera ternoda oleh seorang preman pasar gagal.
Dia tahu watak Xaviera yang termasuk dalam wanita polos. Dia akan lebih mengutamakan harga dirinya, dia menjaga dirinya baik. Jika dia dilecehkan sedikit saja, dia akan sudah merasa sangat kotor dan tidak pantas lagi untuk siapa pun.
Sebagian pria mungkin lebih memilih wanita seperti Xaviera, tapi untuk Aron, latar belakang penyokong kekuasaan lebih penting dari segalanya. Dan nasib sial itu menimpa Xaviera yang harus jatuh cinta dengan pria seperti dirinya.
Hari pertunangan tiba.
Keluarga Ace berkunjung ke rumah sederhana milik Briela. Mobil hitam dengan merek ternama telah berjejer rapi di halaman rumah komplek sederhana milik Briela.
Keluarga Ace terlihat bingung karena banyaknya rumah yang berjejer, tidak terlihat siapa pun di sana selain wanita yang tersenyum menyambut mereka di halaman rumahnya.
Berdiri tegak dengan gaun yang sederhana dan santun. Rambut di sanggul sedang dan masih terlihat anggun. Beberapa asumsi sudah terlintas di pikiran mereka, jika mungkin saja perjodohan yang dilakukan Alden karena mungkin saja Briela adalah mantan kekasih Alden dulu, berdasarkan informasi yang Aron berikan, jika Alden berteman dengan wanita paruh bayu seusia ibunya itu.
Sehari sebelum informasi pertunangan akan berlangsung, Briela memberikan syarat jika pertunangan itu akan diadakan di kediamannya. Itu karena Briela tidak ingin terlalu mencolok, dan juga wilayah tersebut masuk dalam wilayah aman dari penjagaan para mata mata kerajaan dan pengawal pribadinya.
Para bawahan Briela sudah membuat sebuah kegiatan hingga semua penghuni komplek menghadiri acara tersebut, setidaknya itu bisa menahan mereka setengah hari untuk tidak melihat kehadiran keluarga Ace di sana.
Mata Santi menelisik setiap sudut halaman dan rumah milik Briela. Wajahnya sudah mencerminkan ketidaksukaannya, yang sesekali mengibaskan kipas yang sering bertengger di tangannya dan menutup hidungnya.
Aron pun dalam hati, mengutuk setiap saat langkahnya karena merasa sangat jijik melihat ruamh sederhana milik Briela, tapi Aron berusaha terlihat biasa saja. Sedangkan Alden dengan tersenyum senang, berseri, dia mendekati Briela dan menjabat tangan Briela sebagai sapaan.
Semua orang melihat itu kebingungan karena karena Alden terlihat terlihat sangat santun menyapa Briela.
“Kakak ipar, kau harus hati-hati, aku pikir di masa lalu mereka pernah dekat karena itu…”
“Sssst, diam, jangan biarkan kakak mu mendengar ucapan mu ini, aku percaya dengannya,” timpal istri Alden.
Briela kemudian mempersilahkan semuanya masuk tanpa basa basi atau sikap ramah yang berlebihan. Dengan elegan dia sedikit menggerakkan tangannya sebagai tanda untuk semua keluarga Ace yang hadir untuk masuk ke rumahnya.
Semuanya memasuki ruangan dengan wajah yang masam.
Briela mempersilahkan mereka semua duduk dan menikmati beberapa kudapan yang telah di siapkannya. Dia meminta waktu untuk memanggil Xaviera yang berada di kamarnya.
Briela berjalan memasuki ke kamar Xaviera. Mata Briela begitu takjub melihat kecantikan putrinya yang pertama kali terlihat menggunakan sedikit riasan wajah dan rambut di kepalanya.
Briela mendekat dan mengusap lembut wajah anaknya itu. Dia mendekatkan menyatukan kepalanya dan mengucapkan beberapa kalimat untuk Xaviera.
"Mama tidak menyangka, melihatmu sudah tumbuh dewasa dan secantik ini sayang. Aron sangat beruntung memilihmu dan mama sangat bahagia melihat kebahagiaanmu sebentar lagi," ucap Briela.
Xaviera mendengar itu sedikit tersenyum haru, dia memegang tangan ibunya dan mengecup pundaknya, memeluk Briela.
"Aku sangat beruntung memiliki ibu seperti Mama, di masa depan, Briela masih ingin terlahir kembali dari rahim Mama, dan aku berharap saat itu, Papa bersama kita," jelas Xaviera.
Briela mendengar itu mengecup kening putrinya. Dia memegang tangan putrinya dan memintanya untuk segera keluar dan menunjukkan diri di hadapan keluarga Ace.
Xaviera mengangguk mengerti. Dia menarik nafasnya pelan untuk menetralkan perasaannya, kemudian dengan anggun berjalan keluar bersama dengan Briela ke ruangan tamu.
Para keluarga Ace melihat sosok Xaviera pertama kali, awalnya mereka takjub menatap wajah Xaviera, kecantikannya memang alami. Tapi saat mereka melihat gaun yang Xaviera kenakana. Wajah mereka kembali berubah masam.
"Tetap saja dia terlihat miskin dan menyebalkan," batin Santi.
"Dia sama sekali bukan tipeku, lihat wajahnya itu, sangat biasa saja," batin Aron.
Suasana diam sunyi senyap, Alden kemudian berinisiatip untuk memulai perbincangan dengan meraih sebuah cangkir yang berada di hadapannya.
Alden memperkenalkan satu persatu anggota keluarganya di hadapan Briela dengan diberi tanggapan senyuman.
“Kakak, bagaimana jika acaranya kita mulai saja, bukan kah kakak sangat sibuk?” ucap Santi yang sudah tidak merasa betah di tempat tersebut.
“Anda betul, harusnya seperti itu,” timpal Briela tenang.
Alden terlihat gugup, dia segera meminta Aron mendekat dan menyematkan cincin putih berlian di jemari Xaviera.
Aron mengangguk, saat itu Aron terlihat tenang dan santun, bahkan Xaviera tidak bisa berkutik, saat melihat Aron datang dengan setelan jas yang rapi. Dia terlihat memukau bagaikan pangeran di negeri dongeng.
Xaviera tidak sadar, jika pangeran berkuda putih hanya ada di dalam buku dongeng anak kecil, di dunia nyata ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil sebuah keputusan yang berat untuk hidup sendiri.
“Hari ini aku bahagia karena Aron akan segera menikah, aku harap ke depannya mereka akan segera saling menyayangi,” ucap Alden.
Aron meraih tangan Xaviera yang wajahnya sudah bersemu merah dengan menyematkan cincin itu di sana. Alden kemudian bertepuk tangan dan diikuti yang lainnya, Xaviera pun menyematkan cincin yang sama, membuat dia sangat bahagia.