"MENGEJAR CINTA USTADZ RIFKI"

malam hari terlihat Mia dan Nadia yang lagi berjalan menuju warung mang Ujang, warung mang Ujang adalah warung favorit sebagian santri di pesantren.

"nad kamu lihat deh."

sembari menunjuk ke atas langit.

"bintang bintang nya banyak sekali,tapi sayang nya bulan nya gak ada."

"Iyah sih, tapi walaupun Tampa bulan langit tetap Indah."

jawab Nadia sambil tersenyum, ponselnya pun tiba tiba berdering ternyata Nadia dapat pesan dari ustadz Rifki.

"assalamualaikum, kamu lagi apa sekarang."

tulis pesan itu.

waalaikumsalam, saya sama mia lagi jalan ke warung mang Ujang ustadz."

jawab Nadia.

"ini sudah malam kenapa keluyuran lagi!"

"Iyah ustadz soal nya tadi belum makan,karna stok belanjaan habis, belum sempat belanja."

"besok saya temani kamu ke supermarket untuk belanja dapur kamu."

ajak ustadz Rifki.

"gak usah ustadz saya besok biar pergi sama Mia aja."

pura pura menolak ajakan ustadz Rifki.

"udah besok sama saya aja, saya tunggu besok jam 10 di gerbang sekolah."

ustadz Rifki langsung offline, Nadia hanya menghela napas sambil tersenyum.

"mulai, mulai nih senyum senyum sendiri."

ejek Mia.

"dapat pesan dari siapa sih, pasti ustadz Rifki kan."

tebak Mia.

"iyh besok ustadz Rifki ngajakin saya ke supermarket belanja bareng."

"yaudah sana dong, lagian saya kan besok gak bisa Nemani kamu saya kan besok harus Nemani umi Nilam ke tempat saudara nya, mumpung besok libur gunakan waktu kamu buat berdua sama ustad Rifki."

"yaudah lah."

mereka pun sampai ke warung mang Ujang dan langsung memesan nasi goreng favorit mereka.

"Nad sumpah deh, saya gak nyangka kamu sama ustad Rifki bisa sejauh ini karna yang saya tau ustadz Rifki itu orang nya cuek."

"namanya pun udah cinta mi, secuek apa pun seorang laki-laki akan luluh ketika sedang jatuh cinta."

"Iyah sih, jadi udah gak sabar lihat kamu nikah sama ustad Rifki, trus punya anak, wah saya gak bisa bayangin secakep apa nanti anak kalian."

canda Mia mengejek Nadia yang membuat Nadia jadi malu malu.

"ih kamu Terlalu jauh sampai kesana, masih lama juga."

sambil sesekali makan makanan nya.

"Iyah masih lama, tapi waktu cepat berputar saya yakin gak akan terasa tau tau kita udah tamat sekolah disini."

"ingat yah kamu udah janji sama saya, kalau kamu akan mengabdi disini,jadi nanti kalau saya sama ustad Rifki, udah menikah saya masih punya teman disini."

"Iyah saya memang sudah janji sama mama saya akan mengabdi di sini, karna kamu tau kan almarhum papa saya gak sempat mengabadi dulu."

wajah Mia terlihat sedih saat mengingat perjuangan ayah nya yang kepengen mengabdi di pesantren Al muzair ini,tapi tidak kesampaian karna masalah ekonomi,jadi Mia bertekad bahwa dia yang akan melanjutkan cita cita ayah nya itu.

"kok jadi sedih sih."

ucap Nadia.

"gak papa kok Nad, hanya teringat almarhum papa aja,rasanya sudah lama saya gak ziarah ke makam nya."

"lain kali kalau ada waktu kamu ziarah lah ke makam papa kamu, saya siap menemani kamu."

Nadia mencoba menyemangati sahabat nya itu.

"makasih yah nad,Iyah nanti kalau libur panjang saya akan kemakam papa, udah larut malam nih kita pulang yok."

ajak Mia.

"Iyah nih, udah kenyang juga, setelah membayar makanan Mereka pun pulang ke pesantren,jarak ke warung mang Ujang ke pesantren memang tidak terlalu jauh, makanya mereka hanya jalan kaki, sesampainya di asrama Nadia dan Mia siap siap mau tidur, rutinitas sebagai perempuan kalau mau tidur yah harus cuci muka,cucu kaki dan pakai skincare,setelah berbaring ke kasur Nadia tidak lupa menghidupkan alarm, dan Nadia baru menyadari ternyata dari tadi pesan ustadz Rifki masuk,dan beberapa juga terlihat panggilan masuk dan tidak terjawab, Nadia pun reflek bangun kembali dan mencoba menelpon ustadz Rifki, namun tidak ada jawabannya,Nadia pun gak putus asa Nadia terus menelpon, hingga beberapa panggilan akahirnya di angkat juga.

"assalamualaikum, kenpa baru nelpon sekarang,kamu gak lihat ini udah jam berapa?'

Jawab ustadz Rifki sepontan.

"maaf ustad, tadi hp nya saya silent jadi gak kedengaran kalau ustadz nelpon."

"kamu udah pulang?"

tanya ustadz Rifki kwatir.

"udah ustadz ini saya siap siap mau tidur."

"yaudah ini sudah malam, kamu tidur gih besok solat subuh nya ngantuk."

"Iyah ustadz selamat malam."

"selamat malam juga, jangan lupa berdoa biar bisa mimpi indah."

Goda ustadz Rifki.

"pasti ustadz, sampai jumpa di alam mimpi yah ustadz."

balas Nadia menggoda ustadz Rifki.

"emang bisa ketemu dalam mimpi?"

tanya ustadz Rifki.

"bisa dong ustadz namanya juga sama sama cinta."

goda nadia.

"udah udah lama lama kamu gak tidur ini, kelamaan ngobrol besok kan kita ketemu besok baru ngobrol lagi yah, jangan lupa besok saya tunggu jam 10 di pos depan."

"siap ustadz sayang."

Nadia kembali menggoda ustadz Rifki.

"eh ngomong apa barusan, gak ada sayang sayangan sebelum menikah."

jawab ustadz Rifki.

"maaf deh, nama nya reflek, lagian ngomong sayang ke seseorang yang kita cinta kan gak salah ustadz.

"ok ok sekarang kamu tidur saya juga mau istirahat ini."

"assalamualaikum,"

jawab ustadz Rifki dan langsung mematikan HP nya.

"kebiasaan deh,belum selesai ngobrol udah di matikan."

Nadia kembali tersenyum hati nya benar benar berbunga.

"kapan waktu yang tepat saya akan bicara sama mama, mama pati senang mendengar ini semua, tinggal menunggu waktu yang tepat."

ucap Nadia dalam hati nya, sementara Mia terlihat sudah sangat lelap tertidur. sementara di kamar ustadz Rifki, ustadz Rifki tidak langsung tidur, terlihat ustadz Rifki sedang duduk di meja belajar nya dan mengambil sebuah foto yang terpajang disana.

"umi, Abi Rifki sudah menemukan calon istri yang tepat untuk Rifki, nanti setelah umi dan abi kesini, Rifki akan langsung mengenalkan Nadia ke umi dan abi, aku yakin umi dan abi pasti setuju sama pilihan ku, karna Nadia orang nya lucu,baik dan pintar."

ustadz Rifki sesekali mengusap foto kedua orang tua nya.

"dan seperti janji Rifki setelah menikah Rifki akan memimpin pesantren ini,dan Rifki akan menjalankan amanah dari Abi, Rifki janji bi,Rifki akan mengelola pesantren ini dengan baik."

ustadz Rifki pun pergi ke dapur umum untuk mengambil secangkir minum,dan bertemu dengan ustadz abu yang sedang duduk diruang depan sendirian.

"ustadz, belum tidur jam segini masih di sini aja?"

tanya ustadz Rifki.

"iyh nih ustadz saya belum ngantuk, ustadz sendiri juga kenapa belum tidur, tumben biasanya ustadz tidak bisa begadang."

tanya ustadz abu kembali ke ustad Rifki.

"oh saya tadi kebangun tiba tiba haus, makanya ini saya ke dapur ngambil minuman."

jawab ustadz Rifki.

"hmmmmm trus ustadz Rifki langsung tidur atau mau Nemani saya begadang di sini."

"ye yah gak lah ustadz saya mah udah ngantuk saya ke kamar dulu yah assalamualaikum."

jawab ustadz Rifki bercanda, dan berlau pergi meninggalkan ustad abu yang lagi main game di ruangan depan.