NovelToon NovelToon
TRAUMA

TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam / Idola sekolah
Popularitas:675
Nilai: 5
Nama Author: Fidha Miraza Sya'im

Keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan.
Orang berani bukan berarti mereka tidak pernah merasa takut, akan tetapi mereka berhasil menaklukkan rasa takut itu.

Hanya karena kau pernah gagal lalu terluka di masa lalu, bukan berarti semua yang kau hadapi sekarang itu sama dan menganggap tidak ada yang lebih dari itu.

Kau salah . . . . . !!!

Briana Caroline MC.
Yang arti nya KEBERANIAN, TANGGUH, KUAT DAN PENAKLUK DUNIA.

Tidak seperti arti dari namanya yang diberikan orang tuanya. Justru malah sebalik nya.

Bayang-bayang dari masa lalunya membuat dia TRAUMA. Itulah yang membuatnya selalu menghindari apapun yang akan masuk ke dalam hidupnya.
Dia lebih memilih untuk lari ketimbang menghadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fidha Miraza Sya'im, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

"Aduh. Pusing nih mau pakai apa buat pensi Nanti". Keluh si cewek imut, berkulit putih dan yg selalu memakai bando yang kini duduk di kantin sekolah bersama dengan sahabat-sahabat nya, yakni Tania Paranya alias Anya.

"Kalau gue apa lagi. Mending gue di suruh pakai kain sarung saja sekalian dari pada disuruh pakai tema dress to impress. Iuucht siapa sih pencetus ide tema nya, ngeselin banget sih". Sambar si cewek tomboy yang lebih suka di panggil Ray ketimbang nama aslinya Raysha Lestari.

"Hmm . . . Ya sudahlah! Dari pada kita ngedumel enggak jelas kayak gini, mending akhir pekan ini kita ke mall untuk cari referensi. Mana tau kita nemu solusinya" Usul gadis bernama Briana Caroline MC gadis berparas blasteran yang sejak awal hanya diam saja mendengarkan keluhan mereka.

"Ya sudah, ehh tapi gue enggak mau yang aneh-aneh ya". Sambung Anya.

"Iye iye Miss Perfeksionis". Jawab si Ray sambil menarik bando yang ada di kepala Anya.

"Iihh elu resek banget sih, kan jadi kusut rambut gue". Anya merasa jengkel dan cepat cepat merapikan rambut nya.

"Biarin. Lagian sok kecakapan banget sih loe. Dasar sok imut". Ray membalasnya.

"Udah deh, kalian enggak usah pada bising, lihat tuh mereka pada ngelihatin kita, malu tau". Briana mencoba menghentikan kedua sahabatnya itu sembari melirik ke sekitar kantin yang sudah berapa pasang mata melihat ke arah mereka.

Raysha dan Anya tersenyum kikuk karena menjadi pusat perhatian siswa lain nya.

"Sebaiknya kita masuk kelas saja yuk. Lagian gue sudah jenuh di sini". Ray berkata dan langsung menarik tangan Briana.

"Ya sudah yuk. Gue juga sudah malu di lihatin mereka gara-gara kalian". Briana menyetujuinya sembari melirik siswa lainnya.

"Gara-gara si Ray itu". Cibir nya.

"Ehh enak saja gara-gara gue". Ray merasa tidak terima atas tuduhan Anya namun di hentikan oleh Briana.

"Sudah donk! Kalian ini ya, setiap hari enggak ada habis nya ya, gue tinggal nih". Ujar Briana kemudian beranjak meninggalkan kedua sahabat nya.

Briana berjalan menuju ke kelas XII IPA 1. Dia berjalan menyusuri koridor sekolah yang di ikuti kedua sahabatnya dari belakang.

Briana cukup popular di sekolah dikarenakan dia satu-satu nya siswi yang berketurunan blasteran Indonesia dan Jerman. Dia memiliki yang wajah cantik berkulit putih nan mulus, tubuhnya yang tinggi semampai bak model international, belum lagi hidungnya yang mancung serta matanya yang berwarna olive green menunjukkan dengan jelas bahwa dia adalah gadis indo.

Tak sedikit para siswa cowok ingin mendekatinya. Dan tak sedikit juga para siswi cewek cemburu pada nya. Walau pun begitu Briana tidak pernah menghiraukan mereka. Briana tak pernah perduli dengan omongan-omongan orang lain, yang selalu mengatakan dirinya seorang gadis yang sombong dan merasa cantik.

Semua mata tertuju pada Briana, setiap kali dia menyusuri koridor melewati siswa lainnya dan tak jarang mereka menegur sapa dirinya, namun Briana selalu acuh pada mereka bahkan melirik sekali pun tak pernah.

"Bri.....". Terdengar suara teriakan seorang siswa cowok memanggil Briana.

Briana pun menoleh ke pusat suara, yakni membalik badannya. Ia melihat sosok tampan, berkulit kuning langsat serta berbadan tegap tinggi yang memanggilnya itu. Ia siswa cowok bernama Ryo Dermawan biasa dipanggil Ryo.

"Ada apa?". Tanyanya dengan ketus.

"Emm. . . . Gini Bri, nanti di acara pensi, kita bakal mengadakan festival drama dongeng putri salju. Nah maksud aku selaku ketua osis mengusulkan kamu yang dipilih untuk jadi pemeran putri saljunya. Karena menurut aku, pemeran itu pas banget untuk kamu. Gimana? Kamu bersedia enggak untuk memerankan peran putri salju?". Ryo mengutarakan usulannya kepada Briana setelah ia sudah bersepakat bersama anggota panitia osis lainnya.

"Gue enggak mau! Loe cari saja cewek yang lain". Tolaknya mentah-mentah lalu beranjak selangkah.

Anya dan Ray terkejut mendengar penolakannya.

"Tapi Bri. Please tolong kami. Ngitung-ngitung kamu membantu untuk menyukseskan acara sekolah di akhir tahun ajaran kita". Ryo menahan langkah Briana.

"Kalau gue bilang enggak mau, ya enggak mau. Jangan paksa gue. Dengan menyelenggarakan acara pensi pakai tema dress to empress saja sudah membuat gue pusing, ck". Ujar Briana sedikit kesal lalu pergi meninggalkan Ryo tanpa menunggu tanggapannya.

Sedangkan Ryo hanya terdiam menatap kepergian Briana bersama dengan Anya dan Ray sembari menghempaskan nafasnya. "Huuh. . . . ."

....

"Bri . . . kok loe jutek banget sih sama Ryo? Malah main langsung nolak lagi penawaran nya". Anya kepo setibanya mereka berada di dalam kelas dan duduk bertepatan di bangkunya Briana dan tak ketinggalan Raysha juga.

"Isssh . . . Kalian apaan sih? Pakai dempet-dempetan seperti ini duduknya". Briana mendorong pelan tubuh kedua sahabat nya itu.

Dan Raysha pun mengalah, ia segera duduk di bangku depan namun membalikkan badannya.

"Elo ya . . .! Semua cewek-cewek di sekolahan pada berebut ngedapatin peran itu, ini loe yang langsung di tawarin sama mereka malah langsung di tolak gitu saja". Ucap Ray merasa heran sembari melihat wajah Briana.

"Iya betul tuh, gue saja kalau ada audisinya bakal mau ikutan". Timpal Anya.

"Ya sudah, loe saja sonoh yang meranin tuh peran, kalau gue sih ogah". Jawab Briana sembari memutar kedua matanya kemudian mencomot buku pelajarannya.

"Hmp .. . Loe ya! Benar rumor yang dibilang satu sekolah. Loe itu sombong, mentang-mentang loe cantik jadi loe bisa sok jual mahal gitu". Anya keceplosan mengatakan hal itu.

"Bodo amat. Gue sama sekali enggak perduli mereka mau bilang apa tentang gue. Kalau loe mau sama peran itu, silahkan ambil saja sana. Loe bisa memintanya sendiri sama Ryo". Briana memang secuek itu.

Sedangkan Ray melirik raut wajah Anya yang terlihat sangat kesal atas sikap Briana.

.

.

Briana terdiam sendirian sembari duduk di bangku taman sekolahnya. Seisi gedung sekolah sudah hampir kosong dengan para murid mengingat sudah jam pulang sekolah. Briana masih terbengong sembari melihat kakinya yang dia ayun-ayun kan.

"Cukup! Aku tak mau kejadian itu terulang lagi". Ucapnya dalam hati.

Dari jauh Ryo yang baru keluar dari gedung aula sekolah tak sengaja melihat Briana disana.

"Itu kan Briana! Kenapa dia belum pulang juga jam segini?". Ryo berencana ingin menghampirinya namun ia mengurungkan niatnya itu.

Ia menghentikan langkah kakinya di balik tiang yang tak jauh dari keberadaan Briana. Ia hanya bisa memperhatikan Briana dari balik tiang tersebut hingga Briana pun beranjak dari tempatnya.

Briana berjalan menuju ke parkiran sekolahan yang terparkir mobil sedan berwarna merah dan mobil sport berwarna hitam. Briana pun berlalu dengan mobil sedan merahnya. Ryo yang sejak tadi mengikutinya dari belakang pun juga berlalu dengan mobil sport hitamnya.

1
Fidha Miraza Sya'im
Biarkan Bintang Yang Menjawab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!