NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitria callista

Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.

Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 34

Deris yang gelap mata, ingin mengoyak pakaian Gricelin.

Gricelin terus meronta, walaupun sebelumnya dia pernah melakukan surga dunia langsung bersama tiga kembar.

Tapi dia juga bukan perempuan hina yang harus melayani siapapun juga.

Sebelumnya, dia mau melayani Rava karena Rava memang sudah membayarnya dan dia juga tinggal dirumah Rava.

Sedangkan Deris, dia hanya majikannya sekarang.

Bahkan saat bekerja menjadi pelayan disuruh memakai baju seperti ini, sebenarnya Gricelin sadar.

Hal yang dilakukan oleh Deris adalah bentuk penghinaan dan juga pelecehan.

Gricelin memilih untuk menyimpan tenaganya, toh dia hanya seorang perempuan.

Tidak akan sanggup melawan, apalagi mengingat dirinya yang sekarang ini hamil.

"Grice, kamu hanya wanita hina yang merebut Rava dari Angel. Harusnya kamu itu ... " Belum sempat Deris melanjutkan ucapannya, pintu kamar Deris terbuka lebar.

Sontak saja, Gricelin dan juga Deris menoleh ke arah pintu.

Deris berkata dengan nada terbata, "Ra ... Rava ... "

Dylan mengangguk setelah mendapatkan kode dari Rava, dia menjauhkan tubuh Deris dari atas tubuh Gricelin.

Tatapan Rava menggelap, saat melihat keadaan Gricelin.

Bahkan dada calon istrinya itu hampir sepenuhnya terlihat.

"Dylan, kamu hajar dia di luar!" titah Rava karena tidak ingin asisten pribadinya melihat tubuh Gricelin.

Dylan mengangguk, dengan cekatan dia menyeret tubuh Deris keluar kamar.

Rava berjalan mendekat ke arah Gricelin, ingin menyentuhnya, tapi gadis itu malah menepis kasar tangan Rava.

Rava curiga, mungkin ada sesuatu hal yang dikatakan oleh Angel dan Jordan, lantas Ia pun bertanya, "Celin apa yang terjadi?"

Kedua tangan Gricelin tanpa sadar terkepal, saat mendengar suara Rava yang terdengar cuek dan tidak peduli.

Gricelin menatap Rava dengan amarah yang berkobar.

Sementara Rava yang ditatap seperti itu bingung, tapi ia tidak terkejut sama sekali.

Nyatanya dengan mudah Angel juga bisa menipu Jordan, karena hal itulah Rava tidak terlalu terkejut.

"Apakah kamu akan meninggalkanku dan berselingkuh dengan wanita lain setelah aku melahirkan!" ucap Gricelin dengan nada emosional.

Rava malah menaikkan satu alisnya, setelah itu tersenyum manis.

Senyumannya sangat tampan, Gricelin sempat terpana sebentar.

Namun akhirnya dia teringat, kalau sekarang posisinya dia seorang pelakor yang ditipu oleh seorang suami keji yang tidak tahu diri.

Jadi dia memilih untuk kembali marah.

Saat amarah Gricelin akan sampai dipuncaknya, Rava malah memeluk tubuhnya.

"Apapun yang terjadi, aku nggak akan pernah meninggalkanmu dan bayi kita. Tolong kamu jangan percaya dengan orang asing!" kata Rava dengan nada suara yang terdengar lembut, bahkan dia mengelus punggung Gricelin dengan penuh cinta.

Hal yang Rava barusan langsung membuat Gricelin menangis kencang.

Selama bebarapa hari berada dirumah Deris, dia sangat merindukan sosok Rava yang selama ini sangat baik padanya.

Setelah ayahnya meninggal dunia, hanya Rava yang terlihat tulus padanya, menyayanginya seperti mendiang ayahnya.

Walaupun Gricelin sendiri belum bisa memastikan, apakah dirinya sudah jatuh cinta dengan Rava? Tapi di kehamilannya yang lumayan sulit ini, dia sangat merindukan sosok laki-laki yang biasanya disampingnya.

Gricelin menangis sesenggukan, disela-sela tangisannya dia berkata, "Kenapa kamu jahat? Kenapa kamu tega membohongiku?"

Rava berusaha bersabar, dia melepaskan pelukannya.

Mengusap air mata yang terus mengalir dari kedua pelupuk mata Gricelin.

"Sekarang aku tanya sama kamu, memangnya kesalahan apa dan kebohongan apa yang aku lakukan padamu?" tanya Rava dengan suara yang sangat lembut.

Gricelin dengan lantang menjawab, "Kamu sudah menikah dan punya anak ... "

Wajah Gricelin merah padam, dia berapi-api. Dengan tenaga kecil dia reflek memukuli dada Rava yang sekarang ini mencodong ekspresi tubuhnya.

"Kamu jahat ... Kamu penipu ... " Sementara Rava yang dipukuli, hanya diam seraya memasang senyuman manis.

Dylan pun yang akan masuk kedalam kamar dan melaporkan jika sekarang ini Deris sudah dibawa ambulance, hanya bisa tertegun melihat Rava yang tersenyum saat Gricelin memukulinya.

Dylan yang masih sulit untuk mempercayai pemandangan yang ada didepannya, dia lantas mengucek matanya beberapa kali.

Guna memastikan, jika pemandangan yang ada didepannya memang nyata. Mengingat Rava selalu mendapatkan pujian dan belum pernah mendapatkan perilaku seperti ini.

Tapi yang terjadi, malah semakin membuatnya tercengang.

Rava hanya diam saat Gricelin bersikap kurang ajar padanya.

Bahkan kedua bola mata Dylan menyipit, saat Rava malah tersenyum lebar seraya mengelus punggung Gricelin.

Ia yang sudah bekerja lama sekali diperusahaan milik Rava, belum pernah melihat Rava tersenyum seperti ini.

Sebenarnya bukan hanya Dylan yang heran, Rivan yang baru saja sampai juga nampak tercengang.

Dia tidak menyangka, ternyata kakakknya memang benar-benar sangat mencintai Gricelin.

"Lebih baik kita keluar dari sini, Ayo!" ajak Rivan.

Dylan pun mengangguk dan menutup pintu, sementara Rivan pergi lebih dulu.

Sementara Dila yang tadi datang bersama dengan Rivan, langsung pergi menuju rumah sakit menyusul kakakknya yang pingsan dan kembali mengalami masalah dijantungnya.

Tangisan Gricelin reda, bahkan dia merasa tangannya pegal karena Habsi memukuli Rava.

"Mau aku pijit dulu? Atau mau aku beri penjelasan," ucap Rava dengan wajah tenang.

Gricelin sedikit malu, dengan sikapnya tadi yang kekanak -kanakan.

"Gimana?" tanya Rava lagi setelah melihat Gricelin termenung.

"Aku lapar, aku ... Mau makan!" Jawabnya, mengingat dia harus bertanggung jawab dengan bayi dikandungannya.

Dia tidak boleh membiarkan bayinya itu kelaparan.

"Oke ... " Rava melapskan jasnya, lalu mamakaikanya pada Gricelin.

"Apa yang dikatakan Angel padamu?" tanya Rava.

Wajah Gricelin yang sebelumnya lebih baik, sekarang berubah murung setelah Rava membicarakan Angel.

Tapi Gricelin yang ingin mendengar dari sisi Rava akhirnya memilih mengatakan semua apa yang dikatakan oleh Angel sebelumnya.

Wajah Rava menggelap, setelah Gricelin selesai menceritakan semuanya.

Tapi saat Gricelin melihat ke arah Rava, Rava kembali mengubah mimik wajahnya lagi menjadi biasa saja.

Tidak menunjukkan amarahnya sama sekali.

Setelah Gricelin selesai menjelaskan semua hal yang menimpa dirinya, Rava pun mulai menjelaskan semua hal versi dirinya.

"Tapi ... Angel sepertinya tidak berbohong. Dia menunjukkan beberapa bukti," ucap Gricelin yang masih meragukan ucapan Rava.

Sekarang ini Gricelin dan Rava sudah berada dimobil bersama dengan Rivan dan Dylan yang duduk dikursi depan.

"Kalau kamu nggak memercayainya, kamu bisa tanya Rivan? Kalau nggak asisten pribadiku itu Dylan. Bukti yang dibuat oleh Angel dan Jordan bisa saja hanya sebuah foto yang diedit."

Kedua alis Gricelin masih menyatu, setelah mendengar penjelasan Rava.

Rava dengan sabar berkata lagi, "Besok pagi kita ke catatan sipil. Nanti kamu bisa tanyakan statusku lewat petugas disana. Mereka akan memberikan bukti yang kuat padamu!"

Gricelin menatap Rava disertai dengan anggukan.

Mobil yang dikemudikan Dylan akrhinya berhenti dibandara, tapi hanya Dylan, Rava dan Gricelin saja yang naik pesawat guna kembali ke kota Utara.

Sementara Rivan memilih pergi ke rumah sakit dulu, mengingat dia memiliki kerja sama dengan Deris.

Bagaimana pun juga dia harus menunjukkan rasa simpatinya.

Walaupun dia sendiri belum tahu secara langsung dari mulut kakaknya, tentang kakaknya yang membabi buta memukul Deris.

Tapi melihat baju Gricelin yang sexy dan koyak, dia bisa menebak apa yang terjadi.

Bagaimana pun juga, dia menyadari kecantikan Gricelin.

Semua pria tetap berhasrat padanya, apalagi mengingat pakaiannya yang sexy.

Dan dia juga harus mendengarkan dari sisi Deris, kenapa dia bisa membawa Gricelin ke rumahnya?

Jadi dia tidak asal berasumsi buruk, mengingat dia juga memiliki kerja sama dengan Deris.

Saat Rivan sampai dirumah sakit, dia langsung pergi ke ruang operasi.

Dila sudah duduk didepannya ruang operasi dan menangis sesenggukan.

Dengan wajah muram, Dila menghampiri Rivan dan menamparnya.

1
Nur Adam
lnjut
Nur Adam
l njut
Nur Adam
lnjut tlong thoor jgn terlalu byk komplik..gracelin jg berhak bhgia
Isolde
Author jago banget bikin cerita gini, 😍terharu
Fitria Callista: Terimakasih banyak untuk komennya kak, bikin semangat.
total 1 replies
SGhostter
Suka banget sama karakter di cerita ini, tambah banyak lagi ya thor!
Fitria Callista: terima kasih banyak kak sudah mau komen, jadi semangat mau nulis.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!