menceritakan tentang wanita gemuk yang bernama Zoya, yang di khianati oleh calon suaminya dan sahabatnya sendiri.
Dan mengisahkan seorang pria yang sangat rupawan bernama Raka, tapi suka berpenampilan seperti gelandangan.
dari pertemuan Zoya dan Raka tanpa di sengaja, menjadi kisah awal dari cinta keduanya yang berliku dan juga penuh rintangan.
dan juga dari pertemuan mereka menghasilkan dua anak-anak yang sangat lucu.
dan seperti apa kisah mereka....
baca terus kisah mereka dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
wah Alvin dan Calvin ya
"nenek, Alvin boleh ke taman sebentar."
"Alvin mau ke taman,"
"iya nek, di rumah terus tanpa kegiatan membosankan nek."
"ya sudah nenek antar ya."
"tidak usah nenek, Alvin bisa berangkat sendiri kok."
"tapi Al..."
"nek, Alvin itu Ming depan sudah lima tahun, kalau terus-terusan di manja kapan Alvin akan mandiri nenek."
"baiklah, tapi kamu harus hati-hati ya Al."
"iya nek, Alvin pergi ketaman dulu nek."
"ak, bawa air minum dan bantal kecil, biar kamu bisa rebahan di sana."
"iya nenek."kata Alvin yang segera mengambil bantal kursi dan juga sebotol air putih.
"nek Alvin berangkat."kata Alvin yang segera keluar dari rumah.
"iya Al."kata Luisa yang pelan-pelan mengawasi Alvin dari kaca jendela.
Alvin tampak berdiri sejenak dan melihat kanan dan kiri jalan sebelum menyebrang ke taman di depan rumah Zoya.
"anak itu, kepandaiannya di atas anak seusianya. Tapi kenakalannya sesuai dengan usianya."kata Luisa saat melihat Alvin yang sudah sampai di taman dan duduk di bangku taman.
Luisa kembali mengerjakan pekerjaannya.
Sedangkan Alvin segera membaringkan tubuhnya di kursi taman dan memakai bantal yang dia bawa.
"ah membosankan, kenapa harus libur sekolah sih."keluh Alvin sambil duduk di bangku taman yang ramah dengan anak-anak.
"sekarang apa yang harus aku kerjakan, tidak ada teman bermain, dan laptopku di sita mami. Ini benar-bebar membosankan, sudahlah setidaknya aku bisa menghirup udara segar di taman ini."kata Alvin yang mulai merebahkan diri di kursi taman dan menghirup udara segar.
"tuan muda kita duduk di sini saja ya."
"iya. Mbok."
"si anak manja datang."gumam lirih Alvin sambil memejamkan matanya, saat ada anak seusianya duduk di belakang kursinya.
"segarkan den,"
"Ita mbok. Mbok bisa tinggal Calvin sendirian disini, Calvin ingin tenang sebentar."kata anak yang ternyata adalah Calvin.
"tapi den..."
"ayolah mbok, Calvin ingin tenang sebentar saja. Lagi pula papi tidak akan tau."
"baiklah, tapi hanya setengah jam saja ya."
"satu jam mbok,"
"tapi nyonya besar pasti akan tanya den."
"bilang saja, Calvin ingin tenang sebentar di sini mbok.
"tapi dek...."
"sudah bilang sama nenek juga begitu mbok."
"tapi Aden sendirian di sini."
"Jangan kuatir mbok, kan bisa di kontrol dari cctv, janji Calvin tidak akan kemana-mana."
"benar ya den jangan kemana-mana."
"iya mbok, sudah sana pergi."
"baiklah, ini air minum dan bantalnya, biar Aden bisa sambil rebahan di kursi."
"terima kasih ya mbok."
"iya mbok pergi dulu ya."kata mbok Darmi yang kemudian melangkah pergi kembali ke rumah.
"Calvin, kenapa namanya bisa sama dengan masuk kembarku, aneh sekali."gumam lirih Alvin yang berbaring di kursinya.
"memangnya adik kembar kamu bernama Calvin juga."kata Calvin menjawab kata-kata Alvin.
"iya, memangnya salah kalau nama adikku itu Calvin."
"enggak, gak ada yang salah. kamu pasti senang dan tidak kesepian seperti aku, karena ada adik kembar kamu."
"adik kembarku itu sudah meninggalkan saat baru saja lahir."
"oh maaf."
"iya tidak apa-apa."
"Ohya nama kamu siapa."
"kenalkan namaku Alvin."kata Alvin sambil menyodorkan tangannya di sela-sela kursi.
"Calvin."jawab Calvin sambil membalas jabatan tangan Alvin.
"kamu."kata Alvin dan Calvin bersamaan.
"kenapa wajah kita bisa mirip"kata Alvin yang kemudian duduk dan melihat ke arah Alvin.
"benar, kenapa aku seperti melihat diriku di cermin. Kamu itu manusia kan."kata Calvin sambil terus melihat Alvin yang melihatnya.
"ini bukan cermin, tapi nyata Calvin."
"oh benarkah coba cubit pipiku. Auuu sakit, ternyata benar Al."kata Calvin sambil mengusap pipinya yang di cubit Calvin.
"apa kamu tinggal di daerah sini juga Vin."
"iya, aku tinggal di rumah itu Al, kalau kamu dimana."
"itu, aku tinggal di rumah itu, kami baru pindah dari Prancis dua Minggu yang lalu."
"aku juga baru datang dari Prancis hari Minggu kemarin."
"benarkah, jadi kamu dari Prancis juga."
"iya, tapi kenapa kita tidak pernah bertemu."
"Calvin, Prancis itu luas, jadi tidak mungkin kita bertemu."
"kamu benar juga Al, terus kamu kenapa sendirian di sini."
"ah, aku sedang bosan di rumah Vin."
"kenapa."kata Calvin yang berjalan dan langsung duduk di samping Alvin.
"aku juga sama, sangat bosan harus di rumah terus."kata Calvin yang memiliki gaya yang sama dengan Alvin.
Alvin dan Calvin saling bercerita panjang dan lebar, sambil bermain dan tertawa.
Dan saat mereka lelah akhirnya mereka tertidur di kursi panjang yang sama.
"deb Calvin, den. Kemana den Calvin pergi."kata mbok Darmi saat datang untuk menjemput Calvin.
"oh pindah kursi ya. Aduh gantengnya saat tidur."kata mbok Darmi yang langsung menggendong Calvin dan membawa bantalnya pulang ke rumah.
Mbok Darmi segera berjalan menuju ke rumah Raka.
Sementara itu di rumah Zoya.
"sayang, kemana Alvin kok rumah sepi."kata Bastian yang baru datang setelah mengunjungi restoran yang mereka bangun.
"di taman sayang, tolong jemput dia, sudah dari tadi dia di taman."kata Luisa yang sedang sibuk di dapur.
"baiklah."kata Bastian yang langsung menuju ke taman tempat Alvin bermain
Bastian berlari kecil untuk menuju ke taman, dan tampak Alvin sedang tidur di kursi taman.
"dia tertidur di sini ternyata. Baiklah cucu kakek, sekarang ayo kita pulang."kata Bastian sambil mengendong Alvin pulang ke rumah.
"ma, mana Alvin dan papa, kok sepi saja."
"papa kamu menjemput Alvin ke taman Zo."
"oh begitu, memangnya Alvin pergi sendiri ke taman ma."
"iya, kamu tau sendiri seperti apa putra kamu itu, dia tidak mau di temani ke taman Zo."
"iya, terkadang dia bersikap sangat dewasa ma."
"iya, pada hal Minggu besok dia baru lima tahun."
"iya, loh Alvin tidur pa."kata Zoya saat melihat Bastian datang.
"iya, dia tertidur di kursi taman Zo, jadi papa gendong, kalau tidak mana mau di gendong."
"papa benar, berikan ke Zoya biar Zoya bawa ke kamarnya."
"baiklah, sekarang dia sudah semakin berat saja."
"papi..."suara Alvin lirih.
"apa, dia mengigau memanggil papi."kata Bastian sambil menyerahkan Alvin pada Zoya.
"mungkin dia merindukan sosok papi di sampingnya pa."
"kamu benar Zo, sebaiknya segera cari pria itu, agar Alvin tidak merindukan sosok seorang ayah lagi."
"iya pa, rencananya besok Zoya akan pergi ke pantai itu, untuk mencari pria itu."
"baguslah, Ohya apa nanti malam kamu akan datang ke pesta keluarganya Rara."
"mungkin ma, dan Rara juga meminta Zoya membawa Alvin."
"ya sudah, sana tidurkan biar nanti dia bisa ikut."
"baik ma."kata Zoya yang langsung melangkah ke kamar Alvin.
"mbok, di mana Calvin."kata Raka yang baru saja masuk rumah.
"ada di kamarnya den. Dia sedang tidur."
"ada apa kamu menanyakan Calvin Raka."
"Raka merindukan dia ma."
"kamu ini, seperti berpisah lama saja sama Calvin, pada hal baru tadi pagi kamu melihatnya."
"iya, rapi ini rindu yang berbeda ma."
"kamu ini, ya sudah sana lihat putramu itu."
"baiklah, Raka naik dulu ma."
"Ohya jangan lupa nanti datang ke pesta Tante Rianti Raka."
"iya nama, tapi kalau sempat."kata Raka yang langsung menuju ke kamar Calvin.
"dasar anak itu. Tapi kenapa wajah Calvin sangat mirip dengan Raka waktu kecilnya, atau Raka menyembunyikan sesuatu dariku. Aku harus tanya sama dia tentang hal ini."kata Sinta yang kemudian duduk dan melanjutkan rajutannya lagi.
"ternyata dia bisa tidur dengan gaya seperti itu."kata Raka yang masuk ke kamar Calvin.
"nak, maaf ternyata selama lima tahun ini, aku tidak menyadari kalau kamu adalah putra kandungku. Dan mulai sekarang, kamu akan mendapatkan nama belakangku dan papi akan segera membawa mami dan saudara kembar kamu kesini, untuk berkumpul bersama kita."kata Raka sambil membelai rambut Calvin.
Raka mencium kepala Calvin dengan lembut, dan menyelimuti tubuh Calvin dengan selimut kesukaannya.
"mami, gak mau pakai selimut."kata Calvin tiba-tiba.
"apa..."kata
