Antara Cinta Dan Cita-cita

"emangnya udah ada yang jadian ini?"

Ucap Andre yang kembali terlihat heran melihat agung nervous, padahal seumur dia kenal sama Agung dia nggak pernah lihat Agung nervous dan dia juga nggak pernah lihat Agung tertarik segitunya sama cewek.

kalaupun ada cewek yang dikagumi oleh Agung mungkin hanya pada Dila, dia tahu sebenarnya Agung ada rasa sama Dila dan Dila juga sebenarnya sangat mengagumi Agung, namun karena mereka takut persahabatan mereka rusak gara-gara cinta mereka hanya memendam perasaan mereka.

"nggak lah cuman teman" jawab Agung

"teman apa teman?"

"eh bang Agung kan suaranya bagus nyanyi dong bang ?"

ucap indah karena dia memang pernah mendengar Agung bernyanyi di kampus.

"Oke untuk pembukaan malam ini, biar aku coba menyanyikan satu lagu, selanjutnya baru si ridho yang tampil

"baiklah saya akan menyanyikan sebuah lagu ciptaan saya sendiri"

ingin ku pandangi wajahmu

yang menarik hatiku

yang menggugah hasratku

tuk bisa memilikimu

wajahmu yang cantik bagai bulan purnama

bibirmu yang merekah bagai buah delima

semua yang ada padamu

membuatku ingin memilikimu

ke puja kau bagai bulan purnama

kau cantik bagai Dewi dari kayangan

semua yang ada padamu

membuatku ingin memilikimu

terdengar tepuk tangan yang meriah dari para pengamen , Babar serta anak buahnya, termasuk indah dan Andri begitu pula dengan Fika setelah Agung selesai menyanyikan lagunya.

"lagi...."

"tambah satu lagu lagi...."

"ayo bang nyanyi lagi ...."

"lanjut bang ..."

"bos satu lagu lagi bos..."

teriakan terus terdengar dari orang-orang yang ada di sekitar lapak gerobak jamu, mereka meminta agar Agung menyanyikan satu lagu lagi

akhirnya Agung menyanyikan satu lagu yang pernah hits yaitu cinta dalam hati.

setelah selesai menyanyikan lagu cinta dalam hati Agung kembali ke tempat duduknya dan ridho mulai menghibur dengan lagu-lagu andalan mereka.

orang-orang yang lewat di depan lapak gerobak jamu banyak yang tertarik dan singgah, mungkin karena merasa aneh belum pernah ada yang melakukan hal seperti ini membuat mereka penasaran.

dalam waktu singkat tempat duduk sudah penuh sehingga Agung bersama yang lainnya meninggalkan lapak grobak jamu.

mereka nongkrong di sebuah kafe yang yang masih berada di jalan Iskandar muda.

"lihat tuh Fik, susah loh nyari cowok multi talenta seperti bang Agung"

ucap indah ketika mereka telah duduk di dalam cafe

Fika tidak membantah dan hanya diam namun di dalam hatinya ada keluhan yang tidak bisa lepaskannya.

"selanjutnya apa yang harus kami kerjakan bang?"

Babar dengan ragu-ragu takut Agung marah mencoba untuk bertanya kepada Agung

mendengar pertanyaan Babar terlihat Agung diam merenung, Agung sebenarnya ingin mereka beralih pekerjaan, namun Agung sadar untuk saat ini dia tidak mampu membiayai mereka atau mencarikan pekerjaan lain untuk mereka.

"terima kasih atas kehadiran kalian, untuk saat ini hindarkan saja kegiatan-kegiatan kriminal dan tolong diawasi lapak yang ada di Gatot Subroto dan Iskandar muda"

"tidak masalah bang dijamin aman tapi kawan-kawan ada permintaan bang"sahut Babar

"permintaan apa?"

"kalau abang punya waktu, kami mau belajar silat sama bang"

"hahaha nggak usah lah aku belum bisa jadi guru tapi nanti kalau ada waktu aku ajari satu dua jurus aja dan cara meningkatkan kekuatan kalian"

Babar dan anak buahnya terlihat senang mendengar ucapan Agung, mereka sangat kagum menyaksikan kemampuan Agung dalam bertarung.

"gimana ndre, cocok nggak ide gua pakai para pengamen itu?

"mulai dari dulu elu itu idenya selalu cemerlang, makanya gua nempel terus sama lu, gua jadi sarjana aja 50% karena elu"

semua orang tertawa mendengar kejujuran Andre yang mengatakan dia bisa sarjana dengan bantuan Agung.

"iya bener tuh bang Andre kalau bang Agung anak konglo mungkin dia sekarang sudah jadi orang terkaya nomor 1 di negara ini idenya kinclong semua"

Indah memang sangat mengagumi kemampuan Agung, menurut Indah sangat disayangkan Agung lahir dari keluarga biasa.

"sudah jangan terlalu banyak muji bisa-bisa aku besar kepala nanti"

pembicaraan mereka terus berlanjut, dan pada jam 10.00 malam mereka akhirnya bubar, karena Fika tidak diperbolehkan orang tuanya pulang larut.

keesokan harinya Agung mulai berpikir apa yang akan dia lakukan untuk menarik pelanggan di 8 lapak lainnya, 2 lapak yang di Gatot Subroto dan Iskandar muda telah banyak pelanggan namun lapak lainnya hasilnya belum memuaskan.

sementara itu Fika semakin merasa tertekan, jujur di dalam hatinya dia mulai menyukai Agung namun ganjalan untuk nya terlalu besar karena orang tuanya tidak memperbolehkan dia pacaran dan kalau ada lelaki yang menyukainya maka lelaki itu harus langsung melamarnya.

pernah dulu sewaktu masih kuliah di semester 1 Fika pernah dekat dengan cowok temen kuliahnya namun hubungan mereka akhirnya kandas setelah orang tua Fika mengetahui hubungan mereka dan melarang Tika untuk melanjutkan.

orang tuanya memberi ultimatum kepada Fika jika tidak boleh pacaran dan akan langsung nikah.

saat ini Vika sedang berada di tempat kerjaannya yaitu sebuah klinik yang berada di jalan Gatot Subroto

"Fik dipanggil dokter Wawan itu"

Fika hanya mengangguk dan berjalan ke ruangan dokter Wawan, Fika mengetuk pintu ruangan dokter Wawan.

"masuk"

Fika masuk ke dalam dan menyapa dokter Wawan

"siang dok, dokter memanggil saya?"

"ya silakan duduk"

Fika di kursi di depan meja dokter Wawan.

"ada apa kira-kira Dok""

"nanti malam rencananya saya mau ngajak kamu nongkrong"

Fika mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari dokter Wawan dia memang tahu dokter Wawan sering memperhatikannya namun sampai saat ini jujur Fika tidak tertarik dengan dokter Wawan.

Fika tidak terlalu suka dengan karakter dokter Wawan yang menurut Fika Dr Wawan bukanlah cowok gentle bahkan terkesan anak mami.

"maaf dok, saya gak bisa, nanti malam ada sudah ada janji"

Dr Wawan mengerutkan keningnya, ada rasa tidak nyaman mendengar Fika sudah ada janji

" Fika kapan kira-kira ada waktu ?"

"belum tahu dong nanti kalau ada waktu saya kabarin"

walaupun Fika mengerti maksud dari dokter Wawan namun dia masih coba menghindar dengan cara menolak secara halus.

"okelah saya tunggu kabarnya Saya harap Tika punya waktu dalam waktu dekat"

Fika hanya mengangguk., dia terlalu sungkan untuk menolak secara kasar Karena bagaimanapun klinik ini adalah milik dokter Wawan

"kalau begitu saya pamit dulu dok masih ada kerjaan lain"

ketika Fika meninggalkan ruangan dokter Wawan,Fika hanya bisa menarik nafas, dia tidak tahu harus berbuat apa, dia memang mulai tertarik pada Agung namun sebatas tertarik dan yang paling mengganjal dihatinya dia tahu agung belum siap untuk menikah saat ini.

muncul dilema di hati Fika, apa yang akan dia jawab jika nanti Agung mengungkapkan perasaannya.

waktu terus berputar usaha dagang gerobak jamu mulai berkembang untuk mengatasi kurangnya pelanggan 8 lapak yang lainnya Agung masih memakai cara menggunakan para pengamen untuk menarik pelanggan.

sesekali Agung akan bergabung dengan para pengamen untuk menyumbangkan beberapa lagu seperti malam ini dia sedang berada di lapak gerobak jamu di jalan Sisingamangaraja

Ketika Agung selesai bernyanyi tiba-tiba seorang anak kecil berusia 12 tahun menghampirinya.

"Om Putri mau duet sama Om boleh nggak?"

"emangnya mau nyanyi apa?"

"Om tahu nggak lagu Ada apa Dengan cinta?"

"Putri mau duit sama Om lagu Ada apa Dengan cinta ya"

"ya Om boleh nggak?"

"Oke ayo biar Om yang mainkan gitarnya"

Agung dengan piawai memetik gitarnya dan Putri mulai menyanyikan lagu Ada apa Dengan cinta.

ternyata suara Putri sangat merdu dan duet mereka benar-benar menawan.

Agung harus mengakui dia jarang jumpa duet sebagus suara Putri sehingga mereka berdua menghayati lagu yang mereka nyanyikan.

para pembeli terpesona dengan duet Putri dengan Agung sehingga banyak yang tidak jadi meninggalkan lapak setelah membeli jamu dan bahkan ada beberapa orang yang lewat singgah hanya untuk mendengarkan duet Agung dan Putri.

tepuk tangan begitu meriah ketika Agung dan Putri selesai bernyanyi.

"terima kasih ya Om udah mau berduet sama Putri suara om betul-betul bagus lo"

"hahaha.…suara Putri jauh lebih bagus dan suara om suara putih itu bersih dan tinggi nya Putri datang sama siapa kemari"

"sama papa Om tadi papa beli jamu Putri tertarik dengar suara Om makanya Putri ajak duet itu papa Putri"